Reporter : Iwan Zuhdi
"Keluhanya harga bibitnya itu lo mas, tak sebanding sama harga jualnya, sebelumnya harganya 35 ribu tapi saat ini mencapai 50 sampai 60 ribu," kata Ngasirin, petani asal Desa Geger saat ditemui di pematang sawahnya. Kamis (29/12/2016).
Ia juga mengaku, pada musin panen kali ini banyak petani setempat yang mengurangi jumlah tanamnya. Jika sebelumnya banyak lahan di desa setempat ditanami bawang merah, saat ini dikurangi.
"Banyak yang dikurangi. Lihat itu sekarang ada yang ditanami jagung, padi, sawi. Salah satu alasanya ya itu, harga bibit yang sangat tinggi," ujarnya.
Ditambahi olehnya, dengan waktu panen 2 bulan, selang seminggu setelah panen biasanya petani setempat bakal langsung tanam kembali.
"Biasanya selang seminggu langsung ditanami lagi," tambahnya.
Petani setempat berharap, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro segera memperhatikan kondisi petani bawang merah saat ini. Sebab, jika tidak ada perhatian petani merasa terkatung-katung dengan tingginya harga bibit.
Selanjtnya, dikatakan oleh tengkulak setempat, Kecuk pamungkas mengaku, ia membeli Bawang merah dengan harga sekitar Rp17.000. Kemudian dijual ke pedagang dipasaran dengan harga sekitar Rp20.000.
"Biasanya kami jual Surabaya, Mojokerto, ,Rembang, Semarang dan Bali," katanya.(Wan/Red).