03 Februari 2018

Guna Meningkatkan Hasil dan Kualitas Padi, LPPM Unigoro Beri Penyuluhan dan Pembuatan Booster Tanaman pada Petani

    Sabtu, Februari 03, 2018  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Para petani di Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo dan Brabowan, Kecamatan Gayam pada Jum'at (2/2) siang tadi mendapatkan penyuluhan tentang pembuatan pemacu pertumbuhan (booster) untuk tanaman padi dari kegiatan Sekolah Lapang Pertanian LPPM Universitas Bojonegoro, dengan difasilitasi Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL).

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Belajar Petani di Desa Gayam dengan dihadiri oleh 80 orang peserta yang berasal dari petani di empat desa tersebut.

Dalam pertemuan itu, LPPM Unigoro menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Fakultas Pertanian Unigoro dan Pengamat Hama Pertanian Kecamatan Gayam.

Dalam penyuluhan kali ini, para petani tidak hanya mendapat materi tentang pembuatan booster tanaman, namun juga mempraktekkan secara langsung proses membuatnya.

Praktek pembuatan booster dipimpin oleh Ir. Darsan, M.Agr, dosen Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro.

Ir. Darsan, M.Agr mengatakan, booster atau pemacu pertumbuhan tanaman adalah nutrisi yang digunakan untuk membuat tanaman dapat menyerap pupuk secara maksimal, sehingga dapat berdampak pada kualitas dan peningkatan jumlah panen.

Menurutnya, selama ini masih banyak petani yang belum mengetahui fungsi booster dan cara membuatnya, sehingga pada penyuluhan kali ini para petani diberi pengetahuan tentang booster dan cara membuatnya.

"Dengan menggunakan booster ini dapat mamacu pertumbuhan padi dengan lebih maksimal, sehingga jumlah padi yang dihasilkan bisa lebih berkualitas dan lebih baik," ujar Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unigoro itu.

Ia mengharapkan, dengan adanya kegiatan ini, para petani bisa langsung membuat dan menerapkan booster untuk tanaman mereka.

Booster yang dipraktekkan kali ini adalah booster organik dan unorganik, lengkap dengan seluruh bahan yang diperlukan, sehingga para peserta tidak bingung.

Para petani yang hadir juga tampak antusias menanyakan perihal pembuatan pemacu pertumbuhan tanaman itu.

Pihak Universitas Bojonegoro melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) masih akan terus melakukan pendampingan secara bertahap kepada para petani di Kecamatan Gayam.

Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB), Arief Januarso, S.Sos, M.Si mengatakan, Universitas Bojonegoro ingin secara proaktif memberikan manfaat kepada masyarakat, dalam hal ini untuk permasalahan pertanian.

"LPPM Unigoro akan berusaha memberikan yang terbaik sebagai wujud pengabdian kampus kepada masyarakat, dalam hal ini para petani," ungkapnya.

Ketua YSB juga mengapresiasi semangat para petani yang ingin terus belajar dan hampir selalu hadir keseluruhan dalam setiap kegiatan terkait pertanian. (Bim/Lis)

25 Januari 2018

Babinsa Kodim 0813/Bojonegoro Terpacu Surplus Hasil Panen Padi

    Kamis, Januari 25, 2018  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com- Pasca kedatangan kunjungan Menteri Pertanian RI di Desa Gandong Arum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro beberapa waktu lalu, menjadikan semangat baru bagi para petani padi di seluruh wilayah Bojonegoro.

Surplus hasil panen padi yang diungkapkan oleh Menteri Pertanian telah memacu para Babinsa Kodim 0813 Bojonegoro untuk terus membantu petani dalam meningkatkan hasil panen petani. Hal ini terlihat saat Babinsa Koramil 0813-17 Kalitidu bersama-sama para petani padi menanam benih padi di Desa Pungpungan, Rabu (24/01).

Serka Romli Babinsa Koramil Kalitidu mengatakan, kegiatan tanam padi hari ini dilakukan di areal sawah seluas 2 Ha dengan estimasi hasil panen 12 Ton. "Disamping itu juga masih dalam masa tanam II Oktober-Maret dengan dukungan air yang cukup dan pendampingan secara kontinyu, kami optimis akan menghasilkan panen yang optimal," lanjutnya.

Senada dengan Babinsanya, Danramil 0813-17 Kalitidu Kapten Inf Jamari mengungkapkan bahwa selain kegiatan tanam padi, Babinsanya juga sedang melakukan pendampingan para petani padi di Desa Pilangsari.

Danramil menambahkan, luas lahan yang sedang dipanen adalah 6 Ha dengan capaian hasil sebanyak 36 Ton, dan ini sangat menggembirakan bagi kami maupun para petani padi Kecamatan Kalitidu.

"Melalui apa yang telah disampaikan oleh bapak Menteri Pertanian RI bahwa tidak ada import beras merupakan angin segar bagi para petani. Tentunya hal ini mampu membangkitkan motivasi juang petani dalam menyediakan pangan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, sehingga Ketahanan Pangan itu akan semakin maksimal hasilnya," pungkasnya.

Dengan meningkatnya jumlah hasil panen padi di seluruh wilayah Bojonegoro, tidak mustahil akan menjadikan kabupaten ini sebagai lumbung padi Jawa Timur yang juga akan berimbas pada meningkatnya kesejahteraan para petani padi. (Bim/Lis)

23 Januari 2018

Petani Di Temu - Kanor Lega, Hasil Panen Tanaman Padi Meningkat

    Selasa, Januari 23, 2018  
Reporter: Abid Amrullah

suarabojonegoro.com- Petani di Desa Temu,  Kecamatan,  Kanor,  Bojonegoro bisa sedikit lega,  karena hasil panen tanaman Padi mereka bisa memperoleh hasil yang meningkat, baik dari kualitas gabah maupun harganya yang dibeli oleh tengkukak, Selasa (23/01/2018).

Disela sela kegiatan memanen tanaman padi disawahnya,  salah satu petani, H. Mashadi, mengatakan bahwa hasil panen tanaman padi kali ini meningkat dari panen sebelumnya.

“Alhamdulillah hasilnya meningkat dari yang kemaren," ujar pria 70 tahun ini.

Kakek yang biasa disapa Mbah Kaji ini menambahkan bahwa Hasil panen kali ini bisa meningkat dari sebelumnya di karenakan bibit yang lebih baik dan katagori unggul. Sementara jumlah hama yang tidak begitu banyak dan juga kebutuhan air yang terpenuhi.

“Tikusnya tidak begitu banyak, bibitnya unggul dan juga air dari sumur warga sudah mencukupi," ujar Kaji Hadi.

Ditambahkan pula bahwa Harga gabah perkilogramnya yang mengalami peningkatan mencapai kisaran harga Rp. 5.200 di banding dengan Harga-harga sebelumnya yang begitu rendah dengN kisaran Rp. 3.500 Perkilogramnya.

Para petani ini mengharapkan kepada pemerintah agar menurunkan harga pupuk dan juga bisa menstabilkan harga pada saat panen,  sehingga tidak merugikan para petani.

“Ya, semoga pemerintah bisa menurunkan harga pupuk dan bisa mengangkat petani dengan harga padi yang tinggi," pungkasnya. (Bid/Red)

22 Januari 2018

Menteri Pertanian Kunjungi Pertanian Di Kecamatan Kanor

    Senin, Januari 22, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Hari ini menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, mengunjungi Desa Gedongarum Kecamatan, Kanor Kabupaten Bojonegoro. Dalam kunjungan kerjanya yang bertemakan "Tanam dan Panen Padi Setiap Hari Menuju Kedaulatan Pangan" tersebut menteri pertanian diikuti oleh 200 orang. Senin (22/01/18).

Bupati Bojonegoro, Suyoto, dalam sambutannya menyatakan bahwa di Kabupaten Bojinegoro terdapat sekitar 8.200 hektar setiap panen perbulannya. Dan pada bulan depan sekitar 25.964 hektar serta pada bulan Desember hingga bualan Mei terdapat sekitar 78.200 hektar.

Dalam hak ini Bupati menyampaikan bahwa dengan adanya panen yang melimpah maka masyarakat Kecamatan Kanor menolak adanya impor beras.

"Terimakasih kepada kunjungan menteri Pertanian semoga bisa membawa kebaikan", katanya.

Dalam kesempatan yang sama Winarno Tohir selaku Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA Indonesia) menyatakan merasa bersyukur yang mana Kabupaten Bojonegoro telah memanen begitu banyak padi. Oleh karena itu masyarakat Jawab Timur menolak adanya Impor beras serta Pemerintah diharapkan memikirkan kembali terkait program Impor beras tersebut.

"Berharap harga padi tetap terjaga dan tidak bisa turun bebas sehingga para tani bisa tenang", ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Gubernur Jawa Timur, Sukarwo, bahwa, hingga saat ini sekitar 8.500.000 Ton beras telah dihasilkan oleh Jawa Timur. Sedangkan untuk HPP saat ini gabah kering giling sekitar 4.800 per Kilo gramnya. Secara tegas dirinya menyatakan bahwa, permasalahan bukan di produksi akan tetapi pada proses perdagangan.

"Permasalahan bukan pada produksi tetapi pada proses perdagangan", jelasnya.

Diwaktu yang sama Letjen TNI Tatang Sulaiman (Wakasad) menyatakan bahwa TNI sudah berkomitmen untuk menjaga swasembada pangan di Indonesia serta ucapan terimakasih atas kerja keras oleh para Babinsa yang telah membantu para petani.

"Semoga pengabdian TNI bisa dirasakan masyarakat", ujarnya
Sementara itu Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI, menyampaikan bahwa Pemerintah yang selama tahun 2015 hingga tahun 2017 tidak ada impor beras, yang ada adalah ekspor serta kebutuhan bawang merah juga sudah ekspor. Dirinya juga menyambaikan bahwa saat ini ada asuransi untuk para petani, serta sudah ada kesepakatan dengan Bulog agar menyerap semua hasil panen oleh para petani.

"Itu merupakan tujuan untuk meningkatkan biaya produksi dan tersedia bahan pangan yang melimpah di Indonesia", pungkasnya. (Bim/red).

Kedatangan Menteri Pertanian Disambut Penolakan Impor Beras

    Senin, Januari 22, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, hari ini dalam kunjungan kerjanya dijadwalkan akan mengunjungi, Desa Gedungarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Namun kedatangannya tersebut disambut oleh puluhan Petani Desa setempat yang menolak Impor beras. Senin (22/01/18).

Mereka meneriakkan, dan juga membentangkan spanduk yang bertuliskan agar pemerintah tidak mengimpor beras yang akan berdampak pada para Petani lokal.

"Pak Presiden tolak Impor beras", terikan para Petani, dengan membentangkan spanduk.

Para Petani ini mengeluhkan jika pemerintah mengimpor beras justru akan berdampak pada rendahnya harga gabah, yang selama ini sudah dirasakan oleh kaum petani pada saat panen.

"Kalau impor beras justru akan merugikan para Petani lokal", kata salah satu Petani yang enggan disebutkan namanya. (Bim/red).

19 Januari 2018

Petani Di Balen Geram Dengan Hama Tikus Yang Merusak Tanaman Padi

    Jumat, Januari 19, 2018  

Reporter: Monika

suarabojonegoro.com - Tikus sawah merupakan ancaman klasik bagi tanaman padi para petani. Tak tanggung, hama tikus sawah ini mampu meluluh lantakkan areal persawahan padi yang siap panen.

"Pada masa tanam II OKMAR (Oktober Maret) ini para petani harus mewaspadai serangan hama tikus sawah, khususnya di wilayah Desa Margomulyo Kecamatan Balen," tutur Sukri petugas PPL Margomulyo, Jumat (19/01).

Sukri menambahkan, guna mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan tikus sawah ini kami bekerjasama dengan Babinsa Koramil Balen dan sekitar 30 orang petani. " Dengan melakukan gropyok sawah ini kami berharap dapat mengurangi hama tikus sawah dan juga menjadikan areal sawah padi ini mampu menghasilkan panen padi yang maksimal," tuturnya.

Senada dengan petugas PPL, Pelda Imam Babinsa Koramil Balen mengungkapkan, kegiatan gropyok sawah ini akan rutin kami laksanakan sebagai bentuk pendampingan TNI kepada para petani padi dalam menciptakan Ketahanan Pangan.

"Walaupun dengan peralatan seadanya kami bersama PPL dan para petani padi dapat memaksimalkan hasil tangkapan hama sawah ini. Dengan kerjasama dan komunikasi yang intens semoga dapat menjadikan suntikan semangat bagi para petani dalam meningkatkan kuantitas dan mutu hasil panen padi di wilayah Kecamatan Balen," pungkasnya.

Nardi, salah satu petani yang mengikuti kegiatan tersebut menambahkan, upaya perang terhadap hama tikus sawah ini merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan hasil panen kami.

"Dengan adanya pendampingan dari Babinsa Koramil Balen dan petugas PPL secara berkelanjutan kami optimis akan mendapatkan hasil panen terbaik tahun ini. Sebagai buktinya dalam gropyok sawah bersama ini kami berhasil menangkap sekitar 40 ekor tikus dengan peralatan seadanya," tutup Nardi. (Nik/Lis)

16 Januari 2018

Banyak Problem, Petani Dekat Pengeboran Migas Banyuurip Mengeluh

    Selasa, Januari 16, 2018  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com- Beberapa petani didekat pengeboran minyak dan gas bumi Lapangan Banyuurip Blok Cepu mengeluh terkait dengan permasalahan pertanian yang dialami hingga saat ini. Mereka merasa permasalahan pertanian di desa sekitar proyek negara itu masih belum dapat diselesaikan.

Petani setempat, Suwaji (52) warga Desa Gayam RT 11 RW 02 Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro yeng mengaku sudah bertani sejak kecil itu mengeluh terkait beberapa permasalahan yang dialaminya. Seperti langka dan mahalnya pupuk ketika musim tanam, hama yang semakin banyak jenisnya, terakhir tanaman usia 1 bulan menguning.

Harga gabah yang tidak sesuai dengan HPP pemerintah juga menjadi keluhan, serta kesulitan air karena belum ada embung. Ia Berharap agar bulog benar menyerap gabah petani tanpa melalui tengkulak-tengkulak yang harganya sangat rendah.

Terkait impor beras ia juga tidak setuju itu sama halnya membunuh petani, harusnya pemerintah melindungi para petani, mengawal harga gabah. Harapanya harga gabah tahun ini sesuai HPP, kalaupun dibawah HPP jangan terlalu jauh.

Padahal, berbagai upaya pendampingan pertanian telah dilakukan baik dari PPL setempat maupun dari mitra kerja ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Dinilai, pendampingan-pendampingan tersebut belum dilakukan secara maksimal.

Hal senada dikatakan oleh Rokhim, petani asal Desa Begadon Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Rata-rata padi milik petani setempat diserang jamur. "Kalau saat ini mungkin keluhannya curah hujan
dan jamur pada pada padi," keluhnya kepada suarabojonegoro.com

Dikatakan salah satu pendamping Pertanian, Midin mengatakan banyak sekali masalah pertanian di desa-desa ring satu Blok Cepu. Namun semua itu masih ada solusinya. "Ada solusi yang efektif nak memang mau menjalankan," katanya menyakinkan. (Wan/Red)

14 Januari 2018

Praktek Membuat Dapog, Petani Gayam Ingin Tekan Biaya Produksi Pertanian.

    Minggu, Januari 14, 2018  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Petani Gayam dilatih untuk membuat Dapog oleh Tim Sekolah Lapang LPPM Universitas Bojonegoro,  bertempat di Rumah Belajar Petani Di Dusun Sumur Pandan, Desa Gayam. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Kegiatan Sekolah Lapang Pertanian (SLP) yang didanai oleh ExxonMobil Cepu Limited. Jum'at (12/1/18),

Laily Agustina Rahmawati, S.Si., M.Sc., Ketua LPPM  Universitas Bojonegoro menyebutkan tujuan kegiatan tersebut adalah agar Petani mengetahui cara alternatif yang lebih efektif Dan efisien dalam penyemaian benih padi. Karena penyemaian dengan metode Dapog hanya membutuhkan benih padi 1/3 dari jumlah benih yang disemaikan secara langsung di lahan, dan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja Untuk Membuat semaian.

Selain itu, Yaumitdin Sugiyarto, S.P., Pemateri sekaligus Ketua PATRA (Pelatihan Anak Tani Remaja), lebih dalam menjelaskan bahwa Sistem Dapog merupakan Sistem persemaian alternatif dengan menyemaikan benih padi diatas media tanah yang berada dalam nampan atau wadah. Keunggulan metode ini adalah: jumlah benih yang dibutuhkan lebih sedikit sekitar 10kg/Ha, Petani mudah mengontrol semaian, Petani secara fleksibel dapat memindahkan semaian ke tempat yang kondusif, lebih aman dari serangan Hama, dan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.

Keuntungan dari sisi tanaman sendiri:
Benih tumbuh dengan cepat dan serempak Bila disemaikan, akan menghasilkan bibit yang tegar dan sehat.

Jika ditanam-pindah dapat tumbuh lebih cepat.
Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum,sehingga akan mendapatkan hasil yang tinggi.

Delapan puluh (80) peserta dengan antusias mengikuti rangkaian pelatihan pembuatan Dapog. Mereka berharap dengan mengikuti pelatihan ini, Petani dapat menekan biaya Produksi Pertanian.

08 Januari 2018

Puluhan Hektar Tanaman Padi Terancam Gagal Panen Akibat Luapan Air Sungai Begawan Solo

    Senin, Januari 08, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Puluhan hektar tanaman padi milik para petani di Kabupaten Bojonegoro, terancam gagal panen akibat terendam banjir luapan Bengawan Solo, sejak dua terakhir. Selain meredam tanaman padi, banjir juga mulai mengancam rumah warga yang berada disekitar bantaran Sungai. Senin (08/01/18).

Luapan Bemgawan Solo yang terjadi dalam dua hari terakhir membuat lebih dari 60 hektar tanaman padi di Desa Lebaksari dan Kalisari, Kecamatan Boerno, Kabupayen Bojonegoro, terendam banjir.

Tanaman padi yang berumur rata-rata tujuh puluh lima hari itu kini mulai rusak terendam air. Kondisi ini membuat para petani resah. Ancaman gagal panen membuat mereka hampir dipastikan rugi besar hingga mencapai
jutaan rupiah tiap hektarnya.

"Akibat tingginya biaya yang terlanjyr dikeluarkan saat proses masa tanam, pemupukan, dan perawatan", kata Fadholi salah satu petani.

Selain meredam pertanian, banjir juga mulai mendekati kawasan pemukiman warga. Genagan air setinggi setengah meter mulai meredam halaman dan pelataran rumah yang berada disekitar bantaran Sungai.

"Sudah mulai masuk halaman rumah yang berada disekitar bantaran Sungai", ujarnya.

Sementara itu hingga saat ini, debet air Bengawan Solo, masih menunjukkan trend kenaikan. Berdasarkan data dari pengelolaan Sumber Daya Alam, wilayah sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, tercatat tinggi muka
air Brngawan Solo berada pada posisi 13.88 piskal atau berada pada level siaga satu (Hijau) dengan tren naik. (Bim/red).

06 Januari 2018

Warga Mojodelik Belajar Ternak Nyaman dan Menguntungkan

    Sabtu, Januari 06, 2018  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Puluhan warga belajar kejar paket baik B dan C dan warga Desa Mojodelik Kecamatan Gayam mendapatkan pembelajaran tentang peternakan dari operator Lapangan Migas Banyu Urip,  ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), pada Jum’at (5/1/2018) di Balaidesa setempat.

Didampingi oleh Yayasan Padang Bulan yang berkolaborasi dengan Yayasan Bimantari, Koperasi Produsen Agribisnis dan Pusat Inkubasi Bisnis, para warga belajar diajari dan berdiskusi bagaimana cara beternak yang nyaman dan menguntungkan.

Kegiatan ini dilakukan karena memang usulan warga belajar yang ingin belajar tentang peternakan, ujar koordinator belajar peternakan, M. Nur Andria.

M. Nur Andria lebih lanjut menjelaskan, kegiatan ini sebagai bentuk respon akan kebutuhan warga belajar dan kesinambungan dari program peningkatan partisipasi angka sekolah, dengan berkolaborasi yang saling migunani marang liyan dengan Yayasan Bimantari, Koperasi Produsen Agribisnis dan Pusat Inkubasi Bisnis yang memang ahli dibidang peternakan baik secara pakan, kesehatan, pengolahan limbah hingga akses pasarnya.

Berbagai pertanyaan dilontarkan para peserta. Pada umumnya mereka penasaran mengenai bagaimana mengelola ternak yang nyaman tapi tetap menguntungkan karena selama ini peternakan dianggap menguntungkan tapi belum bisa menyentuh tataran kenyamanan dalam berternak.

"Kami bisa belajar banyak dari para narasumber dari Bimantari, KPA dan PIB sehingga menambah ilmu pengetahuan baru," ucap Pariman, salah satu peserta warga belajar.

Belajar bareng peternakan ini adalah dalam upaya memberikan kemampuan tambahan tentang ternak warga belajar pasca lulus dari pendidikan kejar paket bagi warga sekitar wilayah operasi EMCL.

“Tujuan kegiatan belajar peternakan ini agar warga Mojodelik dan warga belajar khususnya dapat memahami dan mengerti bagaimana cara beternak yang nyaman dan menguntungkan”, jelas perwakilan Padang Bulan, M. Adi Yusuf.

Menurut Yusuf, kegiatan ini di adakan untuk meningkatkan kemampuan warga dalam berternak. "Ini sebagai tindak lanjut dari dukungan program dari EMCL pada program pendidikan. Semoga warga belajar dapat mempraktikan apa yang sudah didapatkan pada kegiatan ini,” harap laki – laki yang juga ketua karang taruna Desa Mojodelik itu.

Perwakilan EMCL, Joni Wicaksono menyampaikan apresiasi kepada warga belajar masih bersemangat belajar, dan menyampaikan apresiasi kepada teman-teman Bimantari, PIB KPA dan Padang Bulan yang sudah mau dan mampu berkolaborasi sebagai lembaga lokal di Kecamatan Gayam.  Serta terima kasih kepada masyarakat Desa Mojodelik yang selama ini telah mendukung keberhasilan operasi Lapangan Banyu Urip.

Menurutnya, program yang dilaksanakan dengan para warga belajar ini adalah wujud komitmen EMCL dalam meningkatkan pendidikan masyarakat sekaligus kemandiriannya. "Semoga apa yang kita pelajari dapat bermanfaat untuk kita semua," pungkasnya.

Turut hadir pada kegiatan ini Kepala UPT Dinas Pendidikan Wilayah X, Bapak Karyoto, Perangkat Desa Mojodelik, Mahasiswa STIKES ICSADA Bojonegoro, dan Yayasan Seminar Indonesia. (Wan/Red)

Sekolah Lapang LPPM Unigoro Bersama EMCL Berikan Solusi Harga Gabah Petani Lebih Tinggi

    Sabtu, Januari 06, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com- Bertempat di Balai Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (UNIGORO) kembali menggelar Sekolah Lapang Pertanian (SLP) yang didanai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Adapun dalam acara tersebut Tim LPPM UNIGORO mengenalkan Sistem Resi Gudang (SRG). Sabtu (06/01/18).

Hal tersebut bertujuan untuk solusi bagi petani agar gabah mereka terjual dengan harga tinggi. Selama ini, pada saat panen raya petani sering kali tidak memiliki pilihan selain menjual gabah dengan harga murah ke tengkulak. Hal tersebut yang membuat perekonomian petani saat ini semakin sulit.

Acara yang diikuti oleh 80 Petani dari empat Desa yakni Gayam, Mojodelik, Bonorejo, serta Brabowan. Agus Hariyana selaku Sekertaris Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, yang dalam hal ini selaku pembicara menjelaskan tentang Sistem Resi Gudang, Keuntungan atau manfaat SRG, dan kelemahan system yang telah berjalan saat ini.

"Sistem Resi Gudang merupakan suatu sistem penyimpanan sementara gabah petani pada saat panen raya, sehingga dapat dijual kembali pada saat harga tinggi", katanya.

Pada kesempatan ini dirinya memberi contoh bahwa sistem SRG, sama saja seperti jaminan. Petani akan menerima resi yang dapat disimpan sebagai surat berharga, atau digunakan sebagai alat jual beli komoditi di pasar lelang, bahkan dapat digunakan sebagai agunan untuk peminjaman di Bank mitra.

"Keuntungan petani menjalankan system ini adalah petani mendapatkan harga jual yang baik, mendapat kepastian mutu karena system ini harus melalui uji mutu oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), mendapat pinjaman dari Bank, bahkan dapat mempermudah jual-beli komoditi baik secara langsung maupun melalui pasar lelang. Berdasarkan keuntungan tersebut, maka pantas jika SRG menjadi system penjualan alternatif yang dapat dipertimbangkan petani. Apalagi SRG tidak hanya berlaku untuk komoditas tanaman padi, tetapi bisa juga untuk jenis tanaman lain seperti kedelai, jagung, gaplek, dan sebagainya.", jelasnya.

Namun demikian Agus Hariyana, menegaskan bahwa SRG yang telah berjalan di Bojonegoro juga masih memiliki banyak beberapa kekurangan. Antara lain yakni, Posisi Gudang RSG yang belum merata di semua wilayah Kabupaten Bojonegoro, karena hanya ada di Dander, Kalitidu, dan Padangan.

"Sehingga menyebabkan wilayah lain yang lokasinya jauh dari ketiga kecamatan tersebut akan membutuhkan biaya transport yang lebih tinggi. Selain itu, Gudang SRG yang telah beroperasi dengan baik, baru Gudang SRG di Kecamatan Padangan. Sedang Gudang yang berada di Dander dan Kalitidu masih belum bisa beroperasi secara optimal disebabkan beberapa hal, seperti: belum ada pengelola yang memenuhi kualifikasi, pemilihan alat dryer yang tidak efektif, dan design bangunan gudang yang kurang sesuai", tambahnya.

Ditambah lagi laporan petani yang mengeluhkan lamanya Bank mitra SRG dalam mencairkan pinjaman kepada petani dengan agunan yang berupa Resi Gudang, sehingga para Petani harus menunggu 2 minggu hingga 1 bulan agar pinjaman cair. Meskipun demikian, Ketua LPPM Unigoro, Laily Agustina Rahmawati, S.Si., M.Sc. mengatakan Permasalahan dalam Sistem Resi Gudang harus dikaji ulang. Sehingga SRG dapat dijalankan oleh petani dan tidak malah merugikan petani. Karena pada dasarnya system ini dibuat untuk membantu petani. Biaya produksi pertanian saat ini sudah cukup tinggi, maka hasil pertanian tidak boleh dijual rugi", katanya.

Sementara itu Arief Januarso Manager Program Sekolah Lapang Pertanian LPPM Unigoro, menyatakan bahwa jika sistem SRG yang berada di Kabupaten Bojonegoro, harus belajar
Sistem Resi Gudang di Cianjur.

"Biar petani bisa belajar dari mereka yang sudah sukses menerapkan Sistem Resi Gudang di sana", pungkasnya. (Bim/red).

30 Desember 2017

Sebelum Turun Ke Sawah, Para Petani Dibekali Materi Oleh LPPM Unigoro

    Sabtu, Desember 30, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Pembekalan materi pertanian bagi peserta Program Sekolah Lapang Pertanian sebelum praktik langsung ke lapangan di Rumah Belajar Petani Desa Gayam.

 Berbagai kegiatan dalam program Sekolah Lapang Pertanian (SLP), hasil kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro dengan ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) terus dilakukan.

Sebagai kelanjutan program, Jumat (29/12/2017) diselenggarakan pembekalan materi pertanian bagi warga masyarakat di empat desa di Kecamatan Gayam. Yaitu, Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo, dan Brabowan. Kegiatan ini bertempat di
Rumah Belajar Petani di Desa Gayam, Kecamatan Gayam.

Pembekalan materi ini dilakukan agar dapat menambah wawasan bagi petani sebelum praktik langsung ke lapangan mengenai sistem pertanian yang baik. Mulai dari pengenalan pupuk, cara penyebaran benih yang baik, cara menghemat biaya pada pembibitan, dan juga cara penanganan hama padi.

Acara ini disambut antusias oleh warga masyarakat mulai dari bapak maupun ibu-ibu dari peserta Sekolah lapang Pertanian dari Kecamatan Gayam. Pembekalan materi ini dimulai pada pukul 13.00-15.00 dan diakhiri dengan sesi tanya jawab oleh pesera Sekolah Lapang Pertanian.

Ir. Darsan, M. Agri, dari Fakultas Pertanian Unigoro menyampaikan, agar petani selalu berhati-hati dmengerti cara penanganan hama penyakit pada tanaman padi. Selain itu, Darsan juga memaparkan mengenai beberapa alternatif termasuk penggunaan Nutrisi Darsan, hingga langkah-langkah menggunakan Nutrisi Darsan bagi petani terhadap tanaman padi.

Ketua LPPM Laily Agustina Rahmawati berharap, petani dapat memahami tentang teknik pemupukan tanaman padi yang benar, mekanisme pengendalian hama tanaman padi, dan juga penggunaan Nutrisi Darsan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas tanaman padi. (Bim/lis)

16 Desember 2017

Sosialisasikan Budidaya Kelapa Kopyor, Satya Yudha Bagikan Kendaraan Pengangkut Sampah & Tunas Kelapa

    Sabtu, Desember 16, 2017  
Reporter: Sasmito Anggoro

suarabojonegoro.com - Satya Yudha, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) IX (Bojonegoro-Tuban), bersama lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UPN 'Veteran' Jawa Timur. " memberikan sosialisasi Budidaya Kelapa Kopyor kepada Masyarakat,  di Des Plesungan,  Kecamatan Kapas,  Bojonegoro. Sabtu (16/12/17).

Menurut Satya Yudha,  selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga mengembangkan pertanian. Sehingga perkembangan pertanian harus dilakukan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat khusunya petani.

Selain memberikan bibit kelapa kopyor, Satya Widya Yudha juga membagikan kendaraan roda tiga yang digunakan mengangkut sampah yang diberikan langsung kepada penerima manfaat di balai desa Plesungan.

"Saya berharap kepada penerima manfaat, supaya bantuan yang diberikan itu digunakan sesuai fungsinya. Termasuk menggunakan kendaraan untuk mengangkut sampah, jangan disalahgunakan," Terang Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini.

Selain itu,  Anggota Fraksi Golkar ini juga menyampaikan agar masyarakat juga bisa memanfaatkan apa yang sudah didapat dan dilanjutkan dengan pengembangan sistem hasilnya nanti baik dari bibit kelapa Kopyor maupun Kendaraan Roda tiga pengangkut sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah, yang mengucapkan terimakasih kepada Satya Widya Yudha, anggota DPR RI komisi VII, karena telah memberikan usulan dan anggaran di kementerian lingkungan hidup.

"Kami akan melakukan pendampungan agar pemanfaatn dari bantuan ini bisa tepat sasaran, " Kata Nurul.

Bantuan kendaraan pengangkut sampah diharapkan akan dapat mendukung pengelolaan sampah di Bojonegoro, dan hal itu juga diperlukan kesadaran masyarakat terutama pelajar. "karena banyak sekolah yang belajar pemanfaatan sampah," Tambahnya.

Ada sebanyak 30 unit motor roda tiga yang dibagikan dan ini sangat membantu pengelolaan sampah di Bojonegoro. (Sas*)

08 Desember 2017

Kodim Bojonegoro Lakukan Gropyokan Tikus Bersama Petani

    Jumat, Desember 08, 2017  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Tikus sawah merupakan hama utama tanaman padi di Indonesia yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman padi mulai dari proses penyemaian benih sampai panen, bahkan sampai pada proses penyimpanan. Adanya hama tikus sawah merupakan ancaman klasik bagi para petani padi karena dapat menimbulkan kerugian materiil yang tidak sedikit.

Maka daripada itu, guna membantu para petani padi yang ada di wilayah Desa Sidobandung Kecamatan Balen, Kodim 0813 Bojonegoro yang bekerjasama dengan pihak Dinas Pertanian Bojonegoro, laboratorium PHPTPH Bojonegoro, dan kelompok-kelompok tani, menggelar kegiatan gerakan pengendalian hama tikus sawah (Gropyok), Jumat (08/12).

Diawali dengan briefing singkat oleh Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arh Redinal Dewanto S. Sos kepada 200 orang yang hadir, Dandim menyampaikan bahwa kegiatan Gropyok tikus sawah ini merupakan salah satu usaha TNI AD dalam memberikan bantuan pendampingan bidang pertanian bagi para petani padi.

"Dengan adanya kegiatan Gropyok ini diharapkan mampu menekan dan mengendalikan hama tikus sawah yang acapkali merugikan para petani. Melalui kerjasama yang baik antara Kodim 0813 Bojonegoro dan seluruh elemen yang hadir, semoga membantu para petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen padi di wilayah Kecamatan Balen ini," ungkap Dandim.

"Terimakasih sebesar-besarnya atas pelaksanaan kegiatan ini, semoga dapat mempererat hubungan TNI AD dan elemen terkait lainnya dalam mendukung dan mensukseskan program Ketahanan Pangan Nasional, sehingga mampu menjadikan Kabupaten Bojonegoro sebagai wilayah lumbung pangan," tutup Dandim.

Sementara itu Drs. Parno Kabag PHPTPH Distan Bojonegoro menambahkan, sehubungan dengan instruksi Menteri Pertanian bahwa awal 2018 ini para petani tidak boleh gagal panen, dan inilah wujud nyata usaha Gropyok hama tikus sawah sebagai langkah jitu dalam mengamankan dan meningkatkan kualitas panen padi para petani.

"Saya mewakili pihak Distan dan juga masyarakat tani Kecamatan Balen menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kodim 0813 Bojonegoro yang sampai dengan saat ini terus proaktif berjuang bersama para petani dalam usaha mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Semoga para petani semakin sejahtera dan TNI AD semakin berjaya dalam menciptakan Ketahanan Pangan Nasional di NKRI ini," pungkasnya.

Dalam kegiatan yang berakhir pukul 10.30 WIB tersebut mampu menangkap sekitar 300 ekor hama tikus sawah dengan menggunakan metode pengasapan belerang dan peralatan yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengendalikan hama tikus sawah. (Bim/Lis)

27 November 2017

Babinsa Kodim 0813/Bojonegoro Dampingi Petani Bercocok Tanam

    Senin, November 27, 2017  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang swasembada pangan, para Bintara Pembina Desa (Babinsa) jajaran Kodim 0813 Bojonegoro turut melakukan pendampingan kepada petani menanam padi diwilayah masing-masing Koramil.

Seperti halnya yang dilakukan Babinsa jajaran Koramil 0813-21/Sukosewu. Danramil 0813-21/Sukosewu Kapten Inf Ratik mengatakan, jenis padi yang ditanam oleh Babinsa dan petani kali ini, merupakan varietas unggulan, yaitu padi jenis ciherang yang sesuai dengan arahan Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.

"Selain itu, Babinsa juga ikut menyiapkan lahan dan perawatan tanaman hingga panen," ucapnya, Senin (27/11/2017).

Menurutnya, pendampingan dalam sektor pertanian oleh anggota jajarannya  ini merupakan bentuk kepedulian TNI-AD, khususnya Kodim  0813 Bojonegoro membantu pemerintah dalam mensukseskan swasembada pangan di Kabupaten Bojonegoro.

"Kegiatan TNI di sektor pertanian ini juga merupakan instruksi dari Komando Atas untuk mendukung kegiatan petani, sekaligus membantu dalam hal pengawasan pupuk. Sehingga, tidak terjadi penyelewengan kepada semua petani yang ada diwilayah Kecamatan Sukosewu," tandas Kapten Inf Ratik menambahkan. (Bim/Lis)

18 November 2017

Hama Tikus Rusak Tanaman Jagung, Petani Merugi

    Sabtu, November 18, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Hama tikus masih menjadi ancaman serius bagi sebagian para Petani yang menanam jagung di Kecamatan Sumberjo, Kabupaten Bojonegoro, hama tersebut membuat Petani tidak bisa berbuat banyak menghadapi serangan hewan tersebut. Seno salah satu petani menuturkan bahwa tanaman jagung yang baru berusia tiga minggu tersebut telah rusak. Sabtu (18/11/17).

"Kurang lebih luas tanaman yang rusak 2.6000 an", katanya.

Pria yang keseharian juga sebagai peternak Sapi tersebut hanya bisa pasrah menghadapi hama tikus ini.

"Tanam cabai, tanam padi, tanam jagung kendalanya ya hama tikus", ujarnya.

Kepada media suarabojonegoro.com ini dirinya menuturkan walaupun kerugian yang ia harus tanggung akibat hama tikus tersebut tidak seberapa, namun ia berharap ada perhatian dari Dinas terkait. Ia menjelaskan untuk mengantisipasi hal sama para Petani yang lain memagari area pesawahannya dengan cara memagari dengan menggunakan plastik.

"Kerugian nggak seberapa mas, nggak sampai jutaan, tapi kalu begini tersus ya susah. Kalau Jagung kelihatannya cuma milik saya, tapi kalau wineh padi hampir merata", ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Akhmad Djupari, sebelumnya telah mensosialisasikan program Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP), bagi para Petani yang akan melakukam masa tanam di musim ini. Terlebih bagi mereka yang berada di Daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo.

"Dengan hanya iuran Rp36 ribu per hektare selama semusim, kalau tanaman padi mengalami kegagalan panen disebabkan, hama penyakit atau musibah banjir maka akan memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare", pungkasnya. (Bim/red).

11 November 2017

Dinas Pertanian Sarankan Petani Ikuti Program AUTP

    Sabtu, November 11, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Bojonegoro, Akhmad Djupari, menghimbau kepada para Petani untuk mengikuti progran Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP), bagibpara Petani yang akan melakukam masa tanam di musim ini. Terlebih bagi mereka yang berada di Daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo. Sabtu (11/11/17).

"Kami menghimbau petani yang menanam padi kembali ikut AUTP khususnya yang berada di Daerah genangan Bengawan Solo, agar bila terjadi banjir tidak merugi," katanya.

Adapun persyaratan utama untuk para Petani mengikut AUTP yakni dengan mendaftar terlebih dahulu paling tidak sepekan sebelum musim tanam tiba.

"Kalau sudah menanam dan baru mendaftar (AUTP.red) jelas tidak bisa, apalagi banjir sudah datang dan merendam tanaman", ujarnya.

Pada kesempatan ini djrinya menjelaskan bahwa jika para Petani ingin mengikuti program AUTP ini dapat berhubungan dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian yang langsung berhubungan dengan petani atau para Petani dapat berhubungan dengan Unit Pelaksana Teknik (UPT).

"Dengan hanya iuran Rp36 ribu per hektare selama semusim, kalau tanaman padi mengalami kegagalan panen disebabkan, hama penyakit atau musibah banjir maka akan memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare", jelasnya.
Dirinya berharap dengan program AUTP ini para Petani dapat membantu para Petani. Dengan mengikuti program tersebut diharapkan agar pada musim yang tidak menentu ini para Petani mendapatkan ganti rugi.

"Saya berharap para Petani ikut semua agar kalau ada musim yang tidak menentu bisa mendapat ganti rugi", pungkasnya. (Bim/red).

09 November 2017

Petani Keluhkan Limbah Diduga Dari Lokasi Produkai Milik JOB P-PEJ

    Kamis, November 09, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Mustofa warga Plosolanag, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, mengeluhkan limbah yang dihasilkan oleh Joint Operating Body Pertamina- Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Pasalnya limbah tersebut telah mencemari sawah miliknya. Selain itu dirinya juga mengeluhkan sikap JOB P-PEJ yang terkesan mengabaikan hal tersebut. Kamis (09/11/17).

Ia mengeluhkan jika tanaman padinya yang baru ditanam tidak dapat tumbuh dan berbuah seperti biasanya. Mustofa menduga jika hal tersebut diakibatkan limbah yang dihasilkan oleh JOB P-PEJ.
"Sudah dapat dicek dan saya dapat ganti rugi. Tapi juga diberi surat pernyataan untuk tidak menuntut lagi, dan saya tolak surat pernyataan itu," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah menuturkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di lapangan PAD A Sukowati desa Campurejo kecamatan Bojonegoro tersebut. Pasalnya warga sering merasa resah dengan seringnya terjadi kebocoran gas H2S yang mencemari lingkungan dan membahayakan warga sekitar.

"Nanti akan kita periksa kembali ya, kita akan konfirmasi ke JOB", katanya.

Selain itu pihaknya juga berharap agar operator migas blok Tuban tersebut memperhatikan kualitas peralatan yang dipergunakan.

"DLH menilai selama ini masih kurang baik, karena seringkali terjadi kebocoran yang meresahkan warga", pungkasnya. (Bim/red).

04 Oktober 2017

Hama Wereng Masih Hantui Petani di Bantaran Bengawan Solo

    Rabu, Oktober 04, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi


suarabojonegoro.com - Sejumlah petani di sepanjang bantaran bengawan solo dihantui rasa cemas akan adanya hama wereng yang mulai menyerang tanaman padi milik mereka.


Sebab, padi yang kini memasuki masa pembuahan bakal terancam gagal panen. Karena diserang hama wereng jenis cokelat yang sangat mematikan ini.


"Akibat diserang wereng hampir separuh lahan padinya langsung layu, kering, dan akhirnya mati," kata, Pak To petani Desa Cengungklung Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.


Meski dirinya dan petani lainya sudah melakukan penyemprotan secara terus menerus, serangan hama wereng ini tidak bisa dihindari. Karena kedatangan hama wereng ini bisa dikatakan puluhan ribu. Hama ini merusak padi dengan cara menghisap batang padi.


Rasa cemas juga dikatakan oleh petani asal Kecamatan Malo. Sarji, petani yang baru menanam padi berumur sekitar 36 hari (selapan) ini cukup merasa was-was mendengar kabar bahwa ada serangan hama di wilayah Gayam.


"Ya cukup was-was. Kan petani itu modalnya banyak. Takut gagal panen," cetusnya saat bertemu awak media di perahu penyeberangan Desa Ngraho, Kecamatan Gayam.


Mereka berharap ada perhatian khusus dari instansi terkait. Sehingga penanggulangan hama wereng ini bisa dilakukan atas dorongan semua pihak. (wan/red).

10 September 2017

Langkah Kongkrit, PATRA Ajak Generasi Muda Bojonegoro Belajar Pertanian

    Minggu, September 10, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Regenerasi pertanian setiap tahunya mengalami angka penurunan. Generasi penerus dibidang pertanian terus berkurang. Maka dari itu Pelatihan Anak Tani Remaja (PATRA) Bojonegoro, pagi ini, Minggu (10/9) menggelar acara sarasehan bersama, Pemuda Tani di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro. Acara yang dikemas dengan forum diskusi tersebut diikuti oleh ratusan pemuda. Di harapankan ada ilmu dan pengalaman dari para narasumber yang bisa diterapkan dilapangan.

Ketua PATRA Bojonegoro, Yaumidin Sugianto mengatakan, PATRA Bojonegoro mengajak semua generasi muda untuk belajar pertanian. Mengingat pengurangan generasi pertanian semakin hari semakin berkurang.

"Ini langkah kongkrit yang dilakukan PATRA Bojonegoro untuk megajak semua pemuda belajar pertanian, sehingga ketahanan pangan bisa terwujud," kata Yaumidin dengan bersemangat.

Hadir dalam acara sarasehan tersebut, Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, Kepala Bidang SDM Dinas Pertanian Bojonegoro, Djoko PW, kepqla UPTD Pertanian, Qomarrudin, Dosen Muda bidang Peternakan, Awalludin Ridwan, Peneliti Pertanian, Ali Saifudin, serta para Pembimbing PATRA se Bojonegoro.

Salah satu peserta sarasehan Fauzi menuturkan, acara sarasehan seperti ini dinilai sangatlah penting, karena bisa membangkitkan semangat para petani muda khususnya yang ada di Bojonegoro.

"Acara seperti ini penting sekali. Kita dikumpulkan menjadi satu biar semakin kuat dan tau ilmu dan pengalaman tentang pertanian," katanya disela-sela acara.

Satu persatu para narasumber memaparkan materinya. Kemudian para peserta sangat antusias bertanya seputar permasalahan pertanian yang didapati dilapangan. (wan/red).
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9