
Harga Pupuk Subsidi Turun, Ancaman Sanksi Bagi Kios "Nakal" di Bojonegoro
BOJONEGORO - Meskipun harga di tingkat hulu sudah turun, Zainal Fanani selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro menegaskan bahwa penurunan harga harus diikuti hingga ke tingkat kios. Ia memberikan peringatan keras kepada para penyalur agar tidak bermain harga maupun dalam bentuk lainnya yang dapat merugikan petani. Senin (3/11/2025).
“Kalau biaya distribusi tidak turun, kami akan melakukan tindakan tegas sampai pada lini 4 atau kios. Harga jual di lapangan harus sesuai dengan HET,” tegasnya.
Petani diimbau untuk berperan aktif dalam pengawasan. Jika ditemukan kios menjual pupuk tidak sesuai HET, masyarakat dapat segera melaporkannya ke DKPP untuk ditindak tegas.
Dengan alokasi pupuk Urea tahun 2025 yang mencapai 61.000 ton, dinilai cukup aman, DKPP berharap petani segera memanfaatkan momentum harga baru ini untuk mengamankan kebutuhan tanam mereka.
Sebelumnya disampaikan bahwa Penurunan HET ini diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025. Dengan turunnya harga pupuk, DKPP berharap kesejahteraan petani di Bojonegoro semakin meningkat. Petani diimbau segera melakukan penebusan pupuk karena biaya semakin terjangkau, sehingga proses pemupukan bisa tepat waktu dan berdampak langsung pada peningkatan produksi.
DIsampaikannjuga bahwa percepatan penebusan pupuk akan membantu Pemkab Bojonegoro dalam memetakan ketersediaan stok di setiap wilayah. Data penebusan yang cepat memungkinkan realokasi stok dari wilayah surplus ke wilayah yang membutuhkan, menjamin ketersediaan pupuk di seluruh kecamatan. (Sas*)




































