30 April 2024

PEPC Kembangkan Sektor Pertanian Lokal Melalui Pelatihan Pertanian Berkelanjutan

    Selasa, April 30, 2024  


BOJONEGORO - Puluhan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang berada di sekitar area Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) mendapat kesempatan mengikuti sekolah lapangan atau kursus tani. Pelatihan yang difasilitasi oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 dengan menggandeng mitra pelaksana dari Lembaga Swadaya Masyarakat setempat ini antara lain mengajarkan pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. 


Kegiatan yang berlangsung secara kontinyu ini dilaksanakan di kawasan Petak 38 Perhutani, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (25/04). Para petani yang berdomisili di desa sekitar wilayah operasi JTB ini mendapatkan pelatihan tentang tata cara bercocok tanam secara efektif dan efisien, sehingga mereka bisa mendapatkan hasil secara optimal dengan biaya minimal. 


Manager Comm. Relations & CID PEPC Regional Indonesia Timur Rahmat Drajat  menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) PEPC bersama SKK Migas yang merupakan regulator industri hulu migas. Pihaknya bersama SKK Migas memberikan atensi kepada masyarakat sekitar supaya dapat mengembangkan pertaniannya sehingga memperoleh hasil yang maksimal. "Kami  giat dalam pengembangan masyarakat tani sekitar wilayah operasi supaya mereka dapat meningkatkan hasil pertaniannya. Untuk itu kegiatan ini didesain secara proaktif agar para petani memiliki pengetahuan baik secara teori dan praktek bersama mitra pendamping berpengalaman," terangnya. 


Salah satu peserta kursus dari anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Tani Desa Bandungrejo, Lamidi mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini. Menurutnya  ilmu dan pengalaman dari kegiatan ini semakin membuka wawasannya dalam hal bertani. Sebelum mendapatkan rangkaian pelatihan ini dirinya mengira bahwa cara pengolahan lahan dan pengerjaannya hanya sebatas itu-itu saja. Lamidi seperti petani pada umumnya  masih menggunakan cara konvensional. 

"Pengalaman dari pelatihan ini saya gunakan mulai musim tanam tahun ini dan hasilnya terlihat berbeda, menjadi lebih baik. Terlebih di sini kami bisa mengurangi ketergantungan dalam penggunaan bahan kimia. Alhamdulillah diberikan pengalaman sehingga dapat diterapkan. Terima kasih. Kegiatan ini sangat membantu kami," ungkapnya.


Senada dengan Lamudi, Purwiwin yang juga anggota KTH  petani penggarap di sekitar JTB merasa dirinya jadi lebih mudah dalam melakukan penanaman hingga perawatan dengan cara yang diajarkan ini. Menurut Purwiwin hasil taninya pun  berbeda,  kelihatan lebih baik dari sebelumnya. Dengan metode yang diajarkan dalam kursus ini, selain memudahkan pengelolaan dalam bertani juga mengirit penggunaan pupuk. "Tambah pengalaman yang berharga. Kesempatan pelatihan semacam ini  jarang didapatkan oleh petani.  Pengoptimalan kompos  dan pengelolaan tanah selama proses penanaman termasuk yang diajarkan. Apalagi pupuk semakin mahal dan semakin langka, jadi kegiatan ini tepat buat para petani. Terlebih  ketersediaan bahan pembuatan kompos ada di sekitar kita," urainya.


Kegiatan ini diawali dengan cara membuat kompos secara benar supaya dapat diaplikasikan pada tanaman untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah sebelum ditanam dan pemilihan jenis bibit yang akan ditanam. Pada pelatihan kali ini, di lahan yang menjadi pusat pelatihan  ditanami beberapa jenis bibit jagung yang kemudian diobservasi secara rutin pertumbuhannya. Diharapkan dengan memanfaatkan ketersediaan bahan yang ada dan mudah didapat tidak hanya akan membantu para petani dalam mengolah dan memproduksi kompos tapi juga membantu para petani dalam menekan pengeluaran biaya pertaniannya untuk mendapat hasil yang lebih optimal.  (Red/Lis)

05 September 2022

Tolak Kenaikan Harga BBM, Demokrat Nilai Tidak Ada Upaya Penghematan yang Dilakukan Pemerintah

    Senin, September 05, 2022  


SeputarBojonegoro.com  - S. Windyasari

BOJONEGORO - Kenaikan Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) oleh pemerintah RI dinilai masih kurang tepat saatnya, karena Indonesia baru saja melewati musibah nasional yaitu dengan adanya dampak Pandemi Covid 19, dan masyarakat masih berupaya bangkir dari persoalan ekonomi secara global, hal itu disampaikan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bojonegoro Sukur Priyanto.

Menurut Sukur Priyanto bahwa Partai Demokrat tidak melihat upaya pemerintah berhemat sebelum meminta rakyat untuk hidup lebih sulit dengan menaikkan harga BBM yang akan berimplikasi terhadap kenaikan harga lainnya, termasuk bahan pokok. 


"Tidak ada upaya penghematan yang dilakukan pemerintah. Anggaran digelontorkan untuk pembangunan proyek pencitraan. Para pejabat dan aparat pemerintah memperlihatkan gaya hidup yang jauh dari kesengsaraan rakyat. Tidak terlihat tanda-tanda upaya untuk mengencangkan ikat pinggang dari operasional pemerintah," paparnya pria yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Senin (5/9/2022).


Dia juga menanyakan ketika harga minyak dunia turun, harga BBM di Indonesia tidak turun. Lalu, uangnya sekarang kemana?


Menurutnya Kenaikan harga BBM membuat kehidupan rakyat yang sudah sulit menjadi semakin sulit. Pemerintah bukannya mengurangi beban rakyat, tetapi malah menambah beban rakyat. Kondisi rakyat belum pulih akibat pandemi, malah semakin diperberat oleh Pemerintah


"Dua tahun terkini karena Covid 19 hantaman gejolak ekonomi yang terjadi sangat menganggu perekonomian masyarakat mestinya harus dijadikan pertimbangan utama pemerintah," tambah Sukur Priyanto.


Dijelaskan oleh Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bojonegoro ini bahwa Selain kenaikan tarif harga listrik, LPG dan juga pajak sangat memperngaruhi daya beli masyarakat Indonesia. Belum lagi harga kebutuhan yang dipastikan ikut melonjak sehingga stabilitas perekonian akan terganggu, "sudah pasti harga harga kebutuhan masyarakat yang lain akan ikut melonjak seiring kenaikan harga BBM tersebut," jelasnya 


Sukur meminta pemerintah pusat harus mengkaji dan mengevaluasi kenaikan harga BBM tersebut agar tidak menganggu stabilutas perekonomian masyarakat khusunya tingkat bawah. [red/sbc]

03 September 2022

Harga BBM Naik, Petugas Gabungan di Bojonegoro Lakukan Pengamanan Bersama

    Sabtu, September 03, 2022  


SeputarBojonegoro.com -  Dewi Wulan

BOJONEGORO  - Jajaran TNI – Polri, Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bojonegoro melakukan pengamanan bersama di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah hukum Polres Bojonegoro, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Kapolres Bojonegoro, AKBP Muhammad, SH, SIK, M.Si  mengatakan pengamanan adanya  kenaikan harga BBM itu sesuai dengan instruksi yang disampaikan oleh pimpinan. 


"Pengamanan pada SPBU melibatkan dari TNI-Polri, Stpol PP dan Dishub di jajaran wilayah hukum Polres Bojonegoro. Kami perintahkan melakukan pemantauan, baik di SPBU dalam kota Bojonegoro maupun SPBU yang ada di Kecamatan,” ucap Kapolres kepada awak media di Mapolres, Sabtu(3/9/2022).


AKBP Muhammad menambahkan pengamanan ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, seperti adanya aksi borong ataupun aksi penimbunan. Selain melakukan pengamanan pada SPBU dan juga memberikan imbuan kepada masyarakat untuk tidak panik dengan adanya kenaikkan harga  harga BBM dan mengedukasi kepada masyarakat dengan kebijakan yang diambil pemerintah pusat.


"Kami mengimbau kepada masyarakat Bojonegoro untuk tidak panik, belilah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan," imbuh AKBP Muhammad.


Sementara itu, pihaknya juga mengecek kesiapsiagaan personel yang ditempatkan pada masing-masing SPBU, dan anggota siaga dalam kondisi melakukan pengamanan dan mengatur antrian di SPBU untuk mengantisipasi penumpukan pembeli yang mengakibatkan kemacetan.


“Polres Bojonegoro sudah berkoordinasi dengan pengurus SPBU yang ada di Bojonegoro untuk bersama sama menjaga keamanan dan ketersediaan stok BBM sehingga tidak ada aksi borong dan tidak ada antrian panjang di sekitaran stasiun pengisian BBM,” pungkas Pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2003 ini. [red/sbc]

08 Desember 2020

Masih Pandemi Covid 19, GM JTB Himbau Seluruh Pekerja JTB Tetap Patuhi Prokes

    Selasa, Desember 08, 2020  



SeputarBojonegoro.com - General Manager Gas Project Jambaran Tiung Biru PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Charles Harianto L. Tobing mengajak seluruh pekerja di lingkungan proyek Penegmbangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) agar terus mematuhi dan meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan secara konsiten.

Terkait dengan agenda nasional yang ada pada Desember ini seperti Pilkada Serentak yang akan dilaksanakan 9 Desember mendatang  GM JTB menghimbau kepada pekerja PEPC agar memastikan diri bahwa prokes telah diterapkan selama melaksanakan hak pilihnya.

Hal ini diungkapkan oleh Charles pada kesempatan meeting bulanan perkembangan proyek JTB yang diikuti oleh seluruh komponen pekerja proyek JTB secara daring. Tidak hanya itu, GM JTB juga menghimbau kepada seluruh pekerja untuk tetap menerapkan prokes secara disiplin selama mengisi libur akhir tahun 2020, karena saat ini masih dalam masa pandemi. Menurut GM JTB ini, semua pihak perlu untuk saling menjaga diri dan menjaga keluarganya dengan kesadaran penerapan prokes selama pandemi ini.

Data yang ada saat ini memperlihatkan bahwa, di Indonesia kluster keluarga mengalami peningkatan. Hal ini sempat disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. Menurut Wiku, solusi untuk pencegahan penularan di lingkup keluarga ialah dengan mengurangi atau bahkan tidak beraktivitas di luar rumah. Kalaupun harus keluar rumah mematuhi protokol kesehatan.
 
Oleh karena itu, Charles berharap agar pada liburan akhir tahun nanti semua pekerja di JTB dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan resiko penularan. Jika tidak penting dan darurat lebih baik dapat memanfaatkan waktu yang berharga itu dengan aman dan nyaman tetap di rumah saja.

“Jika tidak ada keperluan mendesak, sebaiknya tetap dirumah saja, mengingat tren peningkatan angka konfirmasi positif harian saat ini cukup tinggi, bahkan sempat mencapai angka 8000 lebih” terangnya. “Meski sama-sama kita ketahui vaksin telah ada di Indonesia, namun kita tetap harus disiplin menerapkan gerakan 3 M dan 3 T. Karena saat ini hanya itu yang bisa memutus mata rantai penyebaran pandemi ini” pesan Charles dalam meeting virtual di Jakarta pada Senin (07/12/2020).

Adapun selain himbauan terkait penyebaran virus selama pandemi ini, dalam rapat virtual tersebut GM JTB juga mengingatkan kepada para pekerja di lapangan untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan. Situasi lapangan yang licin ditambah tingkat kesibukan yang semakin tinggi menuntut para pihak untuk lebih teliti dalam setiap melaksanakan kegiatan pekerjaannya.

Sekedar informasi, dikutip dari keterangan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem dalam tiga pekan ke depan.

PEPC tetap menerapkan standar protokol kesehatan yang tinggi dalam upaya merampungkan pekerjaan GPF dan Drilling. Upaya yang terus menjadi perhatian PEPC hingga kini antara lain bagi seluruh pekerjanya harus mematuhi 3 M, pakai masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan dengan air sabun. Selain itu, PEPC aktif melakukan gerakan 3 T, testing, tracing dan treatment bagi para pekerjanya. Setiap 14 hari sekali, pekerja wajib mengikuti rapid tes maupun PCR bagi yang dari luar kota dan masuk ke Bojonegoro. (Liss/Red)

04 Desember 2020

Sosialisasikan Tahapan Well Test Jambaran Central, Komitmen PEPC Dalam Garap Proyek Strategis Nasional

    Jumat, Desember 04, 2020  
SeputarBojonegoro.com - Sebagai operator Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) yang ditetapkan oleh Presiden RI sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) terus menunjukan kemajuan setiap tahap pelaksanaan pekerjaannya. Hal ini terlihat dalam kegiatan Sosialisasi Kegiatan Well Test Jambaran Central yang dilaksanakan di Balai Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (04/12).

Kegiatan Sosialisasi Kegiatan Well Test Jambaran Central JTB salah satu tujuannya ialah untuk bersilaturahmi antara PEPC dengan stakeholdernya dan juga untuk memberikan pemahaman kepada warga masyarakat sekitar lokasi proyek akan aktivitas well testing yang rencananya akan dilakukan oleh Tim Drilling PEPC pada pertengahan Desember ini. Kegiatan well testing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses produksi migas. Untuk itu well testing atau uji sumur produksi ini akan segera dilaksanakan oleh PEPC sebagai bagian dari upaya percepatan penyelesaian proyek agar segera dapat beroperasi pada waktu yang telah direncanakan.

Dalam kesempatan tersebut, Manager JTB Site Office & PGA PEPC Edy Purnomo menerangkan kepada warga masyarakat bahwasannya dalam well test nanti dilakukan oleh para ahli dibidangnya dan dibekali dengan peralatan yang canggih sehingga bisa berlangsung dengan aman. untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir, karena teknologi yang digunakan oleh PEPC ini adalah teknologi canggih. “Insya Allah tes sumur nanti bisa aman dan berjalan lancar Bapak/Ibu sekalian, karena sebelumnya pada Agustus kemarin kita telah melakukan tes sumur produksi di Jambaran East, bahkan ada empat sumur yang di tes dan Alhamdulillah semuanya berjalan dengan aman dan sukses. Mohon doa dan dukungan Bapak Ibu semua agar well test Jambaran Central nanti bisa aman dan sukses juga” tambah Edy.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Kaliombo Rohmad Edi Suyanto menyambut baik rencana kegiatan well test nanti. Dirinya berpesan kepada warganya supaya turut memberikan dukungan dan doa agar PEPC bisa melakukan pekerjaannya dengan lancar juga. “Bapak Ibu yang hari ini bisa hadir, mohon untuk dapat memberitahukan juga kepada warga yang lain, supaya masyarakat paham dan turut mendukung pelaksanaan pekerjaan ini. Jika proyek ini lancar, dengan beroperasinya proyek JTB nanti tentu akan memberikan dampak yang sangat baik bagi kita sebagai warga yang dekat” pesan Rohmad.
 
Sementara itu perwakilan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi  (SKK Migas) wilayah Jawa Bali & Nusa Tenggara (Jabanusa) Dhimas Aryo juga mengharapkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam turut mengawal PSN Jambaran Tiung Biru ini. “Peran serta dari Bapak Ibu sekalian sangat kami apresiasi sudah ikut memberi dukungan di proyek JTB ini. Kegiatan well test ini sebagai tahapan penting dalam menuju produksi Migas, untuk itu mohon dukungannya juga. Tim PEPC sudah mengantisipasi semua aspek HSSE nya, Insya Allah lancar” urai Dhimas.

Diharapkan dengan adanya PSN ini akan menumbuhkan partisipasi masyarakat luas dalam mendukung proyek ini, karena PSN ini salah satu tujuannya adalah memberikan kesejahteraan perekonomian masyarakat baik bagi masyarakat Bojonegoro maupun Jawa Timur pada umumnya, bahkan memberi dampak yang penting bagi perekonomian nasional. 

Well test sendiri nantinya dilakukan dengan cara membersihkan sumur (well clean up) dari fluida non-Hidrokarbon agar bisa dialirkan ke fasilitas produksi. Well test juga bertujuan untuk memastikan kesiapan peralatan dan sumur agar bisa optimal beroperasi dan menghasilkan 315 MMSCFD. Secara teknis kegiatan well test ini bertujuan untuk membersihkan sumur yang telah rampung dalam proses pengeborannya, sekaligus untuk mengetahui kapasitas setiap sumurnya terkait dengan potensi kandungan gas yang ada di dalamnya.

Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan dari SKK Migas, DLH Bojonegoro, Dinas Pemadam Kebakaran Bojonegoro, Bakesbangpol Bojonegoro, BPBD Bojonegoro, Satpol PP Bojonegoro, Muspika Kecamatan Purwosari, Muspika Kecamatan Tambakrejo dan para tokoh masyarakat setempat. (Lis/Lan)

06 Agustus 2020

Mayjend Arif Rahman Siap Dukung Proyek JTB Berjalan Aman, Lancar dan Tepat Waktu

    Kamis, Agustus 06, 2020  

SeputarBojonegoro.com - Perwira Staf Ahli Tk. III Kasad Bidang Komunikasi Sosial, Mayjend TNI Arif Rahman, M.A berharap, Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) dapat berjalan aman dan selesai sesuai dengan jadwal yang telah di rencanakan. Mantan Panglima Kodam V Brawijaya tersebut juga mengapresiasi kunjungan ini, setelah menyaksikan langsung perkembangan proyek JTB yang tengah di kerjakan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) bersama dengan mitra kerjanya, RJJ dan sub-kontraktor pelaksana. 

Hal ini penting bagi semua pihak, mengingat proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Di sisi lain situasi pandemi ini telah membuat pengerjaan proyek ini menerapkan protokol ketat kesehatan supaya semua pihak tetap dalam kondisi sehat.

"Ini sangat membanggakan kita semua, semoga fasilitas yang dibangun ini bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana. Sehingga tahun depan bisa mulai beroperasi untuk menunjang ketahanan energi nasional kita," ujar Arif dalam kesempatan peninjauan lapangan di Gas Prosessing Facility (GPF), Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Kamis (06/08/2020).

Selain itu, Arif juga meminta PEPC agar tak segan-segan untuk melakukan komunikasi dengan jajaran TNI AD di wilayah Bojonegoro jika ada hal yang perlu untuk didukung pihaknya. "Kalau ada yang perlu dibantu, tolong sampaikan pada kami ya, kami akan siap memberikan dukungan dan bantuan," tegas Arif

Di samping itu, Arif juga berharap proyek ini segera bisa selesai sehingga dirinya nanti bisa kembali mengunjungi JTB dalam kondisi sudah beroperasi.  "Tahun depan mudah-mudahan sudah rampung proyeknya, saya akan kembali kesini lagi untuk melihat ini mulai beroperasi,” kata Arif.

Dalam kesempatan yang sama, JTB Site Office & PGA Manager PT Pertamina EP Cepu, Edy Purnomo yang mendampingi kunjungan mantan Pangdam V Brawijaya itu mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan Mabes AD. Pihaknya menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan apresiasi yang diberikan. "Kami berterimakasih atas dukungan dan apresiasi yang diberikan oleh Mayjend Arif, karena dukungan beliau cukup berarti untuk kelancaran pekerjaan proyek ini," ungkap Edy.

Selain dari Mabes AD, dalam kunjungan ini juga diikuti oleh Kepala Departemen Sekuriti KKKS SKK Migas, Rudi Fajar, Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf Bambang Hariyanto serta perwakilan SKK Migas Jabanusa. Usai melakukan kunjungan ke proyek JTB, Arif Rahman beserta rombongan menuju Markas Kodim 0813 Bojonegoro. [Lis/sbc]

11 September 2019

PEPC Gelar Latihan Tanggap Darurat

    Rabu, September 11, 2019  

SeputarBojonegoro.com - Dalam melaksanakan operasinya, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berkomitmen penuh untuk menjunjung tinggi keselamatan setiap pekerjanya. Berangkat dari hal tersebut, bersama dengan mitra kerjanya, Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) , Pertamina Drilling Contractor (PDC) dan juga service company lainnya melakukan kegiatan latihan tanggap darurat.

Latihan Tanggap Darurat ini mempunyai skenario terjadinya _gas kick_ ketika sedang melakukan operasi pengeboran. Tidak ada korban jiwa dalam teknis pengeboran ini, namun terdapat satu pekerja yang bernama Sugiarto atau SG, diketahui mengalami cidera kepala karena terbentur. Sugiarto mengalami benturan, karena terkejut mendengar berita kejadian gas kick, lalu terjatuh dan kepalanya terbentur lantai. Kemudian yang bersangkutan diperiksa oleh Tim Medis PDSI dan PEPC, untuk kemudian dievakuasi ke Klinik Lapangan Gas Processing Facility, lalu dirujuk ke RS Premier Surabaya dengan menggunakan helikopter, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Dalam kegiatan latihan tanggap darurat ini, PEPC juga melibatkan Muspika, Aparat Keamanan dan Pemerintah Desa sekitar wilayah operasi pengeboran antara lain seperti Desa Bandungrejo, Polsek Ngasem dan juga Kecamatan Ngasem.

“Kami membentuk Incident Management Team atau IMT untuk kemudian selalu siap siaga bila terjadi potensi kejadian darurat.” Demikian dikatakan Dhanar Eko Prasetyo, selaku Manager Drilling Operation PEPC. “Karena dalam industri migas, kejadian darurat semacam ini akan berpotensi untuk terjadi. Untuk itu demi kesiapan setiap pekerja, kami rutin mengadakan kegiatan latihan seperti ini.


Latihan juga melibatkan Perwakilan masyarakat sekitar wilayah operasi, dengan tujuan agar jalur komunikasi mengenai potensi adanya tanggap darurat dapat berjalan lancar dan tanpa kendala.

“PEPC berterimakasih atas partisipasi Kapolsek Ngasem, Kades Bandungrejo, Camat Ngasem yang terlibat dalam latihan tanggap darurat hari ini.” Tukas Kunadi, Manager JTB Site Office & PGA PEPC. “Kami melibatkan tokoh masyarakat di sekitar wilayah operasi, dengan tujuan akses komunikasi dapat berjalan lancar. Karena bagaimanapun, kita hidup berdampingan disini. Masyarakat dan PEPC berperan sebagai safety buddy atau pendamping keselamatan, yang saling mengingatkan bila terjadi potensi yang mengancam keselamatan masing-masing. Kami juga mempunyai HSE Golden Rules, yaitu PIP, Patuhi Intervensi dan Peduli bila terjadi hal-hal yang mengancam keselamatan setiap pekerja.”

“Kami juga memohon doa pada seluruh masyarakat agar Operasi Pengeboran Proyek JTB berjalan lancar, tepat waktu, tanpa insiden.” Tambahnya.

Sebelumnya, PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) berhasil meraih HSE Award dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam Forum Divisi Penunjang Operasi dan Keselamatan Migas 2019 yang diselenggarakan di Kota Surabaya pada hari Rabu, 26 Juni 2019 lalu. Penghargaan tersebut diberikan kepada PEPC sebagai salah satu KKKS yang dalam menjalankan proses bisnisnya telah sesuai dengan prinsip K3, diantaranya telah berhasil menjaga kinerja kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan pada kegiatan operasinya di tahun 2018.

Dalam penghargaan tersebut, PT. Pertamina EP Cepu menduduki peringkat terbaik 3 dalam kategori Kinerja Keselamatan Kerja. Penilaian kinerja HSE ini dilakukan terhadap seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan sejalan dengan tagline SKK Migas, yaitu menuju Zero Incident. [red/sbc]

31 Juli 2019

Liberalisasi & Mafia Migas di Indonesia

    Rabu, Juli 31, 2019  

Oleh : FAISOL AHMADI

SeputarBojonegoro.com - Sistem tata kelola di bawah Undng Undng Minyk dan Gs Bumi (Migas) No 22/2001 menjadi legalisasi liberalisasi migas di Indonesia, UU Migas No 22/2001 melanggar konstitusi dan merugikan negara secara finansial. Karena, potensi penerimaan negara dari sektor migas baik hulu dan hilir banyak tersedot oleh para pemburu rente yang bersekongkol dengan pejabat pemegang otoritas. Inilah kemudian yang sering disebut sebagai “MAFIA MIGAS”.

Liberalisasi Migas di Indonesia terjadi semenjak zamn orde baru. Hal ini ditandai kedatangan investor asing yang mengeksplorasi Sumber Daya Alam (SDA).

Liberalisasi juga dilakukan dalam pertambangan dan pengilangan minyak. Liberalisasi migas semakin menjadi ketika disahkannya UU Migas No. 22 tahun 2001.

UU Migas ini menjadikan Negara hanya diberikan peran sebagai regulator. Investor asing lah yang menguasai baik di hulu (eksplorasi) maupun di hilir dengan membuka SPBU asing. Memang secara formal negara memang masih diakui sebagai pihak yang menguasai migas (pasal 4 ayat 1), tapi penguasaan itu sekadar menjadikan Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan (pasal 4 ayat 2), Yang dimaksud dengan kuasa pertambangan adalah wewenang yang diberikan negara kepada pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi (Dalam pasal 1 ayat 5). Sebagai pemegang kuasa pertambangan, Pemerintah diberi kewenangan membentuk Badan Pelaksana (Pasal 4 ayat 3).

Kendati disebut sebagai badan pelaksana, fungsi dan tugasnya tidak melaksanakan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi secara langsung, Badan ini hanya berfungsi melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu (Pasal 44 ayat 2). Di antara tugasnya adalah melaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama, memonitor pelaksanaannya, dan menunjuk penjual migas (Pasal 44 ayat 3). Adapun pelaksana langsung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi—disebut dengan kegiatan usaha hulu—adalah Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang didasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana (Bab IV, pasal 11, ayat 1).

UU Migas juga menjadikan seluruh kegiatan usaha migas baik hulu maupun hilir semata berdasarkan pada mekanisme pasar. Selain pasal di atas ternyata pasal-pasal lain yang justru sangat menguntungkan asing. Munculnya UU tersebut tidak lepas dari campur tangan asing. USAID (United States Agency for International Development), lembaga donor pemerintah Amerika Serikat, terus terang mengakui campur tangannya dalam penyiapan liberalisasi migas Indonesia. ‘’USAID has been the primary bilateral donor working on energy sector reform (USAID telah menjadi donor bilateral utama yang bekerja pada reformasi sektor energi).”

Salah satu hal utama sebagai konsekuensi pengesahan UU 22/2001 ini adalah perlu dibentuknya adanya Badan Pelaksana (dibentuk BPMIGAS) dan Badan Pengatur (dibentuk BPHMIGAS) serta perubahan bentuk PERTAMINA menjadi persero. PERTAMINA bukan lagi sebagai perusahaan pengelola dan pemegang kuasa pertambangan.

Dalam kegiatan hulu PERTAMINA akan menjadi perusahaan yang diberlakukan seperti perusahaan-perusahaan kontraktor. Dan akhirnya PERTAMINA juga mendandatangani KKKS BP MIGAS dibentuk pada tanggal 16 Juli 2002 berperan sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia. BPMIGAS berwenang sebagai wakil pemerintah untuk mengatur masalah pengawasan dan pembinaan kegiatan Kontrak Kerja Sama yang sebelumnya dikerjakan oleh PERTAMINA..

Pada tanggal 13 November 2012, Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk membubarkan BP Migas karena dinilai sangat bernuansa kepentingan kapitalis. MK memutuskan pasal yang mengatur tugas dan fungsi Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) yang diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki hukum mengikat. Putusan MK itu berawal dari pengajuan Judicial Review oleh 30 tokoh dan 12 organisasi kemasyarakatan (ormas), termasuk di antaranya Hizbut Tahrir Indonesia.

Namun, pembubaran BP Migas oleh Mahkamah Konstitusi tidak berarti liberalisasi migas ikut bubar dan mampu menghentikan praktek mafia migas. Pemerintah bertindak cepat dengan menerbitkan Perpres No 95/2012 tentang pengalihan tugas dan kewenangan BP Migas ke Kementerian ESDM dan selanjutnya Perpres No 9/2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dengan membentuk SKK Migas.

Mafia Migas

Mafia migas adalah mereka yang berada di perusahaan swasta (domestik/asing), BUMN dan oknum di eksekutif dan legislatif yang bekerja sama untuk mendapat keuntungan dengan cara memburu rente. Industri migas secara umum melakukan lima tahapan kegiatan, yaitu eksplorasi, produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran. Lima kegiatan pokok ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan hulu (upstream) dan kegiatan hilir (downstream). Kegiatan usaha hulu migas adalah kegiatan eksplorasi dan produksi, sedangkan kegiatan usaha hilir adalah pengolahan, transportasi, dan pemasaran.

Tiga bidang yang menjadi ajang korupsi ialah lelang kontrak wilayah kerja (WK), perpanjangan kontrak, dan persetujuan penggantian biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasi usaha hulu migas (cost recovery).

Lelang kontrak wilayah kerja (WK) dan perpanjangan kontrak semuanya dimanfaatkan oleh asing untuk menguasai migas di Indonesia. Di hulu saat ini sebanyak 85 persen ekploitasi minyak nasional dikusasi perushaan asing seperti Chevron, Exon, Total, Petrochina. Adapun mengenai cost recovery, ternyata Pemerintahlah yang harus membayar cost recovery. Cost recovery adalah pergantian seluruh biaya yang dikeluarkan asing dalam mengganti seluruh biaya yang dikeluarkan kontraktor asing dalam ekploitasi minyak bumi.

Berbagai praktek manipulasi, markup cost recovery, penipuan keuangan negara, telah menyebabkan tingginya biaya yang harus ditanggung negara dalam melakukan eksploitasi migas. Tahun 2012 biaya cost recovery mencapai USD 15,13 miliar atau Rp. 147.668.800.000.000. Dari data yang beredar, untuk 2001-2005, besarnya cost recovery migas yang harus ditanggung negara (dalam miliar dolar AS) berturut-turut adalah 4,35 ; 5,06 ; 5,52 ; 5,60 ; dan 7,68. Atau jika dirata-ratakan dengan kurs Rp9.000/US$, adalah sekitar Rp50 triliun per tahun.

Sementara jumlah produksi minyak mentah nasional terus mengalami penurunan yakni sebesar 830 ribu barel/hari. Ini merupakan fakta yang sangat aneh karena tahun 2004 cost recovery sebesar USD. 5,603 atau Rp. 53.22 triliun, dengan produksi minyak mentah sebanyak 1,124 juta barel perhari. Hal diatas tentu sesuatu yang tidak perlu terjadi jika minyak milik negara dijual sendiri oleh negara (melalui perusahaan negara) langsung ke pemakai (end user) tanpa lewat trader/broker dan juga blok produksi yang selesai kontrak langsung diambil alih oleh negara (perusahaan negara).

Dengan demikian, hasil penjualan/ekspor migas milik negara dan hasil produksi migas dari lapangan/blok produksi yang sudah selesai kontrak bisa maksimal 100% masuk ke kas negara tanpa harus dibagi dengan pihak lain/pemburu rente/’mafia migas’, sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945, pengelolaan migas bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Namun, pemerintah selalu berdalih dengan dua alasan klasik, yakni: ketidakmampuan Pertamina dan BUMN lainnya dari sisi teknologi dan ketidakmampuan dari sisi permodalan. Padahal, menurut Dr. Arim Nasim, Pertamina dan BUMN lainnya sudah mampu melakukan ekplorasi migas dan minerba baik onshore (darat), offshare (lepas pantai) maupun laut dalam (deep water).

Pertamina pun menyatakan mampu secara teknologi untuk melakukannya tanpa bantuan asing. Adapun persoalan permodalan sesungguhnya sebenarnya banyak lembaga keuangan atau perbankan yang bisa menjamin kucuran kredit jika Pertamina memiliki underlying asset (jaminan).Apalagi jika hal ini didukung oleh jaminan Pemerintah melalui pemilikan cadangan nasional migas oleh Pertamina sebagai BUMN seperti halnya negara lain, misalnya Venezuela atau Malaysia melalui Petronasnya.


*) Penulis adalah salah satu pengamat sosial di Bojonegoro
*) Foto Ilsutrasi sumber : google

23 Oktober 2018

Berikan Kuliah Umum Di Unigoro, SKK Migas Berikan Pencerahan Tentang Dunia Migas

    Selasa, Oktober 23, 2018  

seputarbojonegoro.com - Kegiatan Kuliah Umum terhadap Mahasiswa berbagai fakultas di universitas Bojonegoro (Unigoro) oleh Pelaku usaha dan produksi Minyak dan Gas (Migas) adalah Untuk memberikan Pemahaman tentang Dunia Migas terhadap. Mahasiswa dan juga kalangan masyarakat.

Disampaikan oleh Doni Arianto selaku kepala SKK Migas Jabanusa (Jawa Bali dan Nusa) bahwa memberikan pemahaman lebih kepada pelaku pendidikan atau mahasiswa ini sangat penting karena mahasiswa ini adalah kelompok yang netral dan masih bisa masih bisa menerima berbagai pengetahuan yang ada dari berbagai pihak serta dapat menyeimbangkan setiap pemahaman yang diberikan oleh nara sumber.

"Selain itu juga penyampaian informasi terkait adanya Kontribusi terhadap Negara, dan manfaatnya untuk masyarakat," Terang Doni saat memberikan paparan materi seputar dunia Migas  kepada mahasiswa Unigoro, Selasa (23/10/18).

Doni juga menjelaskan kuliah umum dengan Sasaran terhadap mahasiswa ini dijelaskan bahwa karena mahasiswa masih butuh pembelajaran apalagi terkait dunia migas, sehingga Nara sumber harus memberikan penjelasan mekanisme yang sesungguhnya didalam pelaksanan proyek dunia migas.

"Juga agar Tidak ada informasi simpang siur yang selama ini terjadi, karena semua sudah diatur
Seperti alokasi bagi hasil, CSR dan mendukung pemerintah daerah dalam pembangunan, " Tambahnya.

Selain itu dari Dave Aseta Selaku Eksternal Afair Manager EMCL, yang juga sebagai nara sumber dalam kuliah umum terhadap mahasiswa Unigoro ini juga menjelaskan terkait materi seputar kegiatan bagi hasil atau CSR terhadap Masyarakat terkait hasil proyek Migas di Bojonegoro.

Selaku pelaku usaha EMCL yang berada dibagian Hulu Migas juga memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pemerintah Daerah mulai dari bagi hasil serta CSR yang menjadi hak masyarakat.

"Bahwa semua yang ada dalam proyek Migas sudah di atur oleh pemerintah melalui BUMN,  karena kegiatan di kami bertujuan juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," Jawabnya. (SB/Red)

08 Juni 2018

ExxonMobil Bangun Sarana Olah Raga

    Jumat, Juni 08, 2018  
SeputarBojonegoro.com - Operator Lapangan Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bangun lapangan bola voli di Kecamatan Kalitidu. Bantuan pembangunan sarana olah raga di wilayah operasi Lapangan Kedung Keris ini diserahkan kepada Karang Taruna Kecamatan Kalitidu pada Kamis (31/5/2018).
“Ini dukungan yang positif terhadap pemuda,” ucap Ketua Forum Pengurus Kartar Kecamatan Kalitidu, Joko Purnomo di pendopo kecamatan setempat.
Menurut Joko, Kalitidu sering melaksanakan turnamen bola voli antar desa. Bahkan, kata dia, bola voli lebih maju dibanding olah raga lainnya di sana.
“Adanya bantuan ini sangat membantu kami dalam meningkatkan positif para pemuda,” imbuhnya.
Camat Kalitidu, Mochlisin Andi Irawan mengatakan bantuan ini sebagai bentuk kerja sama yang baik antara EMCL dengan masyarakat Kalitidu. Dia berharap para pemuda bisa memanfaakannya dengan baik.
“Sebagai bentuk terima kasihnya, kita harus gunakan dan rawat dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan manajemen EMCL, Gunawan Nugroho menyampaikan apresiasi kepada masyarakat sekitar wilayah Lapangan Kedung Keris yang telah mendukung terlaksananya berbagai kegiatan di sana. Baginya, tanpa dukungan masyarakat, proyek negara tersebut tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik.
“Saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama mensukseskan proyek negara ini,” ujarnya.
Bantuan lapangan bola voli, kata Gunawan, adalah bagian dari apresiasi EMCL terhadap kegiatan positif di masyarakat. EMCL, ungkap dia, akan selau mendukung pemerintah dalam mengembangkan potensi lokal.
“Bantuan ini sekaligus bagian dari wujud komitmen kami dalam bidang kesehatan,” imbuhnya.
Penyerahan bantuan ini dikemas dalam shilaturahim dan buka bersama EMCL dengan Pemerintah Kecamatan Kalitidu dan elemen masyarakat setempat. Hadir dalam buka bersama ini para kepala desa dari sekitar wilayah Lapangan Kedung Keris. Di antaranya Kepala Desa Sukoharjo dan Kepala Desa Leran.
EMCL juga menyampaikan santunan kepada 50 yatim piatu dari wilayah setempat. Santunan ini merupakan infaq karyawan EMCL yang dikumpulkan oleh organisasi keislaman karyawan EMCL, Badan Dakwah Islam (BDI).
“Kami menggalang santunan dari para karyawan, ini sifatnya sedekah pribadi teman-teman,” cetus Gunawan. (SBC) 

19 Februari 2018

Pertamina Group Gelar Media Gathering Dengan Pimred Media Jatim - Jateng di Bali

    Senin, Februari 19, 2018  
Reporter: Monika

SuaraBojonegoro.com - Sebanyak 40 Pimpinan Media Yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah menggelar acara media Gathering dengan Pertamina Group Area Jatimbanus (Jawa, Bali,  dan Nusa) untuk mempererat tali silaturahmi dengan awak media karena pentingnya keterlibatan besar Media dalam perkembangan ekplorasi Migas (Minyak dan Gas), Senin (19/2/18).

Bertempat di Hotel Bintang Bali Resort, dalam sambutannya Ibnu Chauldum,  Selaku General Manager Marketing Operation Region V, menyampaikan bahwa hubungan baik terhadap awak media harus selalu dijaga guna untuk membantu memberikan informasi terkait perkembangan produksi Pertamina.

"Acara semacam ini agar serinh dilakukan untuk berkomunikasi dengan pimpinan Redaksi Media yang ada di area Produksi Bisnis Pertamina," Kata Ibnu Chauldum.

Dikatakan juga bahwa pertamina saat terus melakukan peningkatan  bisnis soal BBM (Bahan Bakar Minyak) Retail dan juga BBM Induastri dan juga LPG. "Kita terus melakukan pengembangan Bisnis dan juga pembangunan dibeberapa lokasi Bisnis Pertamina.

Sinergi antara Media dan Pertamina Group ini rencananya akan di bentuk guna meningkatkan komunikasi dan juga menyampaikan perkembangan Bisnis milik Pertamina.

Hadir pula dalam Acara Gathering Media ini diantaranya anak perusahaan Pertamina Group Jatimnusa diantaranya adalah WMO, PEPC, Pertagas,  PPC, dan Elnusa. (Nik/Red)

26 Januari 2018

Program Belajar Migas Oleh EMCL Kepada Pelajar, Bagian Dari Pengenalan Operasi Migas

    Jumat, Januari 26, 2018  
Reporter: Monika 

suarabojonegoro.com - Kehidupan manusia tidak lepas dari energi. Energi menjadi kebutuhan dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat. Baik itu energi terbarukan maupun energi yang tidak terbarukan memiliki peranan penting bagi manusia. Energi tidak terbarukan di antaranya adalah energi fosil berupa minyak dan gas.

“Bojonegoro termasuk wilayah yang kaya minyak dan gas, sebuah anugerah yang harus kita manfaatkan dengan baik,” ungkap Sendy Aditya Putra, senior engineer dari operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dalam sesi Belajar Energi Migas di SMK Negeri Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (26/1/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Sendy menjelaskan berbagai hal tentang potensi migas di Bojonegoro, tentang industri hulu migas, dan tentang peluang berkarir dalam industri ekstraktif tersebut. Ratusan siswa dari kelas X hingga XII nampak antusias menyimak penjelasannya. Bahkan di antaranya ada yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan Sendy.

Program belajar energi migas merupakan salah satu upaya EMCL untuk mengenalkan tentang operasi industri hulu migas kepada pelajar di Bojonegoro. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2012 di berbagai sekolah.

Untuk menarik perhatian peserta, Sendy mengenakan pakaian keselamatan kerja berwarna oranye dan membawa beberapa peralatan seperti kacamata dan sarung tangan.

"Di EMCL, kami sangat mengutamakan keselamatan pekerja. Oleh karena itu, peralatan perlindungan diri wajib dipakai saat bekerja, " jelas Sendy.

Dia juga menyampaikan bahwa EMCL merasa bangga ikut berpartisipasi dalam mendukung pemerintah dalam pengembangan sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat yang bernilai positif. Satu di antaranya adalah program pengembangan energi alternatif di masyarakat berupa biogas.

"Biogas dari kotoran hewan merupakan energi terbarukan yang sangat relevan di masyarakat sini, karena sumbernya banyak ditemui di sekitar lingkungan seperti sapi dan unggas," ungkapnya.

Para siswa mengajukan berbagai pertanyaan tidak hanya tentang proses pengambilan minyak itu sendiri. Di antara mereka banyak pula yang melontarkan pertanyaan tentang dampak lingkungan dan kontribusi migas bagi pembangunan di Bojonegoro. Tidak hanya Sendy yang menjawab, bahkan di antara siswa ada yang membantu memberi penjelasan.

“Ini pembelajaran yang baik,” timpal Kusnadi, Kepala Seksi Kurikulum Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, kegiatan seperti ini harus terus dilakukan dan berkesinambungan. Karena belajar dari para praktisi, tutur dia, lebih mengena daripada hanya sekedar teori dari buku di sekolah.

“Jangan takut bertanya, gali semua ilmunya, ini kesempatan langka buat kalian,” ucap Kusnadi memotivasi para siswa.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan Pemerintah Kecamatan Purwosari Imam Basuki serta Kepala Sekolah SMKN Purwosari Roedi Agus Setyono.

Kepala Sekolah menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diterima siswanya untuk menerima kegiatan belajar energi migas.

"Dengan adanya kegiatan ini, tentunya kami berharap anak-anak dapat mengenal tentang migas.  Bahkan bisa langsung bertanya ke narasumber tentang apa-apa yang mereka belum ketahui," ujar Roedi.

Kegiatan tidak hanya dilakukan dengan pemaparan materi, namun juga simulasi permainan yang menarik minat para siswa. Dalm simulasi tersebut para siswa dikenalkan dengan berbagai istilah tentang minyak bumi dan turunannya.

EMCL menyelenggarakan kegiatan ini bekerjasama dengan mitranya, yaitu Yayasan Kampung Ilmu dari Purwosari. Sebagai tambahan, Kampung Ilmu mengajak para siswa belajar menulis. Kali ini narasumbernya Muhammad Rokib, jurnalis dan pimpinan media di Bojonegoro.

Menurut Rokib, dalam menulis berita, yang ditonjolkan adalah fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Kalimat yang digunakan sangat informatif dan tidak bertele-tele. “Berbeda dengan menulis surat cinta,” ucapnya seraya berkelakar.

Materi menulis ditambahkan Kampung Ilmu sebagai upaya untuk mengenalkan dunia penulisan dan jurnalistik. Harapannya, siswa bisa menyerap materi dengan menuliskannya kembali. Pasa sesi itu, siswa juga diajak untuk praktek menulis. “Para siswa cukup antusias,” kata Rokib berkomentar.

12 Januari 2018

Menteri ESDM Kunjungi Proyek JTB

    Jumat, Januari 12, 2018  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Gerimis rupanya tidak menyurutkan semangat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignatius Jonan untuk melakukan kunjungan kerja sehari di Bojonegoro pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2017. Setelah melakukan lawatan ke Lapangan Banyu Urip, dan juga meresmikan gedung baru di Politeknik Energi dan Mineral di Cepu, Jonan lalu berkunjung ke proyek Jambaran – Tiung Biru (JTB) yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC).  Kamis (11/01/2017).

Turun dari mobil, disambut oleh manajemen PT Pertamina (Persero), Syamsu Alam, selaku Direktur Hulu, yang ditemani oleh Direktur Utama PEPC, Jamsaton Nababan beserta perwakilan manajemen lainnya, Jonan nampak semangat memasuki ruang rapat di Direksi Keet atau kantor sementara selama masa Early Civil Work (ECW).
Dalam kesempatan tersebut, Syamsu Alam dan Jamsaton Nababan memaparkan perkembangan proyek JTB. Dijelaskan bahwa proyek ini telah memasuki masa EPC Gas Processing Facility (GPF) dan telah mensosialisasikannya kepada masyarakat luas bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Menanggapi pemaparan Dirut PEPC, Jonan mengatakan bahwa proyek JTB merupakan salah satu proyek strategis nasional. Oleh karena itu, diharapkan PEPC dan rekanan baik PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dan Konsorsium PT Rekayasa Industri – PT JGC Indonesia – JGC Corporation Jepang agar dapat menyelesaikan proyek JTB tepat waktu, tepat biaya, tepat spesifikasi dan tepat tingkat pengembaliannya sesuai yang diharapkan.

Dalam kaitan ini pemerintah sangat berharap proyek JTB ini dapat diselesaikan dengan baik untuk meningkatkan pendapatan negara mulai tahun 2021.
Dalam kunjungan tersebut Pak Syamsu Alam Direktur Hulu PT Pertamina(Persero) mengingatkan bahwa jika ada hal yg berpotensi menghambat pelaksanaan pekerjaan agar dilaporkan lebih awal untuk dicarikan solusi terbaik dan tercepat
Pernyataan dari Direktur Hulu Pertamina tersebut dikuatkan oleh Dirut PEPC bahwa PEPC menyampaikan terima kasih kepada Forpimda Bojonegoro dan seluruh jajarannya serta masyakat Bojonegoro yg telah memberikan support yang baik untuk kelancaran proyek JTB ini. (Wan/Lis)

31 Desember 2017

Waspada Penipuan Tenaga Kerja

    Minggu, Desember 31, 2017  
Reporter: Team Advetorial


suarabojonegoro.com - Hati-hati dengan penipuan berkedok lowongan pekerjaan di sejumlah perusahaan salah satunya adalah di PT Pertamina EP Cepu (PEPC).

Penipuan berkedok pencarian tenaga kerja di PEPC ini saat ini marak terjadi apalagi PEPC memiliki proyek pengembangan gas Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) sehingga memancing segelintir orang maupun kelompok memanfaatkan momentum ini untuk kepentingan yang negatif, yakni penipuan tenaga kerja.
Modus penipuannya antara lain dengan menjaring lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia melalui modus mengirimkan surat  ke alamat tempat tinggal maupun alamat surat elektronik pribadi (email). Surat berisi pemberitahuan itu meminta kandidat karyawan untuk mengirimkan sejumlah uang sebagai pembayaran ke rekening tertentu atas akomodasi dan fasilitas yang akan diterima ketika dilaksanakan proses seleksi serta biaya-biaya lainnya.

Foto: Contoh penipuan yang terjadi akhir tahun 2016

Menurut PGA & Relation Manager PEPC, Kunadi, menyampaikan bahwa Perusahaannya tidak pernah memungut biaya apapun untuk akomodasi, biaya seragam maupun kepentingan lainnya bagi calon pelamar kerja. Pria asal Pati ini menghimbau masyarakat Indonesia,  khususnya yang tinggal di sekitar Kabupaten Bojonegoro  atau Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk tetap waspada terhadap penipuan tenaga kerja semacam ini. PEPC  tidak pernah melakukan  proses seleksi karyawan dengan melibatkan adanya pungutan liar atau pembayaran sejumlah uang.

Dikatakan jika pihaknya membutuhkan tenaga kerja baru, maka rekuitmen akan dilakukan dengan cara mengumumkannya secara terbuka melalui media massa atau melalui situs resmi yang ditentukan oleh Perusahaan.

Begitu juga bagi pelamar yang memenuhi kualifikasi awal akan mendapatkan pemberitahuan resmi untuk mengikuiti proses seleksi tahap selanjutnya. Dan pemberitahuan itu akan dikirimkan melalui surat elektronik resmi dari PEPC . Bukan melalui surat elektronik seperti hotmail, yahoo, gmail, dan lain sebagainya.

Manajemen meminta jika lulusan perguruan tinggi ataupun masyarakat luas mendapatkan indikasi penipuan yang serupa dan mengatas-namakan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) bisa mengambil langkah seperti :
Tidak memberikan respon kepada janji-janji penawaran kerja/bisnis yang berasal dari orang atau alamat surat yang anda tidak ketahui atau meragukan.
Jangan mengungkapkan data pribadi atau data keuangan kepada siapapun yang tidak dikenal/dipercaya.  Apabila mengungkapkan informasi tersebut kepada orang lain atau orang tersebut mengunggahnya melalui situs yang tidak dapat dipercaya mohon untuk melaporkan kejadian tersebut pada aparat penegak hukum.

Mohon untuk waspada terhadap informasi dari alamat yang bukan alamat kantor atau email resmi PEPC, misalnya email dari yahoo.com; gmail.com; baik dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang meminta sejumlah uang.

Foto dari ki-ka: Para pekerja yang masuk seleksi dan bekerja di Proyek JTB

Sebagai informasi Proyek EPC- GPF di Jambaran-Tiung Biru ini dikerjakan oleh EPC-Kontraktor yaitu Konsorsium PT Rekayasa Industri – PT JGC Indonesia dan JGC Corporation.
Modus penipuan juga mungkin terjadi dengan mengatasnamakan EPC Kontraktor tersebut dan Sub Contractornya; mencatut nama Pejabat Forpimda Provinsi Jawa Timur/Jawa Tengah, mencatut nama Pejabat Forpimda Bojonegoro; mencatut nama Pejabat Forpimka di Kecamatan serta Kepala Desa di sekitar Area Project JTB.

29 Desember 2017

Program Pengembang Industri Kreatif Batik Jonegoroan SKK Migas - EMCL. Semangat Pantang Menyerah Perempuan Gayam

    Jumat, Desember 29, 2017  
Reporter: Team Advetorial

Bagi Ngasruroh, menyandang disabilitas bukan menjadi halangan untuk berkarya. Melalui membatik, selain menambah penghasilan juga meningkatkan kreativitas untuk ditularkan kepada keluarga dan sesama penyandang disabilitas lainnya.
suarabojonegoro.com - Di antara desiran angin yang hangat di sore itu, nampak seorang wanita dengan sebuah penyangga kaki (kruk) mulai menata kain katun putih berukuran dua meter di atas sebuah meja khusus di salah satu ruangan rumah yang sangat sederhana. 
Setelah kain terpasang rapi, Ngasruroh, warga Dusun Temlokorejo, Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu, mulai menyiapkan peralatan membatik. 
Keluwesan tangan Ruroh, sapaan akrab perempuan 38 tahun itu, membuat hasil cap batik dengan motif daun jati terlihat sempurna. Tidak ada kesalahan sedikitpun dalam mengecap pola-pola tersebut meski terlihat sangat sulit jika tidak benar-benar sigap dan teliti.
"Harus pas ngecapnya, kalau tidak, bisa meluber dan tidak rapi," ujarnya.
Nampak bahan-bahan mentah seperti malam (lilin, Red.),  krengsengan, dan pewarna pakaian terserak di lantai rumahnya yang masih berupa tanah.
Setelah pengecapan selesai, dengan cekatan, wanita berhijab itu membentangkan hamparan kain untuk diangin-anginkan agarmalam dan pewarna pakaian sebagai bahan dasar membatik kering sempurna.
"Dibeberkan saja atau diangin-anginkan, kalau dijemur malam hari maka motifnya akan luntur atau meleleh," imbuhnya.
Setelah kering, Ruroh menyiapkan bak besar yang biasa digunakan memandikan bayi untuk melakukan penguncian warna. Cukup menggunakan 500 mililiter larutan penguat warna yang lazim disebut water glass ini.
Dengan menyandarkan kruk di tiang rumahnya yang terbuat dari papan kayu, wanita yang masih belum berumah tangga ini kemudian mulai memasukkan lembaran kain yang sudah berpola ke dalam bak. Diperasnya kain tersebut agar water glass bisa membasahi dan mengunci pola itu. Tujuannya, agar malam yang digunakan sebagai bahan dasar tidak luntur dan hilang.
"Setelah ini, ya dibentangkan dan diangin-anginkan lagi," ucapnya.
Tidak ada kata menyerah dalam proses membatik, baginya, menyandang disabilitas bukan halangan untuk berkarya. Membatik menjadi hal yang membanggakan dalam hidupnya. Bagaimana tidak, dalam waktu empat bulan saja, sudah banyak pesanan batik hasil karyanya. Mulai dari tetangga sekitar, sekolah, saudara, sampai Bupati Bojonegoro.
"Saya tekadnya akan terus membatik, dibantu adik saya, yang mengantarkan pesanan," tuturnya mantap.
Pendapatan dari membatik inipun bisa menambah penghasilan keluarga Ruroh yang hanya mengandalkan hasil tani saudara iparnya. Setiap bulan, bersama adik perempuannya itu, dia bisa meraih untung bersih hingga Rp500.000, yang digunakan selain untuk menambah modal, juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ilmu membatik ini tidak didapatkan begitu saja. Ruroh bersama 21 warga lainnya di Kecamatan Gayam, belajar membatik mulai dari dasar. Mereka tergabung dalam Program Pengembangan Industri Kreatif Batik Jonegoroan yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Selama mengikuti program, penerima manfaat program didampingi oleh mitra EMCL, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, yaitu Ademos.  
"Awalnya tidak bisa, tapi karena dukungan keluarga akhirnya bisa dan alhamdulilah kata orang-orang hasilnya bagus," tutur dia yang kini sudah memiliki rumah produksi batik Al-Falah.
Ruroh juga sempat mengikuti acara yang digelar Pemkab Bojonegoro bertajuk Bojonegoro Fashion & Art Award pada awal November lalu. Hasilnya, Bupati Suyoto memesan satu set kain batik miliknya.
"Saya tidak menyangka, sampai Bupati saja memesan kain batik saya. Itu menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan usaha batik ini," ucapnya berseri-seri.
Sekretaris Ademos, Ahmad Shodiqurrosyad, mengungkapkan, Program Pengembangan Industri Kreatif Batik di Kecamatan Gayam ini diinisiasi EMCL sejak Juli 2017. "Dalam pelatihan ini para peserta mendapat penguasaan tehnik membatik dan kewirausahaan," jelasnya.
Untuk program ini, para penerima manfaat seperti Ngasruroh telah menerima peralatan dan perlengkapan membatik, fasilitas rumah produksi berupa instalasi pembuangan air limbah (IPAL) batik, tas batik, dan katalog batik. Mereka juga memperoleh akses ke koperasi sebagai fasilitas produksi dan ke Toko Bojonegoro sebagai fasilitas pemasaran serta akses kepada seluruh jejaring produsen batik yang sudah dimiliki Ademos. "Kita akan terus melakukan pendampingan, sampai mereka sukses nantinya ke depan," tegasnya, berkomitmen.
Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, Dave A Seta menjelaskan, program pengembangan batik Jonegoroan sudah dirintis EMCL sejak tahun 2010. EMCL mendukung pengembangan potensi lokal Bojonegoro ini sebagai dukungan atas semangat kemandirian, kreativitas, dan memperkaya budaya lokal. “Batik Jonegoroan ini sekaligus menjadi identitas Kabupaten Bojonegoro,” ucapnya.
Atas persetujuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), EMCL melaksanakan berbagai program kemasyarakatan dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan di masyarakat sekitar wilayah operasi. Dalam mewujudkannya, EMCL mengacu pada tiga pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi. “Program batik ini merupakan komitmen kami dalam program pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi EMCL,” kata Dave.
Dave menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah mendukung terwujudnya kesuksesan proyek negara di Lapangan Banyu Urip. Menurutnya, tanpa dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, kesuksesan tersebut sulit tercapai. “Oleh karenanya, sinergi dan kolaborasi yang baik ini seyogyanya bisa terus berkelanjutan,” pungkasnya seraya berharap. [Team]

28 Desember 2017

Program energi alternatif SKK Migas - ExxonMobil Cepu Limited. Terus Untung dengan Biogas dari Kotoran Burung Puyuh

    Kamis, Desember 28, 2017  
Reporter: Team Advetorial

suarabojonegoro.com - Senyum Sutarman terus mengembang. Usaha telur puyuh yang dirintis pria 57 tahun ini, perlahan-lahan mulai berkembangSetiap hari dia bisa menjual 30-40 kilogram telur. Selain burung puyuh, dia juga memelihara ratusan bebek petelur, sapi, dan kambing dalam satu area kandang. Setiap 30 menit sekali, pria yang dibantu istrinya Tampar (56) ini merebus puluhan telur puyuh hingga berkali-kali. Tidak nampak kekhawatiran sepasang suami-istri tersebut kehabisan gas sebagai bahan bakar untuk memasak telur berukuran kecil itu yang nantinya dijual ke kota.
"Tidak masalah mau pakai kompor gas sampai kapanpun, karena ini gratis," ujar pria yang dulunya menjadi petani ini sambil menunjuk api biru terang yang memancar dari tungku kompor di sudut dapurnya. Kakek  tujuh cucu ini memperlihatkan bagaimana kompor tersebut mengeluarkan api biru yang biasa dihasilkan oleh tabung gas elpiji (Liquefied Petroleum Gas) pada umumnya.
Tentu saja, api itu muncul dari gas yang dihasilkan dari kotoran burung puyuh peliharannya. Karena, dari kotoran 5,000 ekor burung puyuh itulah, keluarga sederhana ini bisa menjalankan usahanya tanpa harus mengeluarkan biaya banyak untuk membeli gas elpiji. Kotoran yang awalnya dianggap tidak berguna, kini oleh pria berkumis tipis itu diolah kembali dan bisa menghasilkan energi alternatif berupa biogas. 
Nampak, diatas kompor terdapat pipa kecil yang menyalurkan gas dari alat yang disebut reaktor biogas. Reaktor itu berada di halaman depan rumah, tepat dipinggiran ladang kosong. Jika kompor dinyalakan, maka  gas akan mengalir dari reaktor gas ke kompor melalui pipa sepanjang lebih dari 6 meter.Dengan energi alternatif berupa biogas itulah,Sutarman dan istrinya, tidak perlu mengeluarkan Rp20.000 setiap minggu untuk membeli gas elpiji. 
"Biasanya pakai kotoran sapi, tapi saat dicoba menggunakan kotoran burung puyuh ternyata bisa," ungkapnya.
Setiap harinya, untuk menghasilkan biogas tersebut hanya perlu mengolah 30 kg kotoran burung puyuh untuk dijadikan biogas.  Dari situlah, gas alternatif tersebut bisa menyalakan api biru rata-rata 15 jam per hari bahkan lebih. "Saya tidak menyangka, dengan ternak unggas ini bisa menghasilkan pembakaran yang ramah lingkungan, aman, dan tidak mengeluarkan uang sama sekali. Sangat menguntungkan untuk bisnis kecil-kecilan seperti ini," ungkapnya. 
Dari menjual telur puyuh ini, setiap harinya Sutarman menerima keuntungan bersih Rp100.000 sampai Rp150.000 dari tengkulak. Penghasilan yang lumayan besar, bagi mantan petani seperti dirinya. 
Keberadaan biogas ini tentu saja tidak datang begitu saja. Karena untuk membuat satu reaktor biogas permanen yang dimiliki Sutarman, berkisar antara Rp10-12 juta. Dia merupakan satu di antara 176Kepala Keluarga di Bojonegoro dan Tuban yang mendapat stimulus berupa reaktor biogas dari program Terus Untung dengan Biogas (TUNAS) yang merupakan inisiatif dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sebagai operator Blok CepuDalam melaksanakan program yang sudah berlangsung sejak 2014 lalu ini, EMCL dengan dukungan SKK Migas menggandeng Yayasan Trukajaya yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengembangkan program biogas untuk masyarakat dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak menjadi energi alternatif yang terbarukan. 
Perwakilan Yayasan Trukajaya, Eli Supriyatno, mengatakan, saat ini kebutuhan masyarakat terhadap gas untuk rumah tangga sangat tinggi. Hal ini dipicu oleh beberapa kebijakan Pemerintah yang salah satunya adalah mengurangi penggunaan minyak tanah dan menggantinya dengan elpiji. Pada saat yang sama, apabila elpiji sedang susah didapatkan, masyarakat memilih menggunakan kayu bakar di hutan yang jumlahnya terbatas. “Sementara jika menggunakan minyak tanah, harganya pun mahal dan ketersediaan minyak tanah juga sudah langka saat ini,” ungkapnya.
Di sinilah biogas menjadi alternatif bagi kebutuhan gas untuk rumah tangga. Biogas adalah gas Metana yang mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik dari material organik yang dilakukan oleh bakteri metanogonikMetana adalah zat yang tidak terlihat dan tidak berbau. Hasil pembakaran gas Metana ini berwarna birutidak berasap, dan lebih panas dari minyak tanah, arang dan bahan bakar tradisional lain.
Elmelanjutkan, sumber utama biogas adalah kotoran ternak yang mudah dijumpai di masyarakat dan belum termanfaatkan dengan baik. “Oleh karena itu, EMCL dan Trukajaya menyelenggarakan program biogas ini sebagai salah satu upaya penyebarluasan penggunaan energi alternatif yang terbarukan tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, DaveA. Seta menjelaskan, EMCL menyadari akan pentingnya energi alternatif terbarukan sebagai jawaban atas semakin menipisnya cadangan energi dunia yang berasal dari minyak dan gas bumi. Bagi EMCL, energi sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan ekonomi masyarakat.
Sebagai bagian dari komitmennya itu, EMCL memberikan program kemandirian masyarakat melalui penggunaan energi secara bijak, berupa pengembangan energi alternatif biogas yang terbarukan dalam Program Terus Untung dengan Biogas (TUNAS).
EMCL bersama masyarakat telah membangunsetidaknya 176 reaktor biogas di enam desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro dan satu desa di Kabupaten Tuban. Di wilayah yang sama, EMCL juga melatih 55 tukang biogas. Tukang-tukang inilah yang akan menjadi ahli biogas agar bisa melakukan perawatan reaktor biogas di wilayahnya, sekaligus terus mengkampanyekan penggunaan energi alternatif.
EMCL berharap melalui program ini juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas dan pemanfaatan produk sampingannya. 
Program Pendukung Operasi (PPO) yang telah disetujui SKK Migas ini merupakan bagian dari komitmen industri hulu migas dalam memberikan kontribusi positif di masyarakat. “Program ini kami harapkan akan meningkatkan kualitas ekonomi dan kapasitas kehidupan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami,’’ tutur Dave. Ditambahkan Dave, “Setidaknya dengan adanya biogas, biaya pembelianelpiji bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Untuk mencapai tujuan itu, EMCL berpegang pada komitmen yang menerapkan standar etika yang tinggi dengan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta menghormati budaya lokal dan nasional. “Sembari tentunya, menjalankan operasi yang aman dan bertanggung  jawab,’’ tegasnya. [Team/Adv]
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9