21 Agustus 2019

Bendung Gerak Bojonegoro

    Rabu, Agustus 21, 2019  


Oleh : Didik Wahyudi

SeputarBojonegoro.com - Beberapa tahun lalu saat masih aktif menjadi wartawan televisi saya pernah liputan soal bendung gerak. Saat itu lokasi pembangunan bendung gerak berada di perkebunan belimbing desa Padang kecamatan Trucuk. Kebun tersebut milik warga, ada beberapa kebun yang harus dibebaskan untuk pembangunan bendung gerak. Entah bagaimana prosesnya akhirnya kebun belimbing dibebaskan untuk kepentingan pembangunan bendung gerak.

Warga yang menggantungkan penghasilan ekonomi keluarga dari hasil perkebunan belimbing pun kehilangan mata pencarian. Saat itu saya dan seorang rekan sempat membuat film dokumenter soal mata pencarian petani kebun belimbing yang kehilangan lahan.

Film dokumenter tersebut diambil dari gambar liputan yang digabung-gabungkan lalu ditambahi ilustrasi musik tembang jawa. Sebuah film dokumenter yang menggambarkan hilang harapan, kekalahan dan menerima nasib akibat proyek besar bernama bendung gerak yang dananya bantuan dari jepang.



Dalam film tersebut ada gambar seorang petani yang sedang membelah sisa-sisa akar pohon belimbing setelah ditebang. Kayu akar belimbing dibelah untuk kayu bakar, petani itu mengkais-kais sisa apa yang masih bisa dimanfaatkan setelah kebunnya hilang dibebaskan untuk proyek. Petani tua bertelanjang dada dengan kulit menghitam bekerja dibawah terik matahari siang untuk sebuah nasib yang entah.

Lelaki tua dengan tubuh kurus bekerja keras di tengah suara buldoser yang sedang bekerja meratakan tanah untuk bangunan bendung gerak. Dia masih bisa menghibur diri dengan mencari kayu bakar dari kebunnya yang sudah rata dengan tanah. Sebuah hiburan kecil untuk hidup yang sementara. "Saya tidak tahu akan bekerja apa untuk makan keluarga, tapi sudahlah saya pasrah..." Begitulah salah satu petikan wawancara dengan mata menerawang kosong tanpa harapan, tatapan kekalahan oleh tangan-tangan raksasa. Petani itu menerima dengan ganti rugi yang mungkin cukup untuk hidup satu sampai dua tahun.

Awal-awal pembangunan proyek bendung gerak isu yang dihembuskan dengan kencang oleh pihak-pihak terkait soal pembangunan bendung gerak adalah untuk kepentingan irigasi pertanian. Sebuah cita-cita yang mulia meski para petani belimbing harus mengalah, mungkin salah satu bentuk rayuan kepada petani belimbing salah satunya adalah soal irigasi. Jika irigasi baik maka pertanian dan hasil panen semakin baik, begitulah kira-kira.

Petani belimbing kehilangan lahan tapi isu soal irigasi pertanian tinggal isu belaka alias omong kosong. Tahun berikutnya saya dan tim televisi lokal membuat sebuah program tayangan potensi soal bendung gerak. Program ini menggambarkan catatan perjalanan sosok presenter dari satu tema ke tema lain yang akan diangkat.

Di sela-sela shoting tokoh narasumber dari pemerintah yang cukup menguasai soal irigasi berbincang ringan dengan saya. "Pak... mungkinkah bendung gerak untuk irigasi padahal sampai saat ini sama sekali belum dibangun jaringan untuk irigasi menuju sawah?" "Kalau dari bangunannya memang tidak untuk irigasi, ndak ada infrastruktur jaringan pengurai air menuju lahan pertanian." "Lalu untuk apa sebenarnya pak bendung gerak?" Tokoh narasumber itu terdiam. 

Seperti kebingungan mencari jawaban, tapi untungnya dialog ringan itu diluar skrip dan tidak dishot untuk tayangan. Beberapa saat kemudian tokoh narasumber tersebut memberikan jawaban, tapi sebuah jawaban yang tidak memuaskan. Faktanya memang bendung gerak dibangun bukan untuk irigasi pertanian seperti isu yang dibesar-besarkan oleh pihak terkait. Petani pemilik lahan tetap ngaplo meski sempat memiliki harapan hasil panen semakin membaik. Bendung gerak sudah berdiri kokoh.

Sebagian masyarakat banyak mengunjungi tempat ini untuk sekedar berlibur sambil menikmati minuman dan makanan di warung-warung sederhana, dan para pemuda-pemudi juga mengunjungi tempat ini untuk pacaran. Beberapa warga lokal juga sibuk di bendung gerak mencari ikan yang cukup berlimpah.

Kadang tengkulak dari luar kota membawa mobil tepak untuk kulakan ikan yang akan dijual di daerahnya. Warga dari sebrang bengawan solo pun bisa melintas diatas jembatan bendung gerak, tanpa lagi menggunakan jasa penyeberangan perahu.

Dan operator migas blok cepu pun menyedot air sungai bengawan solo di desa sudu yang berada tepat diatas bendung gerak. Lalu apa fungsi bendung gerak? Faktanya memang sebagai tempat wisata, tempat mencari ikan, sebagai jembatan untuk lintasan warga dan airnya pun bisa disedot untuk proyek blok cepu. Untuk irigasi? Ah...nanti dulu....

Foto : Youtube Channel Proff

© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9