30 April 2024

PEPC Kembangkan Sektor Pertanian Lokal Melalui Pelatihan Pertanian Berkelanjutan

    Selasa, April 30, 2024  


BOJONEGORO - Puluhan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang berada di sekitar area Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) mendapat kesempatan mengikuti sekolah lapangan atau kursus tani. Pelatihan yang difasilitasi oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 dengan menggandeng mitra pelaksana dari Lembaga Swadaya Masyarakat setempat ini antara lain mengajarkan pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. 


Kegiatan yang berlangsung secara kontinyu ini dilaksanakan di kawasan Petak 38 Perhutani, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (25/04). Para petani yang berdomisili di desa sekitar wilayah operasi JTB ini mendapatkan pelatihan tentang tata cara bercocok tanam secara efektif dan efisien, sehingga mereka bisa mendapatkan hasil secara optimal dengan biaya minimal. 


Manager Comm. Relations & CID PEPC Regional Indonesia Timur Rahmat Drajat  menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) PEPC bersama SKK Migas yang merupakan regulator industri hulu migas. Pihaknya bersama SKK Migas memberikan atensi kepada masyarakat sekitar supaya dapat mengembangkan pertaniannya sehingga memperoleh hasil yang maksimal. "Kami  giat dalam pengembangan masyarakat tani sekitar wilayah operasi supaya mereka dapat meningkatkan hasil pertaniannya. Untuk itu kegiatan ini didesain secara proaktif agar para petani memiliki pengetahuan baik secara teori dan praktek bersama mitra pendamping berpengalaman," terangnya. 


Salah satu peserta kursus dari anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Tani Desa Bandungrejo, Lamidi mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini. Menurutnya  ilmu dan pengalaman dari kegiatan ini semakin membuka wawasannya dalam hal bertani. Sebelum mendapatkan rangkaian pelatihan ini dirinya mengira bahwa cara pengolahan lahan dan pengerjaannya hanya sebatas itu-itu saja. Lamidi seperti petani pada umumnya  masih menggunakan cara konvensional. 

"Pengalaman dari pelatihan ini saya gunakan mulai musim tanam tahun ini dan hasilnya terlihat berbeda, menjadi lebih baik. Terlebih di sini kami bisa mengurangi ketergantungan dalam penggunaan bahan kimia. Alhamdulillah diberikan pengalaman sehingga dapat diterapkan. Terima kasih. Kegiatan ini sangat membantu kami," ungkapnya.


Senada dengan Lamudi, Purwiwin yang juga anggota KTH  petani penggarap di sekitar JTB merasa dirinya jadi lebih mudah dalam melakukan penanaman hingga perawatan dengan cara yang diajarkan ini. Menurut Purwiwin hasil taninya pun  berbeda,  kelihatan lebih baik dari sebelumnya. Dengan metode yang diajarkan dalam kursus ini, selain memudahkan pengelolaan dalam bertani juga mengirit penggunaan pupuk. "Tambah pengalaman yang berharga. Kesempatan pelatihan semacam ini  jarang didapatkan oleh petani.  Pengoptimalan kompos  dan pengelolaan tanah selama proses penanaman termasuk yang diajarkan. Apalagi pupuk semakin mahal dan semakin langka, jadi kegiatan ini tepat buat para petani. Terlebih  ketersediaan bahan pembuatan kompos ada di sekitar kita," urainya.


Kegiatan ini diawali dengan cara membuat kompos secara benar supaya dapat diaplikasikan pada tanaman untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah sebelum ditanam dan pemilihan jenis bibit yang akan ditanam. Pada pelatihan kali ini, di lahan yang menjadi pusat pelatihan  ditanami beberapa jenis bibit jagung yang kemudian diobservasi secara rutin pertumbuhannya. Diharapkan dengan memanfaatkan ketersediaan bahan yang ada dan mudah didapat tidak hanya akan membantu para petani dalam mengolah dan memproduksi kompos tapi juga membantu para petani dalam menekan pengeluaran biaya pertaniannya untuk mendapat hasil yang lebih optimal.  (Red/Lis)

09 Desember 2022

Petani Tembakau Bojonegoro Akan Mendapat Pupuk Non Subsidi Dari Pemkab Tahun 2023

    Jumat, Desember 09, 2022  


SeputarBojonegoro.com
- Afif Fuad H.


Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) akan menyiapkan pupuk non subsidi bagi petani tambakau pada tahun 2023 mendatang. 


Kepala DKPP Bojonegoro, Helmi Elisabeth, mengatakan, jika sesuai Permentan No 10 Tahun 2022 menyebutkan adanya pengurangan jenis pupuk hanya 2 yaitu urea dan NPK. 


Dia menyebutkan, jika pengurangan jenis pupuk tersebut mempengaruhi jumlah pupuk pada komoditas tanaman seperti tanaman pangan padi, jagung dan kedelai. Sedangkan untuk holtikultura berupa bawang merah, bawang putih dan cabai. Sementara perkebunan pada tanaman tebu rakyat, kopi dan kakau. 


"Khusus pada tanaman tembakau, pupuk subsidinya dihapus," tukasnya. 


Dengan adanya penghapusan pada pupuk subsidi untuk tanaman tembakau, maka tahun 2023 Pemkab Bojonegoro akan membantu dengan pupuk non subsidi 1 Ha lahan mendapat 200 kg pupuk non subsidi. 


" Luasan yang akan diakomodir tahun 2023 adalah seluas 2.700 Ha," lanjut Helmi. 


Dia menyebutkan, jika seluas 2.700 Ha hanya petani tembakau. Sementara untuk tanaman pangan diakomodir di Program Petani Mandiri (PPM). 


Dia menambahkan, penerima bantuan pupuk non subsidi merupakan semua petani yang terdata menanam tembakau pada pola rencana tanam di tahun 2023. 


"Juga bagi petani yang terdaftar dalam kelompok tani. Hal ini karena bantuan hibah tidak bisa perorangan," tegasnya. 


Pihaknya menyebutkan, jika anggaran untuk bantuan pupuk non subsidi sebesar Rp10.800.000.000. Diharapkan, bantuan tersebut bisa meringankan beban petani tembakau di Bojonegoro pasca terbitnya kebijakan pemerintah pusat. [red]

08 Desember 2022

DKPP Bojonegoro Latih PAC GP Ansor Sumberrejo Memproduksi Pupuk Organik

    Kamis, Desember 08, 2022  


SeputarBojonegoro.com
- Afif Fuad H.


Bojonegoro - Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemada (GP) Ansor Sumberejo Bojonegoro, bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, melakukan kegiatan Pelatihan Pupuk Organik, yang bertempat di Balai Desa Talun. Kamis, (08/12/2022). 


Dalam acara tersebut dihadiri Ir. Sigit Budi, IH, sebagai narasumber, Kepala Bidang SDM dan Pembiayaan, DKPP Bojonegoro Yuni Arba'atun, PPL Pertanian Kecamatan Sumberejo, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Talun, Ketua PAC Sumberejo beserta Puluhan angota Ansor dan Banser di wilyah Sumberejo yang masing-masing ranting mengirimkan dua anggota. 


Ketua PAC GP Ansor Sumberejo, Moch. Shokhib mengucapkan ribuan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan narasumber serta sahabat-sahat Ansor. 


"Terimakasih banyak kepada Pemkab Bojonegoro utamanya kepada Ibu Bupati Anna Mu'aawanah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang sudah berkenan bekerjasama dengan kami, dan juga narasumber Bapak Ir. Sigit Budi  yang telah memberikan wawasan dan pemahaman, pelatihan serta materi cara membuat pupuk organik hingga detail, dan tak lupa sahabat aahabat yang telah berkenan untuk menyempatkan waktunya mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik," katanya. 


Shokhib berharap sebagai Pemuda Ansor dapat mengetahui produk pupuk organik, memproduksi pupuk organik dan bisa memasarkan pupuk organik dan mengatur modal untuk operasional. 


"Kami mengharuskan sahabat Ansor memiliki kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif dalam melihat peluang usaha.  Selain itu, dapat memberikan manfaat kepada orang yang disekitarnya melalui pelatihan ini," tegasnya. 


Sementara itu, Kepala Dinas SDM Ketahanan Pangan dan Pertanian, Yuni Arba'atun, menyebut kegiatan ini merupakan kegiatan Ansor entrepreneur mencetak sahabat sebagai wirausahawan dan merubah menset petani dari mengandalkan pupuk kimia ke pupuk organik. 


"Kami mengajak sahabat sahabat ansor menjadi Ansor entrepreneur yang menghasilkan manfaat dengan cara memulai atau menjalankan bisnis dengan membuat pelatihan memproduksi pupuk organik. Pemkab berharap sahat Ansor menjadi motor penggerak, menjadikan para petani mulai beralih ke pupuk organik, mengingat tahun ini jenis pupuk subsidi  berkurang. 


Menurut Yunia jika pada tahun 2021 ada lima jenis pupuk disubsidi oleh pusat, namun di tahun 2022 ini berkurang tersisa dua jenis pupuk yang disubsidi yakni urea dan NPK. 


“Pelatihan ini mari kita ikuti sampai selesai, sahabat sababat ansor harus sudah mulai beralih ke pupuk organik. Selain karena minimnya kuota pupuk subsidi, pupuk organik juga lebih bagus untuk lahan pertanian. Tanah bisa lebih subur jika menggunakan pupuk ini,” jelasnya. 


Sedangkan Ir. Sigit Budi, IH, dalam materinya menyampaikan cara membuat pupuk organik yang susuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 Tahun 2011Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. 


"kami lakukan hormon enzim dan Grand organik atau organik padat dengan syarat-syarat tertentu yang memang kalau dijual harus ada izin, jadi ada aturan tidak hanya asal pupuk. Kami diberi mandat diberi tugas untuk mengajarkan atau melatih trainer training pada saudara sekalian membuat pupuk organik padat," ungkap Dewan Riset Daerah (DRD) Bojonegoro itu. 


Berikut ini cara Pembuatan Pupuk Pembenah Tanah (Asam Humat) dan Grand-Organik 


Bahan : 

1. Kotoran Ternak Sagar/Feses ( Sapi/ambing) = 75 kg 

2. Dedak = 10kg 

3. Sekam padi (brambut) atau Jerami (Damen) = 7 kg 

4. Gula pasir 150 gram atau tetes tebu (Molase) = 200 ml ltr 

5. Bioaktivator / EM5 100 ml

6. Zelite 100 gram 

7. Tepung Ikan 150 gram 

8. Tepung Tulang Sapi 100 gram 

9. Enceng Gondok (Eichhomia crassipe) 20 kg 

10. Air Bersih secukupnya (kadar air 50-80%). 


Alat :

1. Gelas Ukur  

2. Cangkul 

3. Sekrop  

4. Timbangan 

5. Timba

6. Ember

7. Terpal plastik

8. pH meter

9. Pengaduk

10. Gembor 



Cara Pembuatan : 

1. Larutkan EM5 dan Gula pasir/Molase ke dalam 10 Itr air.

2. Ambil sebagian larutan diatas sebanyak 1 Itr lalu larutkan kedalam Timba yang berisi air 10 ltr, kemudian siramkan dengan Gembor ke Sekam Padi/Jerami hingga basah. 

3. Gelarlah Terpal plastik ditempat terbuka, lalu cacah Enceng Gondok menyadi kecil.

4. Campurkan Kotoran ternak lalu taburkan Dedak, Sekam Padi, tepung ikan, tepung tulang Sapi dan mineral Zeolite, lalu aduk secara merata. 

5. Siram dengan gembor larutan EM5 dan Gula/Molase kedalam bahan. 

6. Masukkan seluruh bahan ke dalam Drum plastik, talu tutup rapat. 

7. Proses Fermentasi dipertahankan dalam suasana an-Aerob (tanpa udara). 

8. Proses Fermentasi berlangsung 21-30 hari, tetah selesai sebagai Pupuk Organik padat. 

9. Kemudian dikering-anginkan selama 1-2 hari, dan siap digunakan. 

10. Untuk tampilan Pupuk Grand-Organik lebih menarik dan halus lakukan pengayakan dengan ukuran 5 mm (ayakan pasir) atau menggunakan Mesin penepung. 


Selamat Mencoba..

13 Februari 2022

Tradisi Syukuran Wiwitan Sebelum Panen Padi Di Desa Ngujo

    Minggu, Februari 13, 2022  

Reporter: Abdul Qohar

SuaraBojonegoro.com - Petani di Desa Ngujo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro tengah bersuka cita. Hal ini disebabkan oleh, masa panen raya telah tiba, Minggu (13/02).

Sebagai ungkapan rasa syukur, warga dan petani pun mengadakan upacara syukuran wiwitan, sebuah tradisi budaya, yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu. Wiwit yang berarti memulai, panen raya padi.

Kepala Desa Ngujo Ahmad Zainudin mengatakan, syukuran wiwitan yang dilakukan tersebut sebagai olah rasa guna mengajak semua orang menghargai pangan, khususnya padi. Di samping rasa syukur pada Allah SWT. 

 “Sawah itu ya harus diolah biar berkah. Meski beragam kesulitan dihadapi, kita harus tekun mengolah lahan-lahan pangan ini,” kata dia.

Diakhir upacara syukuran, warga bersama-sama menyantap makanan berupa nasi berkat berisi makannan jajan pasar, dan hasil bumi. [qoh/sbc]

10 Februari 2022

Kelompok Petani Mandiri peserta AUTP, Gagal Panen Berhak Mengajukan Klaim

    Kamis, Februari 10, 2022  

Reporter : Afif Fuad H.

SeputarBojonegoro.com - Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) telah menyiapkan asuransi gagal panen khusus bagi petani padi. Namun untuk asuransi ini, ada beberapa syarat untuk dipenuhi. 

Menurut Kepala DKPP Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth, Pemkab telah menyiapkan asuransi gagal panen yang dibiayai oleh Pemkab Bojonegoro. Asuransi tersebut diperuntukkan bagi petani pemegang KPM yang telah mendaftar AUTP melalui Korluh pertanian masing-masing. 

Perlu diketahui, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) adalah Program Asuransi yang ditujukan untuk para petani padi, baik pemilik maupun penggarap dengan memberikan kepastian adanya jaminan modal biaya produksi untuk pertanaman berikutnya. Resiko yang dijamin dalam AUTP meliputi banjir, kekeringan, serangan hama dan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) serta penyakit pada tanaman padi.

"Bagi pemegang KPM yang sudah terdaftar sebagai peserta AUTP, apabila lahannya mengalami gagal panen berhak mengajukan klaim  sebesar Rp. 6.000.000/ha," terang Helmy. 

Dia juga menambahkan, Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, produksi padi di Kabupaten Bojonegoro pada 2021 sebanyak 690.084 ton. Jumlah ini turun dibanding tahun 2020 yang mencapai 728.915,12 ton. Namun data yang dihimpun DKPP sendiri justru mengalami kenaikan. 

"Kami masih menjadikan patokan data dari BPS, tapi data di kami sendiri sebenarnya malah mengalami peningkatan produksi," ungkapnya. 

Adapun syarat pendaftaran AUTP yang dibiayai oleh Pemkab meliputi 
  1. Petani pemegang KPM yang sudah mendapatkan PPM.
  2. Mengusulkan bantuan premi AUTP melalui poktan.
  3. Diverifikasi oleh PPL dan Korluh, kemudian diusulkan ke DKPP. 

Sedangkan syarat pengajuan klaim apabila terjadi gagal panen yaitu :
  1. Umur padi sudah melewati 10 hari setelah tanam (HST) untuk tanam pindah.
  2. Umur padi sudah melewati 30 hari setelah tebar (teknologi tabela)
  3. Intensitas kerusakan minimal mencapai 75% per petak alami. [fif/sbc]

21 Januari 2022

Reses Ke I Tahun 2022, Mbak Sally Prioritaskan Pemberdayaan Petani

    Jumat, Januari 21, 2022  

Reporter : Afif Fuad H.

SeputarBojonegoro.com - Dalam kegiatan reses masa sidang I tahun 2022 yang merupakan momentum bagi anggota DPRD untuk menyampaikan pertanggung jawaban kepada masyarakat atas program dan kebijakan yang telah dilakukan pada tahun 2021 lalu, dalam hal itu, Sally Atyasasmi, S.KM.,M.KM. berfokus pada pengembangan dan pemulihan ekonomi di sektor pertanian seperti seperti sumur bor, saluran irigasi pertanian dan jalan usaha tani, peralatan penunjang pertanian seperti traktor, pompa air dan alat pencacah. Jum'at, (21/01/2022). 

Mbak Sally panggilan akrabnya itu dalam reses menyebutkan, bahwa infrastruktur sarana dan prasarana pertanian, melalui usulan Raperda inisiatif DPRD juga mengusulkan payung hukum berupa Raperda perlindungan dan pemberdayaan petani. 

"Raperda perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dan baru saja mengesahkan Perda BUMD Bojonegoro Pangan Mandiri yaitu sebuah perusahaan daerah yang akan membeli produk hasil pertanian masyarakat Bojonegoro," sebutnya 

Pada reses kali ini, usulan masyarakat sebagian besar masih di urusan pertanian, perbaikan rumah tidak layak huni dan pengembangan UMKM. 

"Harapan kami dengan terealisasinya program dan kebijakan tersebut dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan ekonomi serta perlindungan bagi petani," harapnya. [fif/sbc]

27 Januari 2021

Sinergitas Posramil 0813-18/Gayam Bersama Masyarakat Tanam Ribuan Pohon Tabebuya Dan Bougenville

    Rabu, Januari 27, 2021  


SeputarBojonegoro Bersama masyarakat, Karang Taruna dan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Gayam, Danposramil 0813-18/Gayam, Bojonegoro, Peltu Safari, melaksanakan karya bakti penanaman pohon Tabebuya disepanjang Jalan Poros Utama Kecamatan (PUK) Gayam, dalam rangka Banyu Urip Menanam, Energi Untuk Lingkungan Hidup, Selasa (26/1/2021).

Turut dalam kegiatan ini diantaranya Camat Gayam, perwakilan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bojonegoro, Babinsa, Ketua Karang Taruna, serta Pengurus dan anggota PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Gayam.

Dilokasi kegiatan Danposramil 0813-18/Gayam, mengatakan bahwa kegiatan dilakukan sebagai wujud sinergitas bersama dalam rangka turut menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sebanyak 200 batang pohon di Tanam dibeberapa titik lokasi diwilayah Kecamatan Gayam diantaranya depan kantor kecamatan, depan SDN 2, depan Balai Desa Gayam, depan Puskesmas, depan Kantor Polsek, depan Yayasan Bahrul Ulum, depan kantor NWC NU, depan kantor Posramil Gayam, Pasar Gayam dan depan Balai Desa Ringintunggal.

Sementara diwilayah Desa Katur, pohon yang sama karakteristiknya dengan bunga Sakura saat mekar tersebut ditanam di depan Balai Desa, depan SDN serta depan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bendo Katur.

"Selain menanam pohon Tabebuya, juga dilakukan tanam pohon Bougenville sebanyak 1.300 batang," ujarnya.

Menurutnya, penanaman massal Bougenville tersebut dilaksanakan dalam rangka penyerapan polutan. Karena Bougenville juga bisa berbunga sepanjang tahun, serta tahan semua cuaca dan mudah dalam perawatan.

"Selain sebagai resapan air, pohon dengan bunga warna-warni ini juga bisa menjadikan lingkungan lebih indah dan asri. Diharapkan semua pihak dapat merawat dan menjaga pohon yang sudah ditanam, agar bisa berkontribusi dan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat," pungkas Peltu Safari. [wdy/sbc]

28 Juli 2020

Bersama Warga Desa Pejok Koramil Kepohbaru Bergotong Royong Untuk Wujudkan Akses Jalan Pertanian

    Selasa, Juli 28, 2020  

SeputarBojonegoro.com - Guna memudahkan mobilitas warga, dalam pengangkutan pupuk, bibit, maupun hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan palawija lainnya, bersama warga Dusun Sukorejo, Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru, Jajaran TNI Koramil 07/Kepohbaru, Kodim 0813 Bojonegoro, Jawa Timur, melaksanakan karya bakti bersama pembuatan jalan pertanian sepanjang 800 meter, Senin (27/7/2020).

Dilokasi kegiatan, Danramil 0813-07/Kepohbaru Kapten Inf Ilyas Rosidi, mengatakan bahwa karya bakti bersama pembangunan akses jalan tersebut guna mempermudah para petani khususnya warga Dusun Sukorejo dalam mengangkut hasil bumi.

Kegiatan ini merupakan wujud nyata keberadaan TNI dalam menjalankan tugas perbantuan kepada pemerintah desa dan masyarakat. Kemanunggalan TNI-Rakyat, juga sangat penting dalam mewujudkan ketahanan nasional yang kuat.

"Disamping untuk memperlancar angkutan hasil tani, kebersamaan dan semangat membangun ini merupakan bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat yang perlu dipupuk terus menerus," ujarnya.

Menurutnya Danramil, kekompakan TNI dan masyarakat dalam karya bakti ini tentunya sangat bermanfaat dalam melestarikan budaya gotong-royong yang menjadi adat budaya masyarakat desa di Kabupaten Bojonegoro.

"Semoga dengan bergotong-royong dalam membangun desa, bisa berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat binaan kami," pungkas Kapten Ilyas Rosidi. (Dim/Lis)

25 September 2019

Bupati Anna Berharap Tembakau Bojonegoro Terus Berjaya

    Rabu, September 25, 2019  

SeputarBojonegoro.com - Untuk memberikan apresiasi dan motivasi kepada para petani Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah melakukan Panen Raya Tembakau di Desa Jipo, Kecamatan Kepohbaru, Rabu (25/9/2019). 

Panen raya tembakau ini juga hadiri jajaran forum pimpinan daerah (Forpimda), Perwakilan PT. Djarum, Perwakilan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). 

Dalam laporannya Plt Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Helmy Elizabeth, menjelaskan luas area dan produksi tembakau di Bojonegoro sangat fluktuatif. 

"Tahun 2019 ini tercatat seluas 11.210 hektar (Ha). Terbagi menjadi 3 jenis yaitu tembakau Virginia seluas 6.027 Ha yang tersebar di Kecamatan Kepohbaru, Kedungadem, Sugihwaras,Sukosewu, Baureno, Sumberrejo dan Kanor," ungkapnya. 

Sedangkan untuk tembakau Jawa lanjut Helmy, seluas 4.039,8 ha , dan RAM seluas 1.144 ha yang banyak tersebar di wilayah Bojonegoro bagian Barat. 

"Luasan areal tembakau ini tergantung banyak hal terutama serapan pabrik dan iklim," ujar Helmy.

Sementara itu Bupati Anna Muawanah menegaskan bahwa panen raya ini merupakan cara Pemerintah untuk memberikan semangat kepada para petani untuk terus meningkatkan kualitas tembakaunya. 

"Jika kualitas tembakau kita semakin baik maka akan menarik pabrikan untuk bekerja sama atau membeli tembakau langsung di Bojonegoro," ujar Bu Anna, sapaan akrabnya. 

Bupati berharap tembakau di Bojonegoro dapat terus berjaya. Oleh karena itu perlu adanya dukungan para stakeholder di dalamnya. 

"Pemkab sekarang ini sedang berupaya untuk memberikan jaminan asuransi kepada petani jika terjadi gagal panen. Asalkan tidak melanggar Undang-Undang dan peraturan yang berlaku," pungkasnya [red/sbc]

Sumber : bojonegorokab.go.id

Petani Senang Harga Tembakau Alami Kenaikan

    Rabu, September 25, 2019  

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Panen tembakau pada musim kemarau tahun ini membuat para petani bisa tersenyum lega karena harganya cukup tinggi, mencapai Rp 2.800 rupiah perkilogramnya untuk tembakau petikan ke enam.

Harga tersebut menurut salah satu petani tembakau di desa Ngantru, kecamatan Ngasem, Bojonegoro mengatakan pada awal panen tembakau harga masih Rp 2.500 perkilogram dan sekarang naik menjadi Rp 2.800  per kilogram. Rabu (25/09/19).

"Sudah hampir sepekan untuk harga tembakau mencapai Rp 2.800 perkilogramnya," kata Gusnan kepada seputarbojonegoro.com

Menurut para petani secara umum kualitas panen tembakau tahun ini bagus, karena didukung cuaca yang panas, dalam kondisi normal dengan kecukupan air satu batang tanaman tembakau jumlah daun bisa mencapai 23 lembar, namun saat ini hanya sekitar 17 lembar daun per batang.

"Tahun lalu, masa panen tembakau belum selesai sudah turun hujan sehingga harga tembakau tidak bisa maksimal," katanya.

Ia berharap pada panen tahun ini cuaca tetap bagus sampai panen selesai sehingga harga tembakau bisa maksimal. [qo/sbc]

12 September 2019

Panen Tembakau, Hingga Petik Ketiga Harga Anjlok

    Kamis, September 12, 2019  
Foto oleh Didik Wahyudi

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Panen tembakau pada musim kemarau tahun ini benar benar membuat sebagian petani di kecamatan Kepohbaru Bojonegoro, Jawa Timur, merasa sangat terpuruk, karena harga tembakau petikan yang ke tiga ini turun drastis dari semula harga Rp. 3.500 menjadi Rp. 2.600 per kilogramnya

Seperti yang disampaikan oleh salah satu petani desa Sumberagung, Mujiono (59) bahwa hingga saat ini harga termbakau masih jauh dari harapan petani, ia merasa sudah susah payah merawat tanaman tembakau.

"Sampai saat ini harga tembakau petikan yang ke tiga turun drastis, jauh dari harapan alias merugi," ungkapnya kepada seputarbojonegoro.com

Dengan harga tembakau sekarang, petani tidak mendapat untung. Penjualan tembakau hanya cukup untuk mengganti biaya tanam dan biaya perawatan. Petani tembakau di kecamatan kepohbaru sangat berharap agar harga tembakau mereka segera naik dan stabil. [qoh/sbc]

26 Agustus 2019

Harga Tembakau Rajang Turun

    Senin, Agustus 26, 2019  

Kontributor : Ahmad Arifin

SeputarBojonegoro.com - Harga tembakau rajang di desa Glagahwangi kecamatan Sugihwaras kabupaten Bojonegoro sebelumnya penah mencapai harga Rp. 25 ribu perkilogramnya kini mengalami penurunan Rp. 23 ribu perkilogramnya

Sutardi, (40) warga desa setempat mengaku bahwa harga tembakau rajang kering langsung dari petani sudah ada yang di beli oleh para tengkulak dengan harga Rp. 23 ribu perkilogramnya.

"Sudah sejak beberapa hari harga tembakau turun dari Rp. 25 ribu menjadi Rp. 23 ribu perkilogramnya," katanya pada seputarbojonegoro.com


Akibat penurunan harga tembakau ini sangat di rasakan oleh petani tembakau asal desa Glagahwangi kecamatan Sugihwaras kabupaten Bojonegoro, pasalnya meski pernah mencapai harga Rp. 25 ribu perkilogramnya masih dianggap murah.

"Meski belum memenuhi keinginan kami, tapi kami sudah merasa lega karena tembakau rajang kami sudah bisa mulai laku dengan harga lumayan oleh tengkulak," lanjut Sutardi.

Ia berharap pemerintah bisa membantu petani untuk bisa menaikan harga tembakau lebih tinggi, pasalnya saat ini  para petani di desa Glagahwangi kecamatan Bojonegoro mencapai petikan pertengahan dengan kualitas tembakau yang lebih bagus. [arf/sbc]


26 Juli 2019

Syarat Mendapatkan Kartu Petani Mandiri (KPM)

    Jumat, Juli 26, 2019  

SeputarBojonegoro.com - Pemkab Bojonegoro akan melauncing program kartu petani mandiri (KPM). Program ini merupakan sebuah inovasi terbaru dari Pemkab sebagai solusi bagi para petani dalam menghadapi gagal panen. "KPM ini diperuntukan untuk petani (pemilik/penggarap) yang sudah tergabung dalam kelompok tani yang ada di Bojonegoro, banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan kartu ini.

Tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, jadi untuk pendataannya harus dilakukan secara akuntabel sehingga pendistribusiannya bisa tepat sasaran. Saya berharap program KPM ini dapat mengobati luka petani saat menghadapi gagal panen, untuk itu Pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi dengan baik untuk mensukseskan program ini," jelas Bupati Bojonegoro Anna Muawanah.

Berikut syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan KPM: 
  1. Tergabung dalam kelompok tani, 
  2. Memiliki lahan kurang dari 2 Ha, 
  3. Fotokopi Kartu Keluarga, 
  4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan Kependudukan dan Catatan Sipil,
  5. Fotokopi Sertifikat Kepemilikan tanah atau Surat Keterangan yang dikeluarkan Kepala Desa/Lurah setempat disertai bukti fotokopi SPPT PBB. 

Manfaat KPM bagi petani:
  1. Memberikan akses bagi rumah tangga/keluarga petani untuk mendapatkan bantuan modal yang berwujud barang dengan nilai maksimal Rp. 10.000.000,00 
  2. Memberikan akses prioritas pelatihan dan pengembangan usaha tani
  3. Jaminan pembelian hasil pertanian bekerjasama dengan Bum. Desa dan BUMD 
  4. Asuransi Gagal panen dan/ peternakan 
  5. Sebagai akses untuk meperoleh beasiswa bagi keluarga pemegang KPM

24 Juli 2019

Bupati Launching KPM dan Gelar Teknologi Pertanian

    Rabu, Juli 24, 2019  

SeputarBojonegoro.com - Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Bojonegoro melaunching Kartu Petani Mandiri (KPM) dan Gelar Teknologi Pertanian di Desa Ngujung Kecamatan Temayang Selasa (23/7) dihadiri Bupati , Pj. Sekda, OPD, Forpimda, Camat, dan Kelompok Tani se Bojonegoro. 

KPM menjadi program unggulan dari 17 (tujuh belas) program Pemkab Bojonegoro. KPM adalah bentuk kepedulian Pemkab terhadapa petani. Petani dapat memperoleh KPM dengan bergabung menjadi anggota Kelompok Tani yang terdapat di wilayahnya. 

Bantuan untuk Kelompok Tani akan disalurkan dalam bentuk sarana dan pra sarana produksi (saprodi). Selain itu Dinas Pertanian melalui pendamping lapangan akan melakukan pendampingan kepada petani untuk memproses pengajuan bantuan kepada Pemkab. 

Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah menghimbau kepada petani, bagi petani yang belum tergabung ke dalam Kelompok Tani, segera bergabung atau membentuk kelompok tani baru. Karena ini kaitannya dengan bantuan melalui kelompok tani yang akan diberikan kepada petani. 

Selain fokus launching KPM, Dinas Pertanian juga mengenalkan teknologi pertanian, yaitu penyiraman tanaman menggunakan teknologi drone. Bupati mengapresiasi ide tersebut, dengan gelar teknologi pertanian, petani dapat belajar, menela'ah dan memahami teknologi di sektor pertanian. Harapannya, teknologi mulai diterapkan disektor pertanian (Red/SBC)

19 Juli 2018

Hama Tikus Resahkan Warga Kalicilik

    Kamis, Juli 19, 2018  
Reporter : Sam Nazaro

SeputarBojonegoro.com - Hama tikus yang yang masih menjadi momok bagi para petani kini di alami oleh warga Desa Kalicilik, kecamatam Sukosewu, Bojonegoro.

Hama tikus tersebut menjadi ancaman bagi para petani untuk gagal panen lantaran tanaman milik warga yang hampir panen di serang hama tikus.

Agus, (26) salah satu petani yang beralamatkan di Desa klKalicilik, menjelaskan bahwa hama tikus bukan hanya menyerang tanaman yang hendak panen saja, bahkan tanaman yang baru berumur 12 hari pun ikut menjadi sasarannya.

"Bukan cuma tanaman yang hampir panen yang di serang,tanaman yang baru berumur 12 hari juga di santapnya," tutur Agus. Kamis (19/7/18).

Kelompok tani beserta warga di desa Kalicilik sudah mengupayakan pembuatan sarang burung hantu,bahkan memberi makanan yang di campur racun untuk tikus tapi masih belum bisa menimalisir hama tersebut.

"Kami sudah berusaha meminimalisir,tapi belum berhasil,kami hanya bisa pasrah dan berharap agar hama bisa cepat hilang," keluh Agus.

Petani berharap ada bantuan dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro Untuk menanggulangi Hama Tikus yang semakin meresahkan para petani ini, sehingga para petani tidak mengalami kerugian saat panen, apalagi hingga mengalami gagal Panen. (Sam/Red)

23 Februari 2018

Petani di Kecamatan Gayam Belajar Pembuatan Biopori Sawah

    Jumat, Februari 23, 2018  

SuaraBojonegoro.com - Petani di Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo dan Brabowan, Kecamatan Gayam mulai belajar mengenal dan membuat biopori sawah dengan didampingi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro.

Sekitar 100-an orang petani tersebut mengikuti kegiatan pembuatan biopori sawah yang disusun LPPM Unigoro dan didukung Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) di Aula Kantor Kecamatan Gayam, Jum'at (23/2) siang tadi.

Ketua LPPM Unigoro Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc mengatakan penggunaan biopori pada sawah sangat diperlukan, mengingat tingkat kesuburan sawah di Bojonegoro sudah tidak ideal lagi.

"Biopori ini kita gunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah, karenga dengan adanya lubang resapan biopori, sedikit demi sedikit tanah bisa memulihkan diri dan hal ini sangat bisa berdampak pada peningkatan produktivitas," ujarnya kepada para peserta.

Selain diberikan pengetahuan tentang biopori, masing-masing peserta juga mendapatkan satu contoh rangka yang digunakan untuk membuat lubang biopori, berbahan bambu dan karet ban.

"Masing-masing peserta kita berikan satu contoh rangka biopori, agar supaya nanti mereka bisa membuatnya sendiri. Satu areal persawahan setidaknya ada 4 rangka untuk resapan biopori," lanjut dosen Fakultas Pertanian Unigoro tersebut.

Dalam kegiatan sekolah lapang pertanian ini, para peserta tidak hanya diajarkan teori saja, melainkan juga praktek langsung di lapangan sehingga dampak kegiatan bisa dilakukan secara langsung.

Sementara itu, dalam kegiatan siang tadi juga dihadiri oleh perwakilan dari Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) dan Camat Gayam yang menyampaikan apresiasi kepada para petani yang ikut dalam kegiatan sekolah lapang.

Pihak EMCL maupun Pemerintah Kecamatan Gayam mengharapkan ilmu dan program yang dilaksanakan bersama LPPM Unigoro tidak hanya selesai di materi dan kegiatan saja, namun bisa berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Gayam. (Bim/lis)

17 Februari 2018

Harapkan Asuransi Pertanian Mampu Lindungi Petani

    Sabtu, Februari 17, 2018  
Reporter: Abid Amrullah

suarabojonegoro.com - Program asuransi pertanian dirasakan sangat membantu para petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sebagian besar petani yang tergabung dalam kelompok tani sudah mendaftarkan lahan pertaniannya.

Ketua Kelompok Tani Gangsar, Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Parlan, mengungkapkan, sebanyak 180 anggota yang tergabung dalam kelompoknya sudah mendaftar sebagai peserta asuransi pertanian.

"Ada lahan pertanian anggota kelompok seluas 122,3 hektare  yang sudah didaftarkan asuransi Pertanian," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (17/2/2018).

Sejauh ini asuransi pertanian sangat membantu petani. Apalagi, di wilayah Kanor dan sekitarnya sering terjadi bencana banjir luapan Bengawan Solo.

"Sudah berjalan empat musim dan sudah ada yang mengklaim karena bencana banjir," kata Parlan.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Karya Tani 2 Desa Semanding, Suwito (59), mengatakan, di desanya yang tergabung di kelompok tani ada lahan pertanian seluas 97 hektar.

Petani yang tergabung dalam kelompoknya sebagian besar lahannya daerah rawan banjir. Asuransi pertanian sangat membantu petani jika mengalami gagal panen akibat bencana.

Sedangkan petani yang mengalami kerugian gagal panen akibat bencana, bisa melakukan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektar.

"Per hektarnya, premi sebesar Rp38 ribu dan mendapat subsidi dari pemerintah menjadi Rp18 ribu yang dibayarkan setiap musim panen," ungkapnya.

Saat ditemui secara terpisah salah satu Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, mengakui, pentingnya memberikan perlindungan kepada petani melalui penyediaan asuransi pertanian, bagi usaha di bidang pertanian. Program asuransi ini akan dikembangkan lagi ke sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan.

"Kita juga akan memberdayakan petani dan petani hutan melalui penguatan kelembagaan petani dan intensifikasi pertanian," tegas mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro.

Selain memberikan perlindungan dan memberdayakan petani, lanjut Pak Mul-sapaan akrab Soehadi Moeljono,  penyediaan jaringan sarana irigasi dan air bagi pertanian juga sangat penting.

"Pembangunan Waduk Gongseng dan menghidupkan tanah Solo valley mulai Kecamatan Ngraho sampai Baurno, ini harus dipercepat sehingga petani di wilayah selatan bisa lebih sejahtera," tandas Cabup yang berpasangan dengan Kader Muslimat NU, Mitroatin itu.

Selain itu, kedepan seluruh jalan desa dan akses ke sentra pertanian harusnya dibangun dengan konstruksi cor. Ini akan mempermudah akses pertanian, dan untuk percepatan kesejahteraan masyarakat. (bid/red)

16 Februari 2018

Program Harga Stabil Disaat Panen Raya

    Jumat, Februari 16, 2018  
Reporter: Monika

suarabojonegoro.com - Persoalan yang kerap dihadapi petani Bojonegoro, Jawa Timur adalah turunnya harga gabah di tingkat petani saat panen raya.

Problema klasik ini terjadi, karena ketersediaan beras maupun gabah cukup tinggi, sehingga harganya rendah. Sementara pengendalian harga tergantung kepada para tengkulak yang langsung memborong gabah petani.

Seorang petani di Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor, Sarjono,  mengungkapkan,  saat memasuki musim panen raya, harga gabah di tingkat petani pasti mengalami penurunan. Panan raya terakhir yakni pada pertengahan hingga akhir bulan Januari 2018 lalu, harga gabah kering sawah mengalami penurunan dari Rp6000, menjadi Rp5.000 perkilogram.

"Pengalaman tahun sebelumnya, harga gabah bisa turun sampai Rp3.000 perkilogramnya. Tergantung kualitas gabahnya," ungkapnya di samping Harto, petani lainnya.

Di Kecamatan Kanor, petani padi bisa panen  tiga kali setiap tahun, karena memanfaatkan irigasi dari Bengawan Solo. Petani yang mengandalkan pertanian sawah tadah hujan setiap tahun hanya bisa panen satu kali. Selebihnya ditanami palawija maupun jagung.

Lahan tadah hujan berada di bagian selatan Bojonegoro, diantaranya, di Kecamatan Tambakrejo, Ngambon, Ngasem, Bubulan, Temayang, Sugihwaras, Kedungadem,Kepohbaru, Gondang, maupun Kecamatan Sekar.

Kesulitan yang dialami petani di wilayah selatan saat ini, ungkap Ngajianto (30), Warga Dusun Jatirejo, Desa Deling, Kecamatan Sekar,
sekarang petani masih kesulitan mendapat pupuk.

"Siapapun yang terpilih jadi bupati nanti, kami berharap masalah selama ini dihadapi petani bisa teratasi," harap Ngajianto.

Di wilayah selatan, selain mengandalkan pertanian padi, petani yang berada jauh dari aliran irigasi sungai ini memanfaatkan lahan hutan untuk pertanian.

Salah satu anggota LMDH Wono Hijau, Kasto, warga Dusun Ngampel, Desa Deling, Kecamatan Sekar, mengatakan, persoalan yang sering dihadapi petani di kawasan hutan  adalah sulitnya mendapatkan pupuk serta akses jalan pertanian yang tak sesuai harapan.

"Saat bertemu kami di acara LMDH beberapa waktu lalu,  Pak Mul berkata rencananya pembangunan jalan poros desa akan dilakukan dengan beton,  dan gang kecil menggunakan paving sehingga memudahkan akses transportasi warga, dan hasil pertanian," terang Kasto.

Saat dikonfirmasi Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, tak menampik jika telah bertemu dengan sejumlah LMDH di wilayah Sekar. Diakui telah menyampaikan program pertanian kepada pengurus dan anggota LMDH di wilayah Sekar dan sekitarnya.

Dia katakan, pihaknya telah menyiapkan program untuk mengendalikan  harga gabah saat panen raya,  dan meningkatkan sumber daya petani agar kualitas panen meningkat.

"Kita akan bersinergi dengan Bulog untuk menyerap gabah petani sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi)," tegas  Ketua Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Bojonegoro itu.

Pak Mul, sapaan akrab Soehadi Moeljono, juga telah menyiapkan program air untuk semua dengan melakukan percepatan pembangunan Waduk Gongseng, beserta jaringan sarana irigasi persawahan untuk memenuhi kebutuhan pengairan. Melalui itu  ketimpangan sektor pertanian, antara wilayah utara dan selatan Bojonegoro yang terjadi selama ini dapat teratasi.

"Dengan begitu sektor pertanian di wilayah selatan dapat terangkat dan kesejahteraan petani meningkat lebih cepat," tutur mantan Sekretaris Daerah ( Sekda) Bojonegoro itu.

Ditambahkan, infrastruktur pertanian akan diintegrasikan dengan program jaringan infrastruktur jalan, dan jembatan yang dipadukan dengan ketersediaan moda transportasi publik yang menjangkau seluruh desa, instansi layanan publik, dan terutama kawasan pertanian, pariwisata, dan industri migas.

"Kami yakin akan dapat mewujudkan Bojonegoro tangguh dan bersinergi untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan," tegas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU, Mitroatin itu. (nik/Red)

14 Februari 2018

Peningkatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Ke Petani Oleh LPM Unigoro dan EMCL

    Rabu, Februari 14, 2018  
Reporter: Arum Sekar

suarabojonegoro.com - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro bersama Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dari bahan dedaunan kepada para petani di Kecamatan Gayam, Jum’at (9/2) siang tadi.

Kegiatan yang berlangsung di aula kantor Kecamatan Gayam diikuti oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari petani dan taruna tani dari Desa Gayam, Mojodelik, Brabowan dan Bonorejo.

Para peserta yang sebelumnya sudah diberikan beberapa ilmu tentang pertanian, pada kesempatan siang tadi dilatih untuk membuat pupuk kompos berbahan daun.

Selain untuk memangkas biaya produksi, penggunaan pupuk organik juga dinilai sangat baik untuk meningkatkan kualitas tanaman para petani.

Dalam pelatihan tersebut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro yang menyediakan drum komposter untuk proses pembuatan kompos daun.

Para petani yang hadir bisa langsung melihat bahan-bahan yang dibutuhkan hingga proses pembuatan pupuk alami tersebut.

Ketua LPPM Universitas Bojonegoro, Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc mengatakan, dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik ini diharapkan petani bisa memproduksi pupuk sendiri dan tidak ketergantungan dengan pupuk pabrik.

“Tentu sangat bagus jika petani bisa kembali menggunakan pupuk organik bagi tanamannya, dan kami memberikan pelatihan agar petani bisa membuat sendiri pupuk kompos tersebut, dan dengan bahan baku daun tentu mudah untuk didapatkan petani” ujar wanita yang juga dosen Fakultas Pertanian Unigoro tersebut.

Selain dari Dinas Lingkungan Hidup, hadir juga dosen Fakultas Pertanian Unigoro, Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro dan EMCL.

Arief Januarso, S.Sos, M.Si, Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB) dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa tingginya tingkat kehadiran petani dalam setiap kegiatan LPPM Unigoro menunjukkan bahwa para petani di Kecamatan Gayam siap menerima ilmu-ilmu baru.

“Peserta yang hadir selalu penuh, di sini LPPM Unigoro hanya bisa berbagi ilmu yang semoga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pertanian di Gayam,” ungkapnya.

Selain itu, terkait penggunaan pupuk kompos, Ketua YSB menjelaskan bahwa langkah tersebut sangat baik untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Saya berharap bapak ibu semuanya bisa menerapkan apa yang sudah kita pelajari pada kesempatan siang ini,” pungkasnya.

LPPM Unigoro bersama Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) dalam program Sekolah Lapang Pertanian proaktif untuk melakukan pendampingan kepada para petani di Kecamatan Gayam untuk meningkatkan kualitas pertanian di wilayah tersebut. (Rum/Lis)

04 Februari 2018

Cegah Meluasnya Serangan Wereng, LPPM Unigoro Bersama Petani Brabowan Lakukan Penyemprotan Massal

    Minggu, Februari 04, 2018  

suarabojonegoro.com - Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro bersama para petani di Desa Brabowan, Kecamatan Gayam, pada 30 Januari lalu melakukan penyemprotan massal untuk pengendalian hama Wereng Batang Coklat (WBC) di area persawahan desa setempat.

Penyemprotan massal dilakukan untuk mencegah serangan hama wereng meluas di area persawahan sekitar lokasi. Para petani yang sudah menyadari adanya tanda-tanda serangan hama, dengan berkordinasi bersama Tim LPPM Unigoro mengambil tindakan cepat untuk mengantisipasi serangan meluas.

Anggota Tim LPPM, Yaumitdin Sugianto, SP yang turut memantau kegiatan pengendalian hama wereng mengatakan, penyemprotan massal ini sangat perlu dilakukan untuk langkah awal antisipasi meluasnya serangan hama wereng.

Selain itu, pihaknya juga menghimbau agar para petani selalu mengecek tanamannya khususnya di bagian pangkal, untuk mengetahui jika ada tanda-tanda serangan Wereng Batang Coklat.

"Melihat cuaca dan sudah adanya beberapa tempat yang sudah ada hama werengnya, kami mengharapkan agar para petani tetap memantau kondisi di lahannya, agar jika ada serangan bisa segera dilakukan aksi pengendalian," ujarnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB), Arif Januarso, S.Sos. M.Si melalui Ketua LPPM Unigoro Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat, dalam hal ini para petani dalam upaya peningkatan kualitas pertanian di Kabupaten Bojonegoro.

"Kami berupaya untuk melakukan pendampingan secara maksimal kepada para petani, hal ini tentu menjadi tugas dari LPPM Unigoro untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat luas," pungkasnya.

LPPM Universitas Bojonegoro bersama Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) saat ini aktif melakukan pendampingan kepada petani di Kecamatan Gayam melalui Program Sekolah Lapang Pertanian, dengan melakukan pertemuan rutin setiap minggunya untuk membantu petani meningkatkan kualitas dan hasil pertanian di wilayahnya. (liq)
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9