28 April 2024

"BaDesTa" Salah Satu Bentuk Usaha BUMDES Desa Banjarsari

    Minggu, April 28, 2024  

Reporter : Abdul Qohar 



BOJONEGORO - Berbagai upaya dilakukan dalam mengembangkan badan usaha milik desa (BUMDes). Seperti yang dilakukan BUMDes Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Kabupaten Bojonegoro. BUMDes ini mengembangkan usaha kolam pancing ikan BaDesTa (Banjarsari Desa Wisata), Minggu (28/04/2024)


Ketua BUMDes Desa Banjarsari, H. Sukandar menyampaikan, BUMDes yang dipimpinnya itu memiliki sejumlah kegiatan unit usaha. Salah satunya kolam pancing ikan BaDesTa. 


"Di sini pengunjung umum bisa belajar ataupun menguji kemampuan memancing," ungkap H. Sukandar


Berdasarkan pantauan SuaraBojonegoro.com, area pemancingan ini juga bisa digunakan untuk lomba memancing. Ikan yang ada di dalam juga beragam. Mulai dari ikan bawal, nila, dan lele. Terdapat juga warung makan untuk kebutuhan para pemancing.


Harga memancing pun terjangkau. Dengan hanya membayar Rp 25 ribu per pemancing, mulai jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore. Ikan yang di dapat bisa langsung dibawa pulang.


"Harapan kami ke depan adalah adanya peran dan kontribusi dari semua pihak yang ada di semua tingkatan dalam rangka mengembangkan usaha BUMDes ini," pungkasnya. (Qoh/SB)

12 Januari 2023

Pasar Wisata Bojonegoro Dikunjungi Banyak Siswa, Sebagai Media Belajar

    Kamis, Januari 12, 2023  


SeputarBojonegoro.com
- Afif Fuad H.


Bojonegoro - Pasar Wisata Bojonegoro tak cuma jadi ruang transaksi ekonomi pedagang dan pembeli, namun juga jadi media belajar siswa. Tampak terlihat rombongan Guru SD Roudlotul Ulum Bojonegoro beserta siswa-siswinya datang ke Pasar Wisata untuk belajar tentang wirausaha perekonomian jual beli. Kamis (12/1/2023).


Kegiatan ini mengacu pada Kurikulum Merdeka, yang dikembangkan sebagai kerangka kurikulum lebih fleksibel. Pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. 


Bu Evi salah satu guru dari SD Roudlotul Ulum Bojonegoro mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program kerja marketing untuk mengajarkan siswa-siswi belajar langsung cara jual beli di pasar.


Selain SD Roudlotul Ulum, tampak juga para siswa dari SMP Negeri 1 Bojonegoro yang melakukan kunjungan ke Pasar Wisata Bojonegoro. Pasar Wisata ini buka selama 24 jam untuk melayani kebutuhan masyarakat Bojonegoro.


Sementara, Kabid PIKP Dinas Kominfo, Panji Ariyo K mengatakan kegiatan ini merupakan out class learning agar pembelajaran lebih bersifat kontekstual dan penuh makna. Tidak sekedar pada teori saja.


Menurut dia, variasi pembelajaran yang unik dan menarik dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Selain itu, mengoptimalkan berbagai sumber belajar termasuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah seperti Pasar Wisata ini, merupakan variasi pembelajaran yang dapat dirasakan langsung prosesnya.


"Pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan observasi tentang proses transaksi jual beli, mengamati keadaan pasar, mengamati interaksi antar pedagang, melatih secara riil mengatur keuangan. Juga mencatat barang-barang yang diperjualbelikan," tutupnya. [red]

09 Januari 2022

Kado Liburan ala Kampung Dongeng Bojonegoro

    Minggu, Januari 09, 2022  

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Banyak kegiatan yang dapat dinikmati saat libur sekolah. Pergi berwisata, main ke rumah saudara dan lainnya. Namun berbeda dengan Kampung Dongeng Kabupaten Bojonegoro mereka mengadakan Kado Liburan untuk anak-anak usia TK hingga SD. Minggu (09/01/2022).

Bertempat di Kebun Raya Salak Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, kegiatan Kado Liburan Kampung Dongeng Kabupaten Bojonegoro diikuti oleh 85 peserta,

“Ini adalah kegiatan rutin kami di setiap libur semester 1 atau akhir tahun, walaupun tahun lalu sempat vakum karena Pandemi Alhamdulillah tahun ini bisa terselenggara”, ungkap Agung Budiono, Ketua Kampung Dongeng Bojonegoro.

Menurut Kak Budi, sapaan karibnya, Kado Liburan merupakan program untuk mengisi liburan anak-anak yang bertujuan untuk yang pertama melestarikan budaya, serta menanamkan nilai-nilai edukasi pada diri anak-anak dan yang dan meningkatkan budaya literasi.

Selain itu, melalui dongeng cerita yang diberikan juga bertujuan untuk menggiatkan kembali budaya dongeng kepada anak sehingga anak-anak dapat mengenal dongeng kembali.

“Gagasan Kado Liburan ini hadir karena kami melihat anak-anak disekitar mengisi liburan hanya dengan main HP dan liburan dengan orang tua yang minim interaksi dengan teman”, imbuhnya


Puluhan anak-anak tampak ceria bermain, berbagai permainan tradisional seperti fun game, bermain sulap, dan bercocok tanam dimainkan anak-anak dengan ditemani kakak-kakak dari kampung dongeng.

“Harapan kedepan kami punya tempat atau sanggar sendiri yang bisa didatangi setiap saat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak tentang hiburan yang seru namun tetap sarat dengan nilai pendidikan”, pungkasnya. [qoh/sbc]

28 Juli 2020

Ada Potensi Hutan di Bojonegoro Untuk Di Manfaatkan Sebagai Wisata

    Selasa, Juli 28, 2020  

Reporter : Dewi Wulan

SeputarBojonegoro.com - Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Letak Bojonegoro yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Nganjuk, Ngawi dan Blora menjadikan wilayah ini semakin menarik disinggahi.

Kondisi topografi yang didominasi dengan perbukitan serta kawasan hutan pada sisi sebelah utara dan selatan merupakan daya tarik yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Begitu juga dataran rendah yang berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, menjadi alasan utama wisatawan berkunjung ke Bojonegoro.

Kondisi lingkungan hutan yang tampak asri, membuat para pengemudi yang melintas di area hutan watu jago ini untuk berhenti sejenak melepaskan lelah ataupun mendinginkan mesin mobilnya. Begitu juga perlintasan dari Bojonegoro ke arah Kabupaten Ngawi, perjalanan akan melewati sebuah daerah yang sudah tidak asing lagi yaitu hutan watu jago

Disampaikam oleh Wahyu Setiawan, Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia, mengemukakan bahwa kawasan hutan watu jago ini bisa diwujudkan menjadi lokasi rest area, dengan memberikan beberapa pembenahan lokasi secara bertahap sambil menata lingkungan, kondisi sosial masyarakat hutan.

"Sambil membeli aneka makanan atau sekedar ngopi, pedagang yang berjualan pun bisa mendapatkan berkah dengan dagangannya," terangnya.

Dipaparkan oleh Wahyu Setiawan bahwa Area Watu jago ini, sangat cocok serta bisa dibuat semacam Rest Area, Disamping kondisi lingkungan hutan yang asri, masyarakat dikawasan ini banyak yang menjual makanan serta minuman

Watu Jago, berada di kawasan BKPH Ngelo, KPH Padangan , yang lokasinya di Kecamatan Margomulyo , tepatnya desa Meduri dan Sumberjo. Kegiatan Pariwisata di seputar kawasan hutan ini bisa juga dikembangkan menjadi lokasi wisata kuliner ataupun ruang pamer produk dari hutan seperti souvenir tonggak jati ataupun hasil olahan tanaman hutan seperti minyak kayu putih ataupun minyak sereh.

Waka Adm Perhutani KPH Padangan, Yeni Ernaningsih menyampaikan pihaknya sangat mendukung sekali jika kawasan area hutan watu jago ini menjadi tempat kawasan wisata, karena disamping melibatkan masyarakat sekitar hutan juga menjadikan hutan lebih terjaga dan lestari.

Begitu juga dengan masyarakat yang berdagang kuliner di wikayah tersebut juga snagat mendukung jika wilayah watu Jago digunakan sebagai Hutan wisata. "Yang berjualan disini rata rata warga sekitar daerah sini, kalo pas hari libur pengunjungnya banyak, walau hanya ngopi saja," Kata pak No salah satu Pedagang Makanan di watu jago.

Wahyu setiawan, juga menambahkan bahwa dirinya siap membantu untuk mewujudkan impian ini, tentunya bersama Perhutani, masyarakat hutan bersinergi membuat kawasan wisata yang asri dan terawat sehingga pengembangan wisata di Bojonegoro dapat bermanfaat bagi kelangsungan kesejahteraan masyarakat. [ang/sbc]

09 Februari 2020

Tradisi “Pleretan” Bentuk Syukur di Musim Tanam Padi

    Minggu, Februari 09, 2020  

Reporter: Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Warga desa Ngujo kecamatan Kalitidu kabupaten Bojonegoro pagi ini Minggu, 09 Februari 2020 menggelar tradisi "Pleretan" yang merupakan wujud syukur atas berkah pada musim tanam padi tahun ini. 

Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun sejak nenek moyang terdahulu, Sejumlah warga yang memiliki garapan padi mengadakan syukuran (Pleretan) bersama-sama di balai desa setempat. 

Zainudin, kepala desa Ngujo menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan berkah sehingga para petani bisa panen dengan hasil yang menggembirakan serta harapan para petani supaya terhindar dari segala jenis penyakit tanaman hingga panen nanti”. 

Acara syukuran pleretan digelar secara sederhana di Balai Desa Ngujo, setiap warga yang datang membawa masing-masing nampan berisi Pleret dan makanan lain. 

Setelah dibacakan do'a warga yang ikut hadir dalam acara ini memakan sedikit nampan yang berisi pleret dan sisanya akan dibawa pulang kerumah mereka masing-masing, harapannya mendapatkan berkah dan melimpah.


Pleret itu sendiri sebenarnya merupakan sejenis panganan tradisional yang berbahan dasar ketan, mula-mula ketan digiling dijadikan tepung dan diolah sedemikian rupa, hingga menghasilkan bermacam-macam, mulai dari warna, bentuknya pun ada yang seperti daun, ulat, begitu juga pembuatannya juga dari pelepah pisang. [qoh/sbc]

24 Agustus 2019

Keindahan Dua Gunung di Bojonegoro Selatan

    Sabtu, Agustus 24, 2019  

Oleh : Bang Doel

SeputarBojonegoro.com - Pragelan, sebuah desa yang terletak di paling ujung barat kecamatan Gondang, desa yang berbatasan dengan desa Deling kecamatan Sekar, yang terkenal dengan wisatanya yaitu Atas Angin. Desa Pragelan ini adalah sebuah desa yang terdiri dari dusun Krajan sebagai jantungnya desa Pragelan, dusun Bluru, Tretes, Bladogan, dan Randupitu yaitu dusun yang beratasan langsung dengan desa Deling kecamatan Sekar.

Dibalik terisolirnya desa ini menyimpan keindahan yang sangat menarik untuk digali, yaitu keindahan alamnya dan salah satu bukti sebagai keindahanya yaitu ada dua gunung yang berdiri tegak nan hijau yang tampak dari bukit Atas Angin, dan menjadi salah satu spot yang paling indah saat pagi hari saat kita berada di desa Pragelan, saat matahari terbit dicelah-celah diantara dua gunung yaitu Gunung Lawang dan Gunung Kendil.

Sabagai salah satu bukti adalah dengan membuat gebrakan beberapa hal untuk desa Pragelan, yang paling tampak dan pertama kita lihat pada saat ke desa Pragelan adalah adanya embung disebelah kiri jalan tepat dikaki gunung Kendil dan pembangunan embung tersebut adalah lahan tanah Tanah Khas Desa, (TKD).



Kepala Desa Pragelan, Marji, merelakan bengkoknya untuk dijadikan embung untuk penyimpanan air agar disaat kemarau diharapkan dari air yang ada diembung tersebut bisa mengaliri sawah warga yang mengalami kekeringan. Sebagai Kepala Desa, dirinya berharap dengan dibangunnya Embung itu selain sabagai saran peningkatan produktifitas pertanian juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan tempat pemancingan ikan,

Disamping sisi-sisi embung itu akan didirikan gazebo dan warung sabagai tempat jualan warga desa, karena selain penghasil jagung dan padi desa Pragelan juga sangat cocok untuk tanaman buah semangka, nah... masih ada satu lagi desa Pragelan juga akan tampak indah saat kita mengambil gambarnya dari sisi barat yaitu dari jalan yang menuju arah dusun Bladogan.

"Jadi, dua gunung antara Gunung Lawang dan Gunung Kendil akan tampak indah jika dilihat dari  sana," jelas Marji.


Bagi para pecinta wisata alam, jangan sampai ketinggalan menikmati keindahan pancaran alam dari dua gunung ini,  pasti pengunjung akan terpana dan terpesona oleh indahnya yang bagai lukisan alam. [red/sbc]


Foto : alamasedy.com

10 Februari 2019

SareNgat Pasar Digital Ajang Promosi Produk Lokal Desa Mojodeso

    Minggu, Februari 10, 2019  
SeputarBojonegoro.com - Kegiatan yang digagas oleh POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Mojodeso Kecamatan Kapas  ini merupakan sebuah terobosan untuk mengajak masyarakat mandiri dan berdaya di tengah arus globalisasi yang semakin mewabah di hadapan kita.

Konsep SareNgat (pasar minggu) ini berupa  pameran kuliner dan produk-produk lokal khas warga setempat.

Antusiasme warga masyarakat ternyata cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya respon masyarakat sekitar dan luar daerah yang ikut berpartisipasi dan meramaikan acara tersebut.

Beni Farisandi wakil ketua POKDARWIS mengungkapkan untuk pembelian produk tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakana koin yang telah di tukarkan saat pengunjung masuk area Telaga Payung.

"Cara tukar koin ini kami lakukan untuk menambah daya tarik pengunjung sekaligus membedakan sistem jual beli dengan pasar-pasar lainnya, selain itu SareNgat disini merupakan pasar digital satu-satunya di kabupaten Bojonegoro," ujarnya.


Kegiatan tersebut juga didukung oleh Pemerintah Desa Mojodeso dengan memberikan fasilitas area atau tempat di sekitar Telaga Payung untuk dijadikan tempat jajanan kuliner dan produk-produk warga sekitar

Kegiatan SareNgat ini rencananya akan berlangsung tiap hari Minggu setiap bulannya dan dimulai pukul 07.00 hingga 12.00 siang hari.

"Kegiatan SareNgat saat ini baru merupakan soft launching dan untuk launching utamanya sendiri dilakukan bulan Maret oleh Kementrian Pariwisata RI," Pungkasnya. (Wnq/SBC)

20 Desember 2018

Festival Bengawan Meriahkan Akhir Tahun 2018

    Kamis, Desember 20, 2018  

SeputaBojonegoro.com  - Festival Bengawan di Kabupaten Bojonegoro yang akan dilaksanakan pada 29 dan 30 Desember 2018 mendatang akan menghadirkan sastrawan kondang serta hiburan kesenian tradisional hingga festival perahu hias.

Ketua Panitia Festival Bengawan 2018, Didik Wahyudi mengatakan festival kali ini akan lebih menarik dibanding tahun-tahun sebelumnya.  Karena ini adalah yang pertama para peserta secara mandiri swadaya akan bersaing memperebutkan kejuaraan dengan kategori desa dan umum dengan hadiah uang pembinaan puluhan juta dan trophi.

"Kami akan mengundang para seniman lukis dan sastrawan untuk meramaikan festival ini lebih menggugah hati," kata Didik.

Festival perahu hias menyusuri bengawan solo dari Sale, desa Sukoharjo kecamatan Kalitidu sampai Taman Bengawan Solo (TBS) di utara pasar kota, Panitia juga mengundang para seniaman lukis dan sastrawan untuk memeriahkan Festival ini. Lukisan dari para seniman rencananya dilelang dan hasil lelang akan didonasikan untuk sedekah budaya dan untuk pelaksanaan Festival Bengawan pada tahun berikutnya.

"Rencana kita juga mengundang duta budaya serta seni semua kabupaten bantaran sungai," ucapnya.

Pihak optimis festival bengawan kali ini lebih menarik dan heboh dengan pesan moral menjaga keindahan dan kelestarian Bengawan Solo dengan tidak membuang sampah ke sungai.

"Karena sungai ini telah memberikan penghidupan sejak zaman dulu sampai sekarang," pungkasnya. (Abl/SBC)

16 Desember 2018

Ingin Kenalkan "Cethe" kepada Masyarakat Luas

    Minggu, Desember 16, 2018  
SeputarBojonegoro.com - Melukis adalah sebuah seni menggambar menggunakan cat warna di atas kanvas. Namun, terdapat suatu budaya melukis yang unik di Nusantara, yakni menggunakan ampas kopi di sebuah batang rokok.

Sebagai salah satu komunitas pecinta kopi, ANGOP ingin memperkenalkan budaya “nyethe” ini kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya.

"Nyethe itu kebiasaan di Jawa Timur, di mana para kaum pria berkumpul dan meminum kopi, setelah itu ampas kopinya digunakan untuk melukis di batang rokok," ujar Shohib kepada SeputarBojonegoro.com

Lomba ajang kreasi "nyethe" yang baru pertama kalinya diadakan di kabupaten Bojonegoro ini digelar bersamaan dengan rangkaian acara ngopi bareng serta ngobrol tentang perkopian di Indonesia oleh Ronggo Putro & Bryan Nainggolan (DONGENG KOPI) dari Yogyakarta. (Sabtu 15/12/18) 

Acara yang digelar di halaman Gedung Pusat Pengembangan Industri Kreatif (PPIK) kabupaten Bojonegoro berlangsung meriah. Tak kurang dari 50 peserta ikut serta meramaikan adu bakat melukis menggunakan bahan dasar ampas minuman kopi di atas media lima batang rokok yang disediakan panitia tersebut.

"Tak ada tema khusus. Lukisan bebas saja yang penting pola yang jelas, rapi dan tentu saja bernilai seni," pungkasnya. (Abl/SBC)

08 Desember 2018

Festival "NYETHE" Pertama Kalinya di Bojonegoro

    Sabtu, Desember 08, 2018  
sumber foto : google
SeputarBojonegoro.com - Komunitas pecinta kopi di Bojonegoro Jawa Timur, yang menaman dirinya Komunitas ANGOP (Ayo Ngopi) dalam waktu dekat akan menggelar festival menarik yang menjadi salah satu agenda langka, bahkan bisa yang pertama kali di Kabupaten Bojonegoro.

Kegiatan spektakuler sebagai ajang kreasi dan inovasi ampas kopi itu dikemas dalam “Lomba Nyethe, Ngopi Bareng dan Live Musik”.

Kegiatan bertajuk ‘Festival Nyethe’ akan di selenggarakan di halaman gedung pusat pengembangan Industri Kreatif (PPIK) Jl. Veteran Bojonegoro, pada hari sabtu tanggal 15 Desember 2018 mendatang.

Kegiatan ini baru ada pertama kali diadakan di Bojonegoro, pesertanya umum tidak hanya untuk pecinta kopi yang ada di Kabupaten Bojonegoro namun juga Jawa timur dan Indonesia.

Tujuannya untuk melestarikan seni budaya dan alam, juga merekatkan persaudaraan antar pemuda yang kritis dan nyeni.

Menurut Shohib, selaku ketua panitia acara ini mengatakan, kegiatan ini adalah keprihatinan perilaku pemuda era kini yang mulai bersikap pragmatis, instan, karena kebanyakan mengonsumsi media sosial atau internet tanpa ada filterisasi. Akibatnya, mereka lupa, tidak memikirkan seninya berproses untuk hasil karya seni yang nyeni dan bermanfaat. budaya corat-coret yang selama ini dikonotasikan negatif, harus dipermak menarik dan dibuktikan bahwa corat-coret adalah bagian dari aktivitas seni. Ungkapnya kepada SeputarBojonegoro.com.

Dan juga untuk memperkenalkan kekayaan bangsa, suatu kebiasaan yang sudah melekat kepada penikmat kopi, yakni budaya seni nyethe, atau orang Bojonegoro biasa menyebutnya dengan "bolot".

Selain itu, agenda ini juga bagian dari promosi batik khas Kabupaten Bojonegoro. Sebab, Bojonegoro memiliki khazanah budaya berupa batik Jonegoroan.

Untuk pendaftarannya, Rp. 15.000. Itu untuk peserta dapat secangkir kopi, 2 batang rokok, serta peralatan untuk nyethe. Untuk motifnya bebas dan durasi membatik rokok sekitar 2,5 jam.

Dalam kegiatan ini, akan dimeriahkan pula dengan pertunjukan musik akustik dari Hey Rocky Brother, dan Stand Up Comedy, serta ada pula diskusi tentang kopi, dengan. Narasumber Dongeng Kopi dari Yogyakarta. Sehingga bagi yang tdak ikut lomba nyethe, bisa ngopi bareng, ngobrol bareng, nongkrong bareng, dan diskusi bareng, dengan hiburan musik akustik.

Bagi yang berminat, bisa langsung menghubungi panitia di nomor 085731421046 dan 085733505052. (Abl/SBC)

17 Agustus 2018

Rayakan HUT RI, Pemuda Angop Kibarkan Bendera Di Bukit Bucu

    Jumat, Agustus 17, 2018  
Kontributor: S. Windayasari

SeputarBojonegoro.com - Puluhan pemuda Angop merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-73 dengan cara mengibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Bukit Bucu Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro

Kepada SeputarBojonegoro.com, Andik Liwa mengatakan, “Hal ini dilakukan guna memeriahkan hari kemerdekaan republik indonesia dan menghargai jasa para pahlawan serta sadar dalam mencintai alam khususnya wilayah bojonegoro”.

Bukit Bucu terletak di sekita pesisir sungai bengawan ini menjadi tempat pilihan pengibarkan Bendera Merah Putih karena tempatnya strategis menghadap langsung ke bengawan solo.

"Disamping untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke-73, kegiatan ini juga untuk memperkenalkan kepada anggota untuk lebih meperhatikan alam sekitar yang ada di kabupaten Bojonegoro," imbuh kepada SeputarBojonegoro.com

Dia berharap kegiatan positif seperti ini dapat dilakukan pada momen berikutnya. Apalagi kegiatan pengibaran bendera yang dilakukan puluhan Angop  itu selain menyambut hari kemerdekaan, juga untuk mempromosikan sektor wisata di Kabupaten Bojonegoro (Win/Red)


30 Juni 2018

Objek Wisata BUTON Seperti Tak Terurus

    Sabtu, Juni 30, 2018  
Kontributor: S. Windyasari

SeputarBojonegoro.com - Masih ingatkah kalian dengan objek wisata Buton yang berada di Kecamatan Gondang tepatnya di desa Sambongrejo yang dulu sempat booming? Perbedaannya justru sangat mencolok, dimana Buton saat ini tak terurus & terbengkalai. Sabtu (30/06/2018)

Saat di temui SeputarBojonegoro.com pihak management membenarkan akan hal tersebut dikarenakan ada oknum yang tidak bertanggung jawab sengaja merusak seperti yang dijelaskan oleh Galih Satria Buana Putra.

"Ya memang benar ada beberapa hal yang membuat wisata tersebut menjadi terbengkalai, salah satunya ada aksi fandalisme dari oknum yg tidak bertanggung jawab. Contohnya ada coretan dan perusakan beberapa fasilitas serta spot-spot foto di Buton sendiri perusakannya sendiri itu bisa di katakan parah, sampai ada pembakaran gazebo di beberapa titik." Tegasnya

Salah satu spot foto yang rusak di taman Buton

Dengan kondisi tersebut pihak management sendiri akhirnya memvakumkan wisata tersebut mulai awal Juni kemarin.

"Yang jelas wisata ini akan tetap kita pertahankan, untuk sementara memang kita tutup dulu sampai kondisi normal kembali," pungkasnya.

Bahkan dari warga sekitar pun banyak berharap ada tanggapan serius dari pihak terkait termasuk pihak keamanan dengan persoalan tersebut. Agar masalah ini tidak terulang kembali dan memberikan efek jera pada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab serta wisata Buton dapat kembali seperti saat pertama dibuka. (Wind/red)

Pasca Libur Lebaran Tempat Wisata Ini Kembali Rapi

    Sabtu, Juni 30, 2018  
Reporter: Didik Winarto


SeputarBojonegoro.com - Waduk Grobokan yang terletak di Desa Bendo Kecamatan Kapas, Bojonegoro saat ini tampak rapi, setelah beberapa warga melakukana penataan dan juga membersihkan sekitar waduk setelah waduk ini dipenuhi oleh pengunjung.

Dari pantuan SeputarBojonegoro.com, tampak sebelumnya diair waduk banyak ikan yang mati dan airnta terlihat kotor. "Sekarang saat saya berkunjung diwaduk sudah bersih dan terasa nyaman kembali, " Kata Sugeng Riyadi. Sabtu (29/6/18).

Banyaknya ikan yang mati diwaduk Grobokan ini karena diduga diracun oleh orang tak dikenal, sehingga membuat kotor air waduk dan merusak pemandangan.

Lokasi wisata yang bertempat diarea persawahan tersebut, beberapa warga nampak masih membersihkan waduk yang dibuka setahun lalu.

Sebelumnya pada liburan lebaran, lokasi wisata waduk Grobokan ini dipenuhi oleh warga yang sengaja datang untuk mengisi liburan lebaran Idul Fitri 2018. (Dik/Red)

18 Juni 2018

Waduk Grobokan Diserbu Pengunjung Dilibur Lebaran

    Senin, Juni 18, 2018  
Reporter: Didik Winarto

SeputarBojonegoro.com - Pada H + 2 libur lebaran hari Raya Idul Fitri 2018, Waduk Grobokan yang terletak di Desa Bendo,  Kecamatan Kapas, Bojonegoro di serbu banyak pengunjung untuk mengisi Libur Lebaran ini tahun ini.

Dari data yang dihimpun SeputarBojonegoro.com, jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan dibanding hari-hari biasanya.

Dengan cukup membayar Rp 2000 saja pengunjung dapat menikmati keindahan panorama tanaman jati yang berjajar disepanjang waduk serta hamparan persawahan yang cukup exotis.

"Sangat menarik dan bagus mas pemandanganya, ya cukup buat menghilangkan penat " ujar Siti Qomariah salah satu pengunjung yang berasal dari desa Pacul kecamatan kota Bojonegoro,  Senin (18/6/18).

Peningkatan jumlah pengunjung juga berdampak pada larisnya dagangan para penjual yang berderet diskitar pintu masuk waduk dibuka hampir setahun ini. (Dik/Red)

08 Juni 2018

Kader PDI Perjuangan Bojonegoro & Anak-anak Yatim Ziarah Makam Bung Karno

    Jumat, Juni 08, 2018  
SeputarBojonegoro.com  - Ratusan Kader PDI (Partai Demokrasi Indonesia)  Perjuangan DPC Bojonegoro melakukan Ziarah Makam Bung Karno di Kabupaten Blitar bersama anak anak Yatim,Jum'at (8/6/18).

Kegiatan Ziarah Makam presiden Pertama Republik Indonesia ini dalam rangka memperkuat ingatan perjuangan dan pengabdian Bung Karno terhadap Tanah Air, Bangsa, Negara dan Rakyat Indonesia.

PLT Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Bojonegoro, H. Abidin Fikri, S.H., M.H. menyampaikan bahwa Tradisi ziarah dalam Bulan Bung Karno sekaligus Bulan Ramadhan ini akan diikuti oleh kurang lebih seratus orang. Rombongan  berangkat dari Kantor DPC PDI  Perjuangan Kab. Bojonegoro dengan menaiki tiga bus pada hari Jumat, 8 Juni 2018, pukul 07.00 pagi ini.

"Dengan Ziarag ini kami mengajak masyarakat untuk mengibgat kembali Perjuangan Bung Karno dan juga tradiai Ziarah Kubur pada Bulan Ramadhan," Terang Abidin Fikri.

Pria yang juga anggota DPR RI dari dapil 9 Bojonegoro dan Tuban ini juga mengatakan bahwa Ziarah makam Bung Karno akan diisi oleh doa bersama dan refleksi  mengenang dan penghormatan terhadap perjuangan suci Bung Karno yang semasa hidupnya diabdikan untuk keselamatan bangsa dan Negara. (SBC)


Arti Malam Nuzulul Quran 2018 Yang Jatuh Pada Malam 17 Ramadhan

    Jumat, Juni 08, 2018  
Malam Nuzulul Quran adalah malam dimana Kitab Suci Umat Islam (Al-Qur’an) diturunkan secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Kemudian secara berangsur di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW disepanjang kehidupannya atau dalam waktu kurang lebih 23 tahun.
Surat Al-Qur’an pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-Alaq sebanyak 5 ayat.
Untuk Ramadhan tahun 2018/1439 Hijriyah, Malam Nuzulul Qur’an jatuh pada hari Jumat, bertepatan dengan tanggal, 01 Juni 2018, hal tersebut di tarik dari penanggalan Hijriyah, dimana hari Jumat, 01 Juni 2018 selepas magrib sudah masuk tanggal 17 Ramadhan.
Memang jika di hitung dengan penaggalan Masehi dengan mulai Puasa hari Kamis, 17 Mei 2018, maka tanggal 17 Ramadhan = Hari Sabtu, 02 Juni 2018, namun dalam penggalan Hijriyah, hari Jumat selepas Magrib, tanggal 01 Juni 2018 sudah masuk tanggal 17 Ramadhan 1439 H.

Kaitan 17 Ramadhan dan Malam Nuzulul Quran

Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan, namun penyampaiannya kepada Nabi Muhammad dilakukan secara berangsur-angsur.

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)
Sebagaimana di kutip dari Era MuslimLailatul Qadarsendiri berada pada 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa malam 17 Ramadhan di peringati sebagai Nuzulul Quran (Turunnya Alquran) ? Bukankan Al-Quran diturunkan pada malam lailtul Qadar (10 malam terakhir di Bulan Ramadhan) ?
Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan di mungkinkan karena pada tanggal tersebut di turunkannya ayat pertama Al-Qur’an dari surat Al Alaq kepada Nabi Muhammad SAW dari ayat 1 sampai 5.
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari Al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW adalah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan, akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.
Itulah mengapa malam 17 Ramadhan diperingati sebagai malam Nuzulul Quran (Turunnya Al-Qur’an), hal tersebut di karenakan Ayat Al-Qur’an pertama yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW diturunkan pada tanggal tersebut.
Untuk memperingati Malam di turunkannya Al-Quran ini, di Indonesia biasanya di lakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur’an.
Untuk Referensi lebih lengkap mengenai kaitan tanggal 17 ramadhan dan Nuzulul Qur’an, bisa dilihat di situs Era Muslim.

26 Februari 2018

Ratusan Pecinta Sholawat dari Berbagai Daerah, Meriahkan PWI Bersholawat

    Senin, Februari 26, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

SuaraBojonegoro.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro menggelar PWI Bersyolawat bersama Fatihah Indonesia, Minggu (25/02/18). Acara yang dihadiri ratusan pecinta sholawat itu, dalam rangka memperingati hari Pers Nasional (HPN) 2018.

Tema acara tersebut 'PWI Bojonegoro Bersholawat untuk Merajut Ukhuwah dengan Bingkai Kebhinekaan'. Pecinta sholawat atau para syekher mania sangat antusias. Baik dari Bojonegoro dan juga dari daerah sekitar, seperti Tuban, Lamongan, Gersik dan lain sebagainya.

Acara yang di awali guyuran hujan itu, tak menyurutkan uvoria para syekher mania untuk datang. Mereka rela untuk hujan-hujanan demi bersholawat bersamam Sebagai wujud cinta serta ta'dzim kepada sang revolusioner zaman, yakni baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Bersama Fatihah Indonesia, grup hadrah dari Kecamatan Baureno Bojonegoro di pimpin Ustad Ridwan Asfhi. Di iringi dengan Tari Syufi yang mampu membius para pecinta sholawat yang hadir berkumpul di halaman Kampus Universitas Bojonegoro.

Lantunan sholawat yang bergema memecah keheningan malam. Dihadiri pula ketua Syekher Mania Bojonegoro, langit hitam seakan terpecah pada satu titik di halaman Kampus Unigoro. Kibaran bendera para syekher mania menambah semangat bersholawat.

Ketua Syekher Mania Bojonegoro, Ust Abdul Rouf sekaligus memandu jalannya acara tersebut.

'Turi putih' salah satu sholawat yang malam ini di lantunkan menjadi favorit bagi para pecinta sholawat dan syekher mania. Syairnya mengajarkan untuk slalu mawas diri dengan datangnya kematian.

Ketua PWI Bojonegoro, Sasmito Anggoro dalam sambutannya menyampaikan, bahwa PWI adalah penyampai berita dan informasi yang di ajarkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW 'Sampaikanlah walaupun itu satu ayat'.

"Nabi Muhammad adalah utusan dari Allah, sebagai rasul beliau adalah penyampai, wahyu yang di terimanya dari Allah melalui malaikat jibril yang wajib di sampaikan kepada umatnya, itulah sebagai acuan dari kita temen-temen wartawan untuk selalu menyampaikan berita," ujarnya.

Ketua Yayasan Soeyitno, yang membawahi lembaga pendidikan Perguruan Tinghi Universitas Bojonegoro, Arief Januarso, mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada PWI Bojonegork yang telah menyelenggarakan acara PWI Bersholawat di kampus Unigoro.

"Selamat dan sukses untuk PWI Bojonegoro," ucapnya.

Pihaknya berharap, semoga dari teman-teman media mampu menulis berita secara netral. Apalagi saat saat ini lagi gencar gencarnya pemilihan kepala daerah.

Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro menyampaikan, agar pers mampu menjadi pemersatu bangsa. Tentunya dengan penyampaian berita yang nyata bukan hanya sekedar hoax apalagi sekarang di saat panas-panasnya Pilkada Bojonegoro.

"Pers mampu menjadi pendingin, penyejuk di saat panasnya pilkada," kata kapolres.

Perwakilan ExxonMobil Cepu Limited menyampaikan, semoga dengan acara ini mampu menjadi washilah agar terkabulnya doa-doa semua. Semoga dengan di adakannya peringatan hari pers kali ini, mengingatkan betapa pentingnya pers untuk mengawal demokrasi Indonesia.

"Semoga acara kali ini mampu manjadi sarana bagi kita agar di kabulkanya doa-doa kita semua,  tentunya demi Bojonegoro yang jaya," tuturnya.

Dilanjut menyerahan kenang-kenangan atau piagam penghargaan kepada Kapolres Bojonegoro, ExxonMobil Cepu Limited, dan pihak Kampus Unigoro, diserahkan langsung ketua PWI Bojonegoro.

Tausiyah sampaikan Kang Prabu. Seketika menumbuhkan semangat bagi kita untuk selalu bersholawat. Beruntung-beruntungnya orang ketika telinganya mendengar sholawat dan bibirnya selalu mengucap sholawat. Bahwa dengan sholawat Insyaallah sebagai wasilah agar terkabulnya hajat keinginan.

"Brangsiapa mempunyai hajat apapun itu agar terkabul perbanyak sholawat," tuturnya.

Kang Prabu juga memberi tantangan kepada hadirin yang bisa menghafal sholawat Munjiyat dan sholawat Tibbil Qulub. Masing-masing penghafal di beri seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah. Salah satu hadirin yang hafal adalah pecinta sholawat dari Kabupaten Gersik. (bid/yud)

17 Februari 2018

Kuliner Khas Daerah Harus Jadi Destinasi

    Sabtu, Februari 17, 2018  
Reporter: Monika

suarabojonegoro.com - Belum adanya solusi tepat bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) Bojonegoro, Jawa Timur, selama ini membuat mereka kerap melanggar aturan. Tak jarang mereka kucing-kucingan untuk menghindari kejaran petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bojonegoro.

"Memang ada jam-jam yang diberlakukan untuk PKL yakni jam lima sore sampai jam dua belas malam," kata pedagang bakso tetelan, Nuryanti, asal Desa Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro.

Namun, jika berdagang sesuai aturan tersebut, pendapatan yang diperoleh PKL tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-sehari, bahkan dinilai kurang.

Untuk berjual bakso, Nur-panggilan Nuryanti, bermodal uang Rp300.000. Dari modal itu dia bisa mendapat keuntungan bersih antara Rp150.000 sampai Rp200.000.

"Itu kalau tidak diusir Satpol PP, kalau diusir dan dijaga ya terpaksa tidak jualan," imbuhnya yang membuka lapak di Jalan Mas Tumapel atau seputar Alun-alun Bojonegoro.

Ibu tiga anak ini berharap kepada Bupati Bojonegoro yang terpilih mendatang agar memberikan kemudahan akses permodalan, dan tempat berjualan agar PKL bisa nyaman berjualan untuk mengembangkan usahanya.

"Kepada bupati baru nanti jangan hanya mengumbar janji manis. Janji itu harus dipenuhi karena itu adalah hutang," pesan Nur.

Senada disampaikan pedagang Ayam Goreng Krispi, di Jalan Panglima Soedirman, Widia Astuti (35). Dia mengungkapkan, selama ini belum ada tawaran dari pemerintah kabupaten baik berupa permodalan maupun solusi atas keberadaan PKL yang dianggap melanggar aturan.

Warga Kelurahan Ledok Kulon itu berharap, Bupati terpilih mendatang bisa menjadi juru selamat bagi pedagang kecil sepertinya. Memberikan tempat yang layak, dan kemudahan pinjaman agar usaha yang dijalankan bisa lebih berkembang.

"Kalau itu benar-benar dilakukan, saya jamin tidak ada PKL yang kesusahan seperti sekarang," pungkasnya.

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Seputaran Alun-alun Bojonegoro (PKL SAB), Mujiono, (35), menyatakan masih ada keluhan dari ratusan anggota PKL terkait tindakan penertiban yang dilakukan Satpol PP karena dianggap melanggar aturan.

"Tapi itu masalah mereka, kami dari Paguyuban sudah menghimbau agar jualan di jam-jam yang ditentukan," tandasnya.

Dirinya berharap Bupati Bojonegoro yang baru nanti bisa memberikan ruang dan fasilitas yang sesuai untuk PKL. Misalnya, menggunakan lokasi di dalam alun-alun.

"Harapannya lokasinya tidak jauh dari alun-alun. Karena, di sinilah pusat berkumpulnya masyarakat untuk berlibur dan mencari hiburan," pungkas Pak Ji, panggilan Mujiono.

Dimintai komentar terkait problema yang dihadapi para pedagang kaki lima tersebut, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro, Mitroatin, menyatakan, kedepan akan menata kembali para PKL karena mereka  simbol ekonomi kerakyatan yang perlu diperhatikan, dan diberdayakan.

"Akan kita sinergikan dengan program yang sudah kita siapkan, agar keberadaan PKL ini menjadi pelaku wisata kuliner di Bojonegoro," kata Mitroatin yang berpasangan dengan Cabup Soehadi Moeljono ini.

Kedepan pihaknya juga akan mengembangkan kualitas bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui insentif fiskal berupa penjaminan kredit perbankan, dan non perbankan.

"Harapannya pelaku usaha kecil ini menjadi pengusaha tangguh, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya," pungkas Kader Muslimat NU Bojonegoro ini. (Nik/Red)

15 Februari 2018

1.000 Balai untuk Seni Budaya Bojonegoro

    Kamis, Februari 15, 2018  
Reporter: Monika

suarabojonegoro.com - Perkembangan kesenian di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami pasang surut. Hal itu menunjukan bahwa kesenian dan kebudayaan di Bumi Angling Dharma, mengalami pergerakan. Meski begitu saat ini Bojonegoro belum mampu mengidentifikasi potensi, dan kekhasan budayanya.

"Oleh karena itu dibutuhkan political will dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro," ujar seniman dan budayawan Bojonegoro, Agus Sigro, kepada wartawan, Rabu (14/2/2018).

 Jika dilihat dari intensitas peristiwa kesenian dan kebudayaan di Bojonegoro ini, menurut dia, hampir sering terjadi dan rutin dilakukan sejumlah komunitas. Peristiwa kesenian dan kebudayaan itu sering digelar pada ruang-ruang bebas yang masih jauh dari kelayakan dari gedung kesenian. Di Bojonegoro sendiri saat ini belum ada pusat kesenian dan kebudayaan yang standart.

"Oleh karena itu siapapun nanti yang akan menjadi Bupati Bojonegoro harus tahu,  bahwa mereka mempunyai tanggung jawab konstitusional untuk mengakomodir seluruh gagasan, perilaku, dan hasil karya warga masyarakat Bojonegoro," jelasnya.

Perilaku seni dan budaya yang dilakukan sejumlah komunitas ini, pada muaranya merupakan proses belajar, dan adaptasi terhadap lingkungannya yang berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Serta mampu mengangkat citra dan posisi Kabupaten Bojonegoro dalam konteks pergaulan yang lebih luas, baik antarprovinsi, Nasional, maupun internasional di bidang seni dan budaya.

Dia berharap, kepada empat kandidat calon bupati dan wakil bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Bojonegoro 2018 mendatang, harus memiliki program di bidang kesenian dan budaya, diantaranya melestarikan cagar budaya, dan mengembangkan permuseuman secara berkelanjutan.

Selain itu membina kesenian baik seni tradisi maupun modern, untuk meningkatkan inspirasi dan apresiasi masyarakat terhadap seni sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, membina komunitas-komunitas budaya dan memperkuat tradisi dalam keragaman budaya. Meningkatkan pemahaman sejarah dan nilai budaya dalam memperkuat ketahanan budaya bangsa, dan mengembangkan penelitian kebudayaan guna memperkuat identitas kebudayaan Bojonegoro.

Juga mengembangkan sumber daya kebudayaan yang berkualitas, serta menyediakan infrastruktur untuk mengekspresikan kreatifitas, dan apresiasi masyarakat berupa gedung kesenian yang representatif.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Amir Syahid, mengakui, budaya dan kesenian di Bojonegoro sekarang ini masih dalam pencarian jati diri. Selama ini, institusi yang membidangi seni budaya dan pariwisata itu,  mendengarkan banyak cerita sebuah kebudayaan, dan seni dari masyarakat yang terkadang punya kepentingan.

Menurutnya, banyak komunitas seni dan budaya yang ada di Bojonegoro, namun hanya segelintir saja yang eksis melakukan kegiatan seni dan budaya. Meski demikian, Disbupar terus memberikan program dan bantuan demi keberlangsungan kelompok tersebut. Tujuannya agar seni dan budaya di Bojonegoro tetap terjaga dan lestari di tengah hempasan perubahan zaman.

Oleh sebab itu pihaknya akan menginventarisir jenis budaya asli di masyarakat, dan menciptakan inovasi hingga kreativitas baru antara kesenian lama dan masa kini agar generasi masa kini tidak bosan.

  Menurut Amir, kesenian yang ada di Bojonegoro saat ini diantaranya, seni tari, lukis, teater, patung, menyanyi, dan lain sebagainya. Sementara budaya, diantaranya Langen Tayub, Sedekah Bumi, Bersih Desa, Wayang Thengul, Gerebek berkah, dan masih banyak yang lainnya.

"Dari itu semua, masih belum ada yang dipatenkan milik Bojonegoro asli. Tapi kita upayakan inventarisir semuanya agar menemukan mana yang asli dari Bojonegoro," pungkasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah salah satu Cabup Bojonegoro,  Soehadi Moeljono, mengatakan, pihaknya sangat merasakan apa yang menjadi kesulitan dan keinginan para pelaku seni dan budaya  tersebut.

"Kita tak bisa lepas dari budaya, dan jatidiri budaya khas Bojonegoro harus kita cari sebagai identitas daerah," kata Pak Mul, sapaan mantan Sekda Bojonegoro yang dalam Pilkada Bojonegoro 2018 berpasangan dengan kader militan Muslimat NU, Mitroatin, itu.

Dia katakan, dalam program bidang seni budaya ke depan akan diselenggarakan forum-forum kebudayaan dan kesenian daerah yang mengunggulkan karakter khas Wong Bojonegoro.

“Kita juga akan membangun seribu balai seni dan budaya sebagai wahana belajar seni, dan budaya bagi warga masyarakat, untuk menyalurkan hobi atau melatih profesi,” tegas Pak Mul yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bojonegoro.

‌Terkait keinginan pelaku seni budaya yang berharap ada gedung kesenian dan kebudayaan representatif, tambah Pak Mul, sebenarnya telah menjadi program pembangunan yang disusunnya. Semuanya dilakukan agar seluruh komponen masyarakat bisa lebih tangguh, dan sejahtera bersama.  (nik/Red)

07 Januari 2018

Pesona Wisata Alam Bojonegoro Selatan Telah Menyedot Ribuan Pengunjung

    Minggu, Januari 07, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Bojonegoro Selatan atau lebih tepatnya di Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, ini memang tidak habis dengan berjuta pesonanya. Di Kecamatan yang konon dulunya berupa lautan ini memiliki beberapa titik tempat wisata yang menajubkan. Kawasan hutan dan perbukitan disajikan di Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Nganjuk ini. Minggu (07/01/18).

Menurut keterangan Bang Doel, selaku Ketua pengelola wisata Desa Sambongrejo, Kecamatan Gondang, semenjak tahun 2016 yang lalu baru dilaunching tempat wisata, sudah tercatat ribuan pengunjung, khususnya di hari-hari libur.

"Ditahun 2016 baru launching-launching saja, dan di tahun 2017 baru
tumbuh partisipasi masyarakat. Di liburan hari raya (idul fitri.red) tahun 2017 kemarin lebih dari seribu pengunjung. Penghasilan satu bulan diliburan kemarin itu kalau dipukul rata mencapai Rp11 juta perminggu, itu bukit Buton saja", katanya.

Dirinya menyatakan di Kecamatan Gondang ini ada beberapa titik tempat wisata, namun untuk pengelolaannya belum teroganisir penuh. Sehingga pihaknya tidak dapat mengidentivikasi jumlah pengunjung.

"Karena belum ada tiket masuk, jadi tidak bisa dihitung berapa jumlah pengunjungnya", ujarnya.

Pria yang kini mencoba mengembangkan budidaya buah strobery ini menuturkan, untuk menigkatkan jumlah pengunjung wisata pihaknya akan menigkatkan gebrakan-gebrakan yang inofatip.

"Untuk tahun 2017, karena bukit Buton sudah dianggap layak, pemerintah dengan memberikan fasilitas toilet, jadi sudah ada kontribusi tapi kurang maksimal", jelasnya.

Dari data yang dihinpun media suarabojonegoro.com, diantara tempat wisata yang ada di Kecamatan Gondang adalah Dan Ubalan, terletak di Desa Pajeng, Banyu Anget, Banyu Wedang, dan Selo Gajah, yang terletak di Desa Jari, Embung Biru, Gua Gogor, Gunung Lawang, Gunung Kendil dan Gunung Godek, yang terletak di Desa Pragelan, Gunung Jati Gunung Puru, Gunung Watu, Banyu Kuning yang terletak di Desa Krondonan

"Yang baru dirilis ini wisata Embung yang terketak di bawah bukit di Desa Pragelan, yang belum tersentuh oleh Pemerintah itu banyu anget dan banyu wedang", jelasnya.

Dirinya dan warga Kecamatan Gondang bergarap di tahun 2018 ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, untuk lebih serius merespon partisipasi masyarakat Desa. Pasalnya untuk Pemerintah Desa di Kecamatan Gondang ini sudah menjadi niatan untuk mengeksplor tempat-tempat wisata di Kecamatan Gondang ini.

"Tinggal menuggu klik dari Pemkab, soalnya kalau di tahun 2018 ini Pemerintah tidak serius maka kita akan ketinggalan dengan kabupaten Nganjuk", pungkasnya. (Bim/red).
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9