21 April 2022

Ngaji Bareng "Gus Kautsar" Harlah Ansor Ke-88

    Kamis, April 21, 2022  

Reporter : Afif Fuad H.

SeputarBojonegoro.com - Dalam rangka peringati Nuzulul Qur'an 1443 H dan peringati Hari Lahir (Harlah) Ansor yang Ke - 88, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Bojonegoro dalam hal itu Pengurus Cabang Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (PC MDRSRA) ngaji bareng bersama Gus Kautsar dari Ploso. Bertempat di aula Kantor NU Jalan Ahmad Yani Bojonegoro. Rabu, (20/04/2022). 

Acara tersebut selain dihadiri K.H. Abdurrahman Alkautsar (Gus Kautsar) dihadiri pula oleh Habib Muhammad Bin Idrus Al-jufri, PC Rois Suriyah NU Bojonegoro, K.H. Maimun Syafi'i, Ketua DPRD Bojonegoro, Abdullah Umar, PC Fatayat Bojonegoro, PC Muslimat Bojonegoro, Pengurus Anak Cabang Ansor Se Kabupaten Bojonegoro, Kapolres dan Ndandim Bojonegoro. 

Ketua Panitia, Syaiful Mutakin dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk berhidmat terhadap jam'iyah Nahdhotil Ulama'. 

"Dalam Harlah Ansor yang ke-88 ini kita harus tahu bahwa jam'iyah masih membutuhkan kekuatan yang solid jama'ah jama'ahnya,  jam'iyah masih membutuhkan kekuatan yang solid dengan banom banomnya," sambut Gus Faul sapaan akrabnya. 

Ia berharap, nantinya akan ada penerusnya dari kader kader ansor untuk mencapai suatu kekuatan yang solid dengan jama'ah dan banom banomnya. 

"Ngewongke wong seng wes uwong senajan tiang niku sinten kemawon," pesannya. 

Adapun Ketua PC GP Ansor Bojonegoro, Mustakim dalam sambutannya menyampaikan terimakasih banyak kepada seluruhnya. 

"Kami berterimakasih banyak kepada seluruh pihak dalam menyiapkan puncaknya nuzulul qur'an dan Harlah Ansor yang ke 88 ini, semoga kita semua mendapatkan barokah dalam mengabdi di Ansor dan di NU ini" terangnya 

Gus Kautsar dalam menyampaikan ngajinya menjelaskan, bahwa selama ini kita sholat hanya sebatas melihat mihrob saja. 

"Kita itu termasuk orang orang yang sholat hannya sekedar melihat didepan saja atau imam, jadi saatnya imam takbir ikut takbir ruku' ikut ruku' sujud ikut sujud kelas kita sebatas itu, kok bilang husyu' bagaimana?," jelasnya 

Pengasuh Ponpes Alfalah Ploso Kediri itu juga menyampaikan, romadhan itu bulan istimewa, bulan diturunkannya Al-qur'an dan dilipat gandakan setiap perbuatan manusia. 

"Sebuah bulan dimana Allah memerintahkan kita untuk puasa di siang harinya dan nabi menyuruh kita meramaikan malamnya, termasuk Menurut imam nawawi dan beberapa ulama' yang cukup banyak, menjelaskan bahwa sholat tarawih itu qiyamul lail, jadi kalau kelas kita ya cukup tarawih saja lah," jelasnya. 

Kyai Muda itu juga memaparkan, Ada 4 golongan yang tidak dapat ampunan dari  Allah SWT dalam setiap bulan suci ramadhan. 

"Dalam hadist kudsi ada empat golongan yang tidak mendapatkan magfirah dari Allah di bulan ramadhan, diantaranya adalah orang yang masih istiqomah minum khamr, orang yang durhaka kepada orang tuanya, orang yang memutus tali silaturrahmi dan orang yang dengki terhadap orang yang beriman, apa bila tidak segera bertaubat setahun dilaknat Allah sampai bulan ramadhan berikutnya,"tegasnya 

Gus Kautsar juga menyampaikan bahwa kader Ansor NU harus beribadah loyalitas dan totalitas untuk Allah SWT. 

"Termasuk kita mengabdi di NU itu juga ibadah, Masing masing kita mempunyai tugas, dengan menukil dawohe mbah Hasyim, kelompok kita harus seperti anggota tubuh, jadi harus Kompak, saling mengayomi, saling mengasihi dengan sesama manusia, dan jangan punya keinginan untuk lepas dari jama'ah," pesannya. [fif/sbc]

25 Agustus 2019

Inilah Sejarah Gereja Tertua di Bojonegoro

    Minggu, Agustus 25, 2019  

Oleh: Tim Redaksi

Masa Perintisan: Tahun 1903-1914

Pada 31 Maret 1903 datanglah seorang misionaris Salatiga Zending yang bernama Wilhelm Barth untuk merintis gereja di Bojonegoro. Lembaga Salatiga Zending itu mendapat wilayah pelayanan, dari pemerintah Hindia Belanda, di Jawa Tengah Utara dan di karesidenan Bojonegoro, Salatiga Zending ini terbentuk dari gabungan antara misionaris Jerman yang diutus oleh "Neukirchener Mission" (berpusat di kota Neukirchen, Jerman) dan misionaris Belanda yang diutus oleh "Vireeniging tot ondersteuning van de zendelingen der Salatiga-zending op java" (Perhimpunan Untuk Mendukung Para Misionaris Salatiga Zending Di Jawa) yang berpusat di Utrecht, Belanda.

Sedangkan untuk bapak Wilhelm Barth sendiri berasal dari Weiterode (Jerman). Dan pada tahun 1894 – 1899 studi di seminari misi di Neukirchen (Jerman). Lalu diutus ke Jawa oleh Yayasan Misi "Neukichener Mission". Setelah tiba di Jawa pada tahun 1899 ia belajar bahasa Jawa dan menikah dengan Gesina Lopman pada tahun 1901, baru pada akhir bulan Maret 1903 keluarga muda ini ditemmpatkan di Bojonegoro, bersama dengan anak putri mereka bernama Anna Margarete, yang lahir di Kaliceret dan pada usia yang baru beberapa bulan dibawa ke Bojonegoro. dalam pelayanannya bapak  Barth didukung oleh asisten residen Bojonegoro, seorang Kristen yang setia.

Mereka bersama-sama mendirikan pelayanan medis dengan bermodal pengetahuan medis yang sedikit, yang ia peroleh pada waktu dalam pendidikan di seminari. Namun begitu oleh masyarakat ia dianggap sebagai dokter.

Selain itu Bart juga mengadakan kelompok PA Bagi tentara Kristen dari Ambon, di barak mereka. Yang dimana sebagian dari mereka juga mengikuti kebaktian minggu setiap pekannya. Di sisi lain Ibu Gesina Barth membuka kelas menjahit, awalnya untuk gadis Belanda kemudian juga bagi gadis Jawa.
Dalam pekabaran Injil ini keluarga Barth juga dibantu oleh Guru Injil Jawa, yaitu GI Jochanan (hanya sepuluh hari) dan GI Joesoep (dari Tugu) beserta anaknya Johanes, yang mengajar di sekolah zending yang baru didirikan. Pada tahun 1904 guru sekolah Jawa Johannes pergi dan diganti Jakobus. Sedangkan GI Joesoep melayani di pepathan Ngringin (± 9 kilo dari Bojonegoro ke Barat). Untuk mengembangkan sayapnya, pepathan baru ini segera mendirikan sekolah Kristen yang pada waktu itu diserahkan pada seoarang guru Jawa bernama Samsudin dengan jumlah murid mula – mula 18 anak.



Di samping pelayanan itu, Wilhelm Barth dari awal berusaha agar mendapat lahan untuk membangun gedung gereja. Untuk mendapatkan lahan tanah itupun memerlukan perjuangan yang keras. Kemudian atas bantuan para misionaris yang lain dan juga pemerintah Hindia Belanda,  maka terkumpullah dana untuk membeli sebidang tanah seluas 2 hektar yang terletak di desa Kadipaten. Pada tanggal 7 November 1905 didirikan terlebih dulu sebuah pastori.

 Selama kurang lebih 3 bulan, setelah pembangunan Pastori, dibangunlah gedung gereja yang perdana di Bojonegoro. Atas pertolongan Tuhan dan orang – orang Kristen tadi, maka selesailah pembangunan gedung gereja itu pada bulan Desember 1905. Dan pada tanggal 10 Desember 1905diresmikan sebagai jemaat yang mula – mula di Bojonegoro, dan kebaktian peresmian dihadiri pula oleh rekan – rekan hamba Tuhan yang Lain. Lalu pada hari Natal tahun 1905 ada baptisan pertama dengan 16 orang percaya sebagai hulu hasil pelayanan kel. Barth serta pelayanan guru Injil Jawa.

Di antara yang baptis adalah Lurah desa Ngringin bersama isterinya, kedua mertuanya dan tiga anaknya. Ia memilih nama Zakheus karena sama seperti Zakheus ia bersama rumah tangganya diberkati oleh kedatangan Tuhan. Dan memang keluarga ini menjadi berkat besar bagi pekabaran Injil di Bojonegoro : Anaknya, Soedjono Siswosoedarmo, bersekolah di sekolah zending Bojonegoro dan seminari guru di Tingkir, lalu menjadi guru di sekolah zending di Bojonegoro, sekaligus melayani sebagai majelis jemaat Bojonegoro dan sering menasehati para misionaris khusunya dalam persoalan yang menyangkut budaya Jawa.

Masa Perkembangan 1914-1940

Pada Tahun 1907 Bp. Wilhelm  Barth mendirikan rumah sakit yang sekarang ini namanya rumah sakit "Sorodoro" yang dimiliki pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Selain itu juga mendirikan sekolah Kristen. Sekolah zending yang pertama kali didirikan di belakang gereja  (sekarang bernama SD Mardisiswo dan ada TK Petra) dengan guru Bp. Jakobus.

Ibu Gesina Barth juga mendirikan sekolah bagi putri Jawa dari keluarga terkemuka. Melalui sarana itulah,  pelayanan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga misi melalui kedua bidang itu semakin membuahkan hasil yang menggembirakan. Dalam waktu singkat warga jemaat bertambah dan  yang aktif mengikuti kebaktian antara 50 – 60 orang dewasa dan anak – anak.
Pada tahun 1909 kel. Wilhelm Barth harus ke Jerman untuk menyekolahkan anak mereka disana, karena "Nonik Anna Margaret" sudah mencapai usia SD. Selama mereka di Jerman, pelayanan mereka dilanjutkan oleh keluarga Bp. Friendrich SchlipkÖter dan Ibu Clara SchlipkÖter (dari Jerman pula).

Namun, Bapak Ibu Wilhelm Barth merindukan sekali kembali ke Bojonegoro. Maka pada tahun 1912 mereka meninggalkan anak tunggal mereka di Jerman dan kembali ke Bojonegoro untuk melanjutkan pelayanan mereka mulai dari tahun 1912 – 1914.

Pada bulan Februari 1914 konferensi Salatiga Zending memutuskan agar kel. Barth dipindahkan ke tempat lain di wilayah Salatiga Zending, dan Bp.Heinrich Niephaus (dari Capellen, Jemar) dan Ibu Johanna Niephaus dipindahkan ke Bojonegoro. Mereka tiba di Bojonegoro pada tanggal 1 Oktober 1914. Karena sebelumnya, kel. Niephaus, melayani di Semarang dalam bidang penerbitan Kristen. Sehingga di Bojonegoro pun mereka melayani dengan cara  membagikan majalah Kristen berbahasa Jawa dengan nama "Mardi Rahadjo" dan "Layang Kabungahan" serta majalah "Penabur". 

Pada tahun 1918 kel. Niephaus dapat mebeli sebidang tanah dekat gereja untuk mendirikan sebuah sekolah bagi anak – anak Belanda dan Tionghoa. Sekolah ini berkembang pesat, sehingga tahun 1918 sudah harus menambah gedung sekolah baru, sampai jumlah siswa mencapai 135 orang. Tetapi karena kesulitan mencari guru, sekolah tersebut sudah  harus ditutup lagi tahun 1920 dan gedung dipakai sebagai tambahan untuk gedung rumah sakit. Rumah sakit juga sangat diminati sampai harus opname 64 pasien.

Bersama dengan guru Injil Jawa kel. Niephaus merintis pepathan baru di sebelah Utara Bojonegoro, tepatnya di daerah Cengkong (Parengan). Namun karena situasi (tiga jam jalan kaki dari Bojonegoro), kebaktian di daerah itu hanya bisa dilaksanakan 2 minggu sekali. Pada awal PI di daerah ini ada 16 jiwa yang bertobat dan dibaptis.

Dalam perkembangannya, jemaat Cengkong tersendat karena adanya rintangan dari penduduk setempat yang masih animistis. Namun, setelah kereta api Bojonegoro – Jatirogo -  Rembang dibuka pada tahun 1919 Cengkong bisa dicapai dalam waktu 10 menit, pelayanan kembali lancar.
Dalam perjalanan ke Cengkong, di kereta api, Niephaus membagi majalah penginjilan tersebut tadi, sehingga ia bersama penginjil Jawa dapat membuka pepathan baru di Jatirogo, Kradenan, Kwangenrejo, Pulo, Tuban, dan Babat. Selain itu juga di Kwangenrejo, guru Jawa Joesoep juga mengabarkan Injil, disamping tugasnya sebagai guru sekolah umum.

Pada tahun 1923 kel. Niephaus diganti oleh misionaris Bp. Johannes Bretzler (dari Emden, Jerman) serta Ibu Elisabeth Bretzler. Bp. Johannes Bretzler berusaha keras untuk mendapatkan seorang suster dan bidan yang berkwalifikasi. Dan akhirnya pada tahun 1925 ia mendapat Suster Käthe Weiss, yang malah menjadi satu – satunya bidan sepanjang jalan Cepu – Surabaya.

Akan tatapi Kel. Brezler sendiri pada tahun 1925 pindah ke Blora dan hanya sekali – sekali mengkonsuleni / berkunjung ke Bojonegoro. Sehingga Suster Käthe Weiss juga harus mengajar sekolah minggu, katekisasi, mengabarkan Injil dan memimpin seluruh pelayanan di Bojonegoro karena tidak ada misionaris lain.

Tetapi sayangnya pada tahun 1927 Suster Käthe Weiss menderita penyakit kulit dan terpaksa pulang untuk dirawat di Jerman. Tahun 1927 pula kel. Bretzler akhirnya menyerahkan pelayanannya di Bojonegoro kepada Bp.Emil Karl Erich Heintze (dari Essen, Jerman) dan Ibu Anna Margarete Heintze. Sedangkan kel. Bretzler melayani di Blora.

Ibu Anna Margarete Heintze ini lahir di Kalilceret tahun 1903, dan ia adalah anak  tunggal Ibu Gesina dan Bp. Wilhelm Barth, melewati masa kecilnya di Bojonegoro, tetapi mulai tahun 1909 bersekolah di Neukirchen, Jerman, seperti sudah disebutkan diatas. Ternyata ia masih rindu akan tanah kelahirannya, sehingga pada tahun 1927 Nona Anna Margarete kembali ke tanah Jawa, menikah dengan Emil Karl Erich Heintze dan bersama suaminya melanjutkan pelayanan yang dirintis ayahnya di Bojonegoro.

Diatas sudah disebutkan pula bahwa sebelum rumah sakit zending milik Salatiga Zending berdiri, sudah ada rumah sakit pemerintah Hindia Belanda di Bojonegoro. Tetapi pada tanggal 1 Januari 1930 rumah sakit pemerintah itu diserahkan kepada Zending. Memang, gedungnya sudah amat tua dan harus direnovasi total. Tetapi untuk renovasi pun pemerintah Hindia Belanda masih membantu dengan menanggung 75 % dari ongkos renovasi. Sehingga pelayanan medis semakin berkembang setelah rumah sakit pemerintah digabungkan dengan rumah sakit zending.

Tahun 1934 kel. Heintze meninggalkan tanah Jawa dan kembali ke Jerman, tahun 1936 Emil Karl Erich Heintze dipilih sebagai sekretaris I Komite Pendukung Salatiga Zending (Vereeniging tot ondersteuning van de zendelingen der Salatiga – zending op Java’) di Utrecht, Belanda. Pelayanan di Bojonegoro dilanjutkan oleh Bapak Paul Kroh (dari Schüllar, Jerman) bersama isterinya Martha Kroh. Paul Kroh sejak 1925 sudah melayani di Moga, lalu tahun 1934 pindah ke Bojonegoro. Namun, tahun 1935 – 1937, mereka cuti di Jerman dan diwakili oleh Alfred Flick (dariNeukirchen, Jerman) serta isterinya Lydia Flick. Kemudian tahun 1937-1940 kel. Kroh melanjtkan pelayanan di Bojonegoro. Selain dari itu, Bp. Paul Kroh juga menjabat sebagai ketua gabungan misionaris Salatiga Zending.

Masa Suram 1940-1950

Memasuki tahun 1940-1950 GKJTU Jemaat Bojonegoro benar – benar mengalami ujian berat karena situasi politik. Saat itu dunia tengah dilanda Perang Dunia II. Pada tanggal 10 Mei 1940 Jerman menyerang Belanda, lalu semua misionaris Jerman di Hindia Belanda ditangkap ("di-intern"), termasuk Bapak Paul Kroh. Sedangkan Ibu Martha Kroh bersama anak – anak dipindahkan ke Sarangan. Dan oleh karena PD II langsung disusul Perang Kemerdekaan, maka lebih dari satu dekade para misionaris  Jerman tidak dapat kembali ke tanah Jawa. Patut disyukuri bahwa sebelum tahun 1940 jemaat Bojonegoro sudah mandiri dan memiliki Pandhita Jawa, yaitu Bp. Pdt. R. Soetjipto. Sehingga pelayanan yang ditinggal oleh kel. Kroh bisa diambil alih dan dilanjutkan oleh Bp. Pdt. R. Soetjipto.

Bapak Soetjipto harus bekerja keras untuk mempertahankan eksistensi jemaat baik di Bojonegoro maupun jemaat-jemaat pedesaan di sekitarnya. Pada zaman penjajahan Jepang keadaan jemaat semakin memprihatinkan. Karena kekejaman Jepang, orang-orang Kristen baik di kota maupun di desa semakin berkurang, akibat penganiayaan dan intimidasi. Sampai-sampai gedung gereja di Bojonegoro dirampas dan dijadikan gedung sandiwara. Begitu juga segala peralatan gereja dirampas sehingga jemaat di Bojonegoro, waktu itu harus kebaktian di rumah – rumah.



Karena masih mengadakan aktivitas gerejawi itu, suatu saat bapak Soetjipto pernah harus dibui/dipenjara dan diinterogasi oleh penjajah Jepang. Akan tetapi dia pun segera dibebaskan.

Masa Pertumbuhan kembali 1950 – Sekarang

Pada tahun 1950-an jemaat Bojonegoro mulai mengalami pencerahan. Berdirilah pepathan baru, mulai dari Barat yaitu Padangan, Kendung, Kalitidu terus ke Timur Sugihwaras, Sumberejo, Sroyo, Babat, Lamongan, Sumber Gondang dan Ngasemlemahbang. Ke arah Selatan yaitu Mojoranu, Kwangenrejo, Dander, Bobolan, Kedungadem, Gares, Tondomulo; sedangkan ke Utara yaitu Cengkong, Jatirogo dan Tuban.

Pada tahun 1954 Bp. Paul Kroh juga sempat berkunjung ke tanah Jawa lagi, terutama untuk menyerahkan tanah – tanah zending kepada pasamuan dengan atas nama pendeta – pendeta jemaat, dalam hal ini di Bojonegoro kepada Pdt. R. Soetjipto.

Pada tahun 1958 bapak Soetjipto  mendirikan Sekolah Alkitab "Sabdo Mulyo" dibantu oleh seorang misionaris dari Jerman, Bp. Detmar Scheunemann. Pendirian Sekolah Alkitab itu dengan harapan menelurkan hamba – hamba Tuhan yang mau membantu pelayanan di daerah sekitar atau daerah – daerah yang lain. Dari Sekolah Alkitab ini kemudian menelurkan tokoh – tokoh GKJTU, antara lain Bp. Sudjoko Paulus (mantan Sekretaris I MPH Sinoe GKJTU) dan Bp. Setianto (mantan Ketua MPH sinode GKJTU) dan lain – lain.

Dalam perkembangan selanjutnya, dari GKJTU Jemaat Bojonegoro ini kemudian munculah gereja – gereja tetangga antara lain Gereja Advent Hari Tujuh, Gereja Katolik, Gereja Kristen Indonesia, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat, Gereja Kristen Jawi Wetan dan lain – lain di wilayah Bojonegoro.

Pada tahun 1995 beliau pula yang mendorong agar gedung gereja GKJTU segera direnovasi karena sudah tidak memenuhi syarat untuk tempat ibadah. Berkat Tuhan, tumbuhlah semangat membangun dari warga jemaat maka tanggal 24 Juni 1995 dilaksanakan peletakan batu pertama untuk membangun gedung geraja yang baru oleh Bpk. Pdt. R. Soetjipto dan dapat diselesaikan dan pada tanggal 27 Desember 2003.

Pada tanggal 22 Pebruari 1999 Bp. R. Soetjipto dipanggil Tuhan dalam usia yang ke – 89 tahun. Setelah Bapak Pendeta R. Soetjipto dipanggil Tuhan digantikan oleh putranya yaitu Bpk. Pendeta Permadi. Dan oleh karena gedung yang baru tersebut GKJTU Bojonegoro mendapat banyak simpatisan terutama dari karyawan Petro China East Java dan Exon Mobil Oil Cepu dimana kedua perusahaan tersebut bergerak dibidang perminyakan . Dan karyawan – karyawan itu banyak membantu dibidang pembangunan gedung Gereja serta pertumbuhan GKJTU Jemaat Bojonegoro.

Bapak Pdt. Permadi Emiritus 17 Agustus 2010 dan bersamaan dengan itu di tahbiskan pendeta baru yatiu Pdt. Akris Mujiyono, yang menjadi Pendeta hingga sekarang ini. [lipsus/red/sbc]

30 Juni 2018

Objek Wisata BUTON Seperti Tak Terurus

    Sabtu, Juni 30, 2018  
Kontributor: S. Windyasari

SeputarBojonegoro.com - Masih ingatkah kalian dengan objek wisata Buton yang berada di Kecamatan Gondang tepatnya di desa Sambongrejo yang dulu sempat booming? Perbedaannya justru sangat mencolok, dimana Buton saat ini tak terurus & terbengkalai. Sabtu (30/06/2018)

Saat di temui SeputarBojonegoro.com pihak management membenarkan akan hal tersebut dikarenakan ada oknum yang tidak bertanggung jawab sengaja merusak seperti yang dijelaskan oleh Galih Satria Buana Putra.

"Ya memang benar ada beberapa hal yang membuat wisata tersebut menjadi terbengkalai, salah satunya ada aksi fandalisme dari oknum yg tidak bertanggung jawab. Contohnya ada coretan dan perusakan beberapa fasilitas serta spot-spot foto di Buton sendiri perusakannya sendiri itu bisa di katakan parah, sampai ada pembakaran gazebo di beberapa titik." Tegasnya

Salah satu spot foto yang rusak di taman Buton

Dengan kondisi tersebut pihak management sendiri akhirnya memvakumkan wisata tersebut mulai awal Juni kemarin.

"Yang jelas wisata ini akan tetap kita pertahankan, untuk sementara memang kita tutup dulu sampai kondisi normal kembali," pungkasnya.

Bahkan dari warga sekitar pun banyak berharap ada tanggapan serius dari pihak terkait termasuk pihak keamanan dengan persoalan tersebut. Agar masalah ini tidak terulang kembali dan memberikan efek jera pada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab serta wisata Buton dapat kembali seperti saat pertama dibuka. (Wind/red)

Pasca Libur Lebaran Tempat Wisata Ini Kembali Rapi

    Sabtu, Juni 30, 2018  
Reporter: Didik Winarto


SeputarBojonegoro.com - Waduk Grobokan yang terletak di Desa Bendo Kecamatan Kapas, Bojonegoro saat ini tampak rapi, setelah beberapa warga melakukana penataan dan juga membersihkan sekitar waduk setelah waduk ini dipenuhi oleh pengunjung.

Dari pantuan SeputarBojonegoro.com, tampak sebelumnya diair waduk banyak ikan yang mati dan airnta terlihat kotor. "Sekarang saat saya berkunjung diwaduk sudah bersih dan terasa nyaman kembali, " Kata Sugeng Riyadi. Sabtu (29/6/18).

Banyaknya ikan yang mati diwaduk Grobokan ini karena diduga diracun oleh orang tak dikenal, sehingga membuat kotor air waduk dan merusak pemandangan.

Lokasi wisata yang bertempat diarea persawahan tersebut, beberapa warga nampak masih membersihkan waduk yang dibuka setahun lalu.

Sebelumnya pada liburan lebaran, lokasi wisata waduk Grobokan ini dipenuhi oleh warga yang sengaja datang untuk mengisi liburan lebaran Idul Fitri 2018. (Dik/Red)

21 Juni 2018

Sosok Mbah Joni, Pengrajin Wayang Dari Kertas

    Kamis, Juni 21, 2018  
Reporter: Didik Winarto

SeputarBojonegoro.com - Siang yang cerah, melihat aktifitas dan kesibukan seorang pria yang hampir setiap hari bergelut dengan tokoh tokoh Pewayangan yang dibuatnya dari kertas. Mbah Joni demikian pria supel yang sudah berumur 70 tahun ini disapa.

Ditempat Mbah Joni, yaitu disalah satu warung di Jalan Hayam Wuruk, Bojonegoro Kota, Seperti biasa dengan senyum khasnya beliau menyambut awak media SeputarBojonegoro.com saat bertandang ke tempatnya, ditengah keaibukannya membuat wayang dari kertas dengan bercanda beliau menceritakan sudah 10 tahun dirinya membuat kerajinan wayang berbahan kertas.

Tangan trampil Mbah Joni, menggambar sketsa wayang diatas kertas, kemudian mengguntingnya. "Bahannya dari kertas, dan menggubakan peralatan biasa seperti gunting, pisau dan lainnya," Kata Mbah Joni.

Dari bahan-bahan sederhana inilah Mbah Joni mampu menghasilkan karya indah yaitu sebuah tokoh wayang, dan hasil karyanya ia jual mulai yang termurah Rp 5ribu sampai Rp 30ribu untuk ukuran paling besar.

Pria yang berasal dari Solo yang sudah berpuluh tahun tinggal di Bojonegoro ini mengatakan, bahwa niat awal membuat kerajinan wayang ini adalah karena tidak ingin melihat salah satu tradisi peninggalan nenek moyang hilang dan dilupakan oleh generasi muda.

"pergantian zaman diakui atau tidak juga akan mengkis budaya dan dan tradisi," Kata Mbah Joni.

Dikatakan juga olehnya bahwa generasi muda lebih memilih gadget dari pada mengingat dan melestarikan budaya leluhur. Memang hanya sebuah wayang kertas, dan dijual kepada anak anak,  akan tetapi menurut mbah Joni mampu mengingatkan tradisi masyarakat Indonesia. (Zam/Red)

18 Juni 2018

Waduk Grobokan Diserbu Pengunjung Dilibur Lebaran

    Senin, Juni 18, 2018  
Reporter: Didik Winarto

SeputarBojonegoro.com - Pada H + 2 libur lebaran hari Raya Idul Fitri 2018, Waduk Grobokan yang terletak di Desa Bendo,  Kecamatan Kapas, Bojonegoro di serbu banyak pengunjung untuk mengisi Libur Lebaran ini tahun ini.

Dari data yang dihimpun SeputarBojonegoro.com, jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan dibanding hari-hari biasanya.

Dengan cukup membayar Rp 2000 saja pengunjung dapat menikmati keindahan panorama tanaman jati yang berjajar disepanjang waduk serta hamparan persawahan yang cukup exotis.

"Sangat menarik dan bagus mas pemandanganya, ya cukup buat menghilangkan penat " ujar Siti Qomariah salah satu pengunjung yang berasal dari desa Pacul kecamatan kota Bojonegoro,  Senin (18/6/18).

Peningkatan jumlah pengunjung juga berdampak pada larisnya dagangan para penjual yang berderet diskitar pintu masuk waduk dibuka hampir setahun ini. (Dik/Red)

08 Juni 2018

Arti Malam Nuzulul Quran 2018 Yang Jatuh Pada Malam 17 Ramadhan

    Jumat, Juni 08, 2018  
Malam Nuzulul Quran adalah malam dimana Kitab Suci Umat Islam (Al-Qur’an) diturunkan secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Kemudian secara berangsur di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW disepanjang kehidupannya atau dalam waktu kurang lebih 23 tahun.
Surat Al-Qur’an pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-Alaq sebanyak 5 ayat.
Untuk Ramadhan tahun 2018/1439 Hijriyah, Malam Nuzulul Qur’an jatuh pada hari Jumat, bertepatan dengan tanggal, 01 Juni 2018, hal tersebut di tarik dari penanggalan Hijriyah, dimana hari Jumat, 01 Juni 2018 selepas magrib sudah masuk tanggal 17 Ramadhan.
Memang jika di hitung dengan penaggalan Masehi dengan mulai Puasa hari Kamis, 17 Mei 2018, maka tanggal 17 Ramadhan = Hari Sabtu, 02 Juni 2018, namun dalam penggalan Hijriyah, hari Jumat selepas Magrib, tanggal 01 Juni 2018 sudah masuk tanggal 17 Ramadhan 1439 H.

Kaitan 17 Ramadhan dan Malam Nuzulul Quran

Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan, namun penyampaiannya kepada Nabi Muhammad dilakukan secara berangsur-angsur.

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)
Sebagaimana di kutip dari Era MuslimLailatul Qadarsendiri berada pada 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa malam 17 Ramadhan di peringati sebagai Nuzulul Quran (Turunnya Alquran) ? Bukankan Al-Quran diturunkan pada malam lailtul Qadar (10 malam terakhir di Bulan Ramadhan) ?
Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan di mungkinkan karena pada tanggal tersebut di turunkannya ayat pertama Al-Qur’an dari surat Al Alaq kepada Nabi Muhammad SAW dari ayat 1 sampai 5.
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari Al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW adalah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan, akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.
Itulah mengapa malam 17 Ramadhan diperingati sebagai malam Nuzulul Quran (Turunnya Al-Qur’an), hal tersebut di karenakan Ayat Al-Qur’an pertama yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW diturunkan pada tanggal tersebut.
Untuk memperingati Malam di turunkannya Al-Quran ini, di Indonesia biasanya di lakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur’an.
Untuk Referensi lebih lengkap mengenai kaitan tanggal 17 ramadhan dan Nuzulul Qur’an, bisa dilihat di situs Era Muslim.

26 Februari 2018

Ratusan Pecinta Sholawat dari Berbagai Daerah, Meriahkan PWI Bersholawat

    Senin, Februari 26, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

SuaraBojonegoro.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro menggelar PWI Bersyolawat bersama Fatihah Indonesia, Minggu (25/02/18). Acara yang dihadiri ratusan pecinta sholawat itu, dalam rangka memperingati hari Pers Nasional (HPN) 2018.

Tema acara tersebut 'PWI Bojonegoro Bersholawat untuk Merajut Ukhuwah dengan Bingkai Kebhinekaan'. Pecinta sholawat atau para syekher mania sangat antusias. Baik dari Bojonegoro dan juga dari daerah sekitar, seperti Tuban, Lamongan, Gersik dan lain sebagainya.

Acara yang di awali guyuran hujan itu, tak menyurutkan uvoria para syekher mania untuk datang. Mereka rela untuk hujan-hujanan demi bersholawat bersamam Sebagai wujud cinta serta ta'dzim kepada sang revolusioner zaman, yakni baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Bersama Fatihah Indonesia, grup hadrah dari Kecamatan Baureno Bojonegoro di pimpin Ustad Ridwan Asfhi. Di iringi dengan Tari Syufi yang mampu membius para pecinta sholawat yang hadir berkumpul di halaman Kampus Universitas Bojonegoro.

Lantunan sholawat yang bergema memecah keheningan malam. Dihadiri pula ketua Syekher Mania Bojonegoro, langit hitam seakan terpecah pada satu titik di halaman Kampus Unigoro. Kibaran bendera para syekher mania menambah semangat bersholawat.

Ketua Syekher Mania Bojonegoro, Ust Abdul Rouf sekaligus memandu jalannya acara tersebut.

'Turi putih' salah satu sholawat yang malam ini di lantunkan menjadi favorit bagi para pecinta sholawat dan syekher mania. Syairnya mengajarkan untuk slalu mawas diri dengan datangnya kematian.

Ketua PWI Bojonegoro, Sasmito Anggoro dalam sambutannya menyampaikan, bahwa PWI adalah penyampai berita dan informasi yang di ajarkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW 'Sampaikanlah walaupun itu satu ayat'.

"Nabi Muhammad adalah utusan dari Allah, sebagai rasul beliau adalah penyampai, wahyu yang di terimanya dari Allah melalui malaikat jibril yang wajib di sampaikan kepada umatnya, itulah sebagai acuan dari kita temen-temen wartawan untuk selalu menyampaikan berita," ujarnya.

Ketua Yayasan Soeyitno, yang membawahi lembaga pendidikan Perguruan Tinghi Universitas Bojonegoro, Arief Januarso, mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada PWI Bojonegork yang telah menyelenggarakan acara PWI Bersholawat di kampus Unigoro.

"Selamat dan sukses untuk PWI Bojonegoro," ucapnya.

Pihaknya berharap, semoga dari teman-teman media mampu menulis berita secara netral. Apalagi saat saat ini lagi gencar gencarnya pemilihan kepala daerah.

Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro menyampaikan, agar pers mampu menjadi pemersatu bangsa. Tentunya dengan penyampaian berita yang nyata bukan hanya sekedar hoax apalagi sekarang di saat panas-panasnya Pilkada Bojonegoro.

"Pers mampu menjadi pendingin, penyejuk di saat panasnya pilkada," kata kapolres.

Perwakilan ExxonMobil Cepu Limited menyampaikan, semoga dengan acara ini mampu menjadi washilah agar terkabulnya doa-doa semua. Semoga dengan di adakannya peringatan hari pers kali ini, mengingatkan betapa pentingnya pers untuk mengawal demokrasi Indonesia.

"Semoga acara kali ini mampu manjadi sarana bagi kita agar di kabulkanya doa-doa kita semua,  tentunya demi Bojonegoro yang jaya," tuturnya.

Dilanjut menyerahan kenang-kenangan atau piagam penghargaan kepada Kapolres Bojonegoro, ExxonMobil Cepu Limited, dan pihak Kampus Unigoro, diserahkan langsung ketua PWI Bojonegoro.

Tausiyah sampaikan Kang Prabu. Seketika menumbuhkan semangat bagi kita untuk selalu bersholawat. Beruntung-beruntungnya orang ketika telinganya mendengar sholawat dan bibirnya selalu mengucap sholawat. Bahwa dengan sholawat Insyaallah sebagai wasilah agar terkabulnya hajat keinginan.

"Brangsiapa mempunyai hajat apapun itu agar terkabul perbanyak sholawat," tuturnya.

Kang Prabu juga memberi tantangan kepada hadirin yang bisa menghafal sholawat Munjiyat dan sholawat Tibbil Qulub. Masing-masing penghafal di beri seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah. Salah satu hadirin yang hafal adalah pecinta sholawat dari Kabupaten Gersik. (bid/yud)

25 Februari 2018

Haul KH Ali Mahruz, Dibanjiri Ribuan Hadirin

    Minggu, Februari 25, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

SuaraBojonegoro.com - Sebagai wujud hormat sekaligus rasa ta'dzim kepada penyebar Agama Islam di daerah timur laut Bojonegoro, yakni Almaghfurlah KH Ali Mahruz. Masyarakat Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor menggelar harlah.

Acara yang bertempat di Masjid dan Pondok Sabilul Muttaqin Desa Kedungprimpen Kanor itu, berlangsung selama tiga hari. Puncak harlah, pada Minggu (25/02/18). Dari rangkaian acara manaqib kubro, tahtimul Qur'an bilghoib, pembacaan yasin bersama dan rangkaian acara lainnya.

Puncak acara kali ini, di hadiri Jamaah Manaqib Al Hikmah dari berbagai daerah seperti Surabaya, Probolinggo dan daerah lainnya.

KH Imam Sa'di Hasan, selaku panitia menyampaikan, pihaknya sebagai penerus perjuangan beliau yang dulu, dengan bersusah payah menyebarkan Islam di daerah ini. Maka, harus bisa meningkatkan serta melanjutkan perjuangan para Kiyai terdahulu. Tentunya dengan acara seperti ini dapat mengambil hikmah serta barokah dari Almaghfurllah.

"Semoga kita mendapatkan barokah. Sebagai penerus perjuangan beliau, tugas kita untuk melanjutkannya, jangan sampai kita lupa bahwa perjuangan beliau dulu untuk menyebarkan Islam sangatlah sulit dan banyak sekali rintangannya," tuturnya.

Abdurrochim, perwakilan dari jamaah Al Khidmah menyampaikan, selamat dan sukses atas terselenggaranya acara harlah kali ini yang begitu meriah. Begitu banyak rangkaian acara. "Semoga selalu bisa belajar dan mengambil hikmah dari setiap pelajaran yang kita dapat," pungkasnya. (bid/yud)

18 Januari 2018

Kolaborasi Unigoro-Lesbumi dalam Sastra Pelataran sebagai Wadah Mahasiswa Berkesenian

    Kamis, Januari 18, 2018  

suarabojonegoro.com - Sastra Pelataran goes to Campus yang berlangsung di Universitas Bojonegoro, Rabu (17/01) malam kemarin sukses dilaksanakan. Ratusan orang berbondong-bondong datang dan memadati hall Universitas Bojonegoro untuk menikmati sajian seni dan budaya ini.

Kegiatan Sastra Pelataran yang mengusung "Seni Tradisi di Zaman Milenial" merupakan hasil kolaborasi Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (LESBUMI) Bojonegoro dengan UKM Kesenian Unigoro.

Musikalisasi Puisi, Dramatisasi Puisi "Lautan Jilbab", Musik Hadrah, Tari Sufi hingga Diskusi Budaya menjadi sajian dalam Sastra Pelataran malam kemarin.

Acara yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB tersebut turut dihadiri oleh Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB), Arif Januarso, S.Sos. M.Si, Rektor Universitas Bojonegoro, Slamet Kyswantoro, SE, MM, dan para dosen Unigoro yang juga turut serta membacakan puisi.

Hadir juga beberapa tamu undangan, para seniman dan budayawan, jurnalis, mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin menyaksikan pertunjukan seni itu.

Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB), Arif Januarso, S.Sos. M.Si mengapresiasi kegiatan kesenian Sastra Pelataran yang berlangsung di Unigoro tersebut dan berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan.

Ia juga mengatakan bahwa Universitas Bojonegoro memfasilitasi kesenian untuk para mahasiswa melalui UKM Kesenian yang dapat menjadi wadah kegiatan seni dan budaya.

"Unigoro mengapresiasi kegiatan Sastra Pelataran, kesenian dan budaya harus dikenali terutama untuk generasi saat ini. Melalui UKM Kesenian, Unigoro berusaha untuk tetap menghidupkan kegiatan seni dan budaya khususnya bagi para mahasiswa," ujarnya.

Sementara itu, Pembina UKM Kesenian Universitas Bojonegoro, Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc mengaku cukup puas dengan kegiatan malam kemarin.

Meski persiapannya tidak panjang, semua divisi di UKM Kesenian Unigoro bisa berkolaborasi secara apik dengan para seniman dan budayawan Bojonegoro dalam Sastra Pelataran kemarin.

"Kami ingin terus belajar bersama para pegiat seni budaya di luar kampus, kolaborasi adalah salah satu cara kami untuk terus berkembang," ungkap Ketua LPPM Unigoro tersebut.

Pementasan Sastra Pelataran malam kemarin merupakan yang ke-15 diselenggarakan di Universitas Bojonegoro dan kedepan diharapkan akan tetap berlangsung. (Lis)

Universitas Bojonegoro, Gelar Sastra Pelataran

    Kamis, Januari 18, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Malam hari ini bertempat di Gedung Hall Universitas Bojonegoro, Jalan Lettu Suwolo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, para seniman, mahasiswa, Dosen dan Masyarakat berkumpul guna mengikuti acara kesenian Sastra Plataran. Acara yang digelar oleh Unit Kerja Mahasiswa (UKM) yang mana dalam hal ini bekerjasama dengan Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi). Kamis (17/01/18).      

Ketua Lesbumi, Fauzi zam-zam dalam sambutannya menyatakan bahwa acara Sastra Pelataran Seni Tradisi ini merupakan agemda rutin yang diselenggarakan disetiap bulannya.

"Acara ini diselenggarakan rutin tiap bulan, dan acara ini diselenggarakan bekerjasama dengan dinas-dinas Pemkab", katanya.
Pada kesempatan ini Fauzi zam-zam memgapresiasi UKM Kesenian Unigoro, yang mana telah sukses mengadeng media dalam mensosialisasikan kegiatan tersebut.

"Alhamdulillah, kami mengapresiasi teman-teman UKM Kesenian Unigoro, yang mana telah sukses mensosialisasikan kegiatan malam ini", ujarnya.
                                                                   
Dikesempatan yang sama, Rektor Unigoro, Selamet kyswantoro, dalam sambutannya menyatakan bahwa dengan diselenggarakannya Sastra Plataran ini para mahasiswa dapat belajar serta memaknai semua yang terdapat di dalamnya.

"Kalau saya melihat dan saya tidak menyalahkan siapa-siapa, bahwa generasi sekarang telah hilang unggah-ungguh dan tata krama yang sudah mulai hilang", katanya.

Diakui atau tidak, lanjut pria yang akrab di sapa Pak Selamet, hal ini dikarenakan ada satu mata pelajaran baik ditingkat SD, SLTP, maupun SMA ang telah hilang.

"Salah satunya adalah Sastra, kalau saya masih ada mata pelajaran Budi Pekerti", ujarnya.

Sementara itu Arief Januarso, selaku Ketua Yayasan Suyitno, mengapresiasi serta berterimakasih kepada Lesbumi. Yang mana pada acara Sastra Plataran kali ini bertempat di Universitas Unigoro.

"Dengan adanya kegiatan adanya kegiatan Sastra Plataran di Unigoro ini harapan kami para mahasiswa yang mengikuti UKM kesenian dapat menyalurkan bakatnya", katanya.

Dirinya berharap dengan adanya kegiatan tersebut para Mahasiswa
Universitas Bojonegoro dapat belajar tentang bagaimana mengemas suatu pertunjukkan dengan baik dan bagaimana cara tampil dengan baik. (Bim/red).

04 Januari 2018

Berikut Jumlah Pengunjung Wisata Di Bojonegoro Tahun 2017

    Kamis, Januari 04, 2018  


suarabojonegoro.com - Tahun 2017 menjadi berkah tersendiri bagi objek wisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro, angka kunjungan di 22 objek wisata mencapai angka 693.611 pengunjung dalam kurun waktu satu tahun .

Sedangkan untuk tahun baru 2018 saja jumlah masyarakat yang memilih destinasi wisata di Bojonegoro mencapai 39.154 pengunjung.  Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol Heru Sugiharto di ruang kerjanya Kamis (4/1).

Dijelaskan bahwa geliat wisata di Bojonegoro mulai menunjukkan gairah, ini terbukti dengan meningkatnya kunjungan wisata di Bojonegoro , Menurut, Heru meningkatnya sektor wisata ini tak lepas dari perhatian yang diberikan pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk menggalakan sektor wisata mulai dari penggalian objek baru dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung baik akses maupun lainnya. Wisata diharapkan akan menaji nafas baru perekonomian rakyat maupun mendukung tumbuhnya sektor lainnya baik jasa maupun ekonomi kreatif. Dia berharap ditahun 2018 ini geliat sektor wisata di Bojonegoro akan menunjukkan perkembangan yang positif.

Ditambahkan untuk mempromosikan wisata ini banyak digelar event antara lain event wisata dan budaya serta promosi dengan beragam media untuk mengenalkan kepada publik. Untuk awal tahun yakni di Bulan Januari akan ada festival salak .

Berikut ini adalah jumlah pengunjung di 22 objek wisata di Bojonegoro  yang disanpaikan  oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol yang bersumber dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

No: Objek Wisata

- 2016

- 2017

- 1Januari 2018

1. Dander Waterpark
90.639
57.947
4.683

2. Kayangan Api
56.915
65.519
5.358

3. Waduk Pacal
19.653
29.870
1.809

4. Go Fun
72.000
233.040
7.131

5. Negeri Atas Angin
82.443
52.611
5.069

6. Agro Wisata Belimbing
129.600
145.712
12.057

7. Wisata Edukasi Gerabah
13.342
19.359
65

8.Teksas dan Rumah Singgah
3.255
2.270
596

9.Agroguna
36.500
28.100
-

10. Agro Wisata Salak Wedi
-
923
143

11. Agro Wisata Salak Tanjungharjo
1.300
3.012
75

12.Agro Wisata Susur Sungai Mojo
-
19.552
-

13.Wisata Edukasi Mojodeso
300
1.387
-

14.Kedungmaor
1.286
3.254
-

15.Masyarakat Samin
-
3.260
-

16.Penangkaran Rusa Malo
-
2.375
-

17.Growgoland
2.200
2.733
970

18. Bukit Tono
-
14.075
732

19.Wisata Krondonan
-
5.309
425

20. Agro Wisata Jambu Padang
-
1.687
-

21.Semawot
-
55
-

22.Wali Kidangan
1946
1.557
41

23. Watu Gandul
470
4
-

Total :
693.611

511.849

39.154

(Rilis Humas Pemkab Bojonegoro) 

31 Agustus 2017

Media Online SuaraBojonegoro.com Bersama G'SOB Berbagi Kambing Qurban Ke Warga

    Kamis, Agustus 31, 2017  
Reporter: Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Media Online SuaraBojonegoro.com bersama G'SOB Cafe melakukan kegiatan berbagi dalam rangka Hari Raya Qurban, dengan memberikan Kambing Qurban sebanyak 3 Ekor kepada Warga Masyarakat Dukuh Ngroworejo Kelurahan Ngrowo Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Kamis (31/8/17).

Diserahkan langsung oleh Manajemen G'SOB Cafe Budi dan juga Pemimpin Redaksi SuaraBojonegoro.com kepada masyarakat Dukuh Ngroworejo yang diwakili oleh kelompok Pemuda yaitu Gembong Hari Prakoso Dan Megantara di halamab rumah warga setempat.

"Ini adalah bentuk upaya kami untuk berbagi dengan masyarakat dengan harapan kita bisa membaur bersama masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di Hari Raya Idul Adha ini," Kata Budi.

Kerja sama antara Media Online SuaraBojonegoro.com bersama G'SOB Cafe yang beralamat di Jalan Veteran Bojonegoro ini  ini terjalin karena memiliki visi yang sama yaitu berbagi kepada masyarakat pada Hari Raya Idul Adha tahun 2017.

Dikatakan juga oleh Sasmito Anggoro Pimred SuaraBojonegoro.com juga menyampaikan bahwa berbagi di Hari Raya Idul Adha ini merupakan agenda tahunan yang harus dilakukan untuk bisa berbagi dengan Masyarakat,  dan tahun ini Hewan Qurban diberikan kepada warga Dukuh Ngrowo.

"Selain menyajikan berita kami juga ingin membaktikan diri kepada masyarakat, selain berqurban kami juga ingin bersama sama bersama pelaku usaha untuk menciptakan usaha bagi para remaja," Kata Sasmito Anggoro.

Potensi usaha yang dimaksud yaitu meningkatkan semangat remaja untuk mengambil peluang usaha dimasyarakat dan mampu untuk bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat dan Bojonegoro.

Sementara itu perwakilan Pemuda Dukuh Ngroworejo,  Gembong Hari Prakoso mengucapkan rasa terina kasih dengan mendapatkannya Kambing Qurban,  dengan harapan masyarakat bisa ikut merasakan daging qurban,  khusus bagi warga yang kurang mampu.

"Terima Kasih kami sampaikan pada G'SOB dan SuaraBojonegoro.com semoga bisa barokah dan menjadikan semangat tersendiri bagi oara pemuda dukuh Ngroworejo," Jelasnya. (Bim/Red)

30 Agustus 2017

Kusnandaka Bersyukur Layanan Haji Bagus, Bisa Ibadah Dengan Tenang

    Rabu, Agustus 30, 2017  
Laporan Khusus Kang Prabu Bojonegoro
(Makah - Arab Saudi) 
suarabojonegoro.com -  Salah satu pejabat pemerintah kabupaten Bojonegoro sekelas kepala dinas yang berangkat haji 2017 ini adalah Kusnandaka Catur. Yakni kepala Dinas Kominfo pemkab Bojonegoro yang akhir akhir ini sering mendapatkan penghargaan di bidang IT Informasi. Kusnandaka Catur berada di maktab 27  dengan nomor hotel 301 hotel Murjanah Al Zeel di kamar 1.121, Kusnandaka ini berada satu kamar dengan kepala kemenag Bojonegoro Ahmad Munir.

Hotel ini berada di kawasan Asyisyiah Mahbas Jin sekitar 3 km dari Masjidil Haram. Saat di tanya terkait ibadah di tanah suci Kusnandaka mengatakan " Alhamdulillah layanan dan fasilitas hotel, bagus juga PPHI memberikan layanan dan informasi yang sangat membantu jamaah termasuk layanan kesehatan." jelasnya. Rabu (30/8/17).

Dengan dipanggilnya ibadah haji tahun ini Kusnandaka merasa sangat bersyukur dan berharap segera diikuti keluarga dan juga warga lainnya, "Alhamdulillah wa syukurillah Allah telah limpahkan rahmat dan taufiq nya utk memenuhi panggilannya." Kata Kusnandaka.

Dalam mempersiapkan pelaksanaan wukuf dan melimpar jumroh yang tinggal kurang satu hari ini dijelaskan dirinya mengajak kepada semua jamaah untuk Saling mengingatkan kepada para jamaah untuk selalu menjaga kesehatan, kebersamaan dan selalu berdoa utk dilancarkan dalam pelaksanaan wukuf dan melempar Jumroh.

Diriny juga berharap Semoga seluruh warga masyarakat Bojonegoro diberikan keberkahan limpahan rahmat taufiq hidayah dan barokah, serta diberikan petunjuk sebagai insan manusia yang unggul fi dunya wal akherat. (Lipsus) 

Jamarat, Disiapkan Lebih Baik Untuk Jamaah Haji Melempar Jumrah

    Rabu, Agustus 30, 2017  
Laporan Khusus Kang Prabu Bojonegoro
(Dari Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com -  Saat ini para Jamaah Haji asal Indonesia,  masih melakukan banyak kegiatan untuk menambaj ibadah serta melakukam syariat Haji untuk memenuhi rukun Haji, dan sebentar lagi para Jamaah Haji akan melakukan Lempar Jumrah di Jamarat.

Seperti yang dilaporkan oleh Kang Prabu Bojonegoro yang saat ini berada di Arab Saudi, bahwa Jamarat adalah tempat untuk melempar jumrah bagi jamaah Haji,dan melempar jumroh merupakan rukum wajib Haji. Rabu (30/8/17).

"Insyaallah tanggal 1 september 2017 bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijah, jamaah akan melempar jumrah aqobah, kemudian tanggal 11,12,13 Dzulhijah jamaah haji akan melempar jumroh ula, wusto dan kubro," Terangnya.

Jamarat yang dulu ruang terbuka kemudian ada tugu berjajar tiga untuk arah melempar jumrah, kini telah berubah, akan tetapi tidak mengurangi syariat saat melempar jumrah.

Jamarat telah dibangun oleh pemerintah Arab Saudi agar jutaan umat islam yang melempar jumrah dapat tertampung dengan baik.

"Yang dulu ruang terbuka telah berubah menjadi sebuah gedung panjang sepanjang dua kali stadion sepakbola sekelas internasional bahkan tingkat 4," Lanjut Kang Prabu.

Ditengah tengah gedung itulah tiga tugu arah melempar jumroh berjajar. Jalur menuju Jamaratpun telah di bangun sedemkian praktis dan luas agar saat keluar masuk menuju jamarat bisa lancar. 2 hari menjelang prosesi yang hanya sekali setahun ini jamarat telah di seterilkan juga penjagaan keta.

Gladi bersih pasukan pengaman terus di lakukan untuk mengatur jamaah agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Meski begitu jamaah yang ingin mengenal areal jamarat masih diperbolehkan untuk masuk kawasan jamarat.

Untuk masuk ditingkat dasar jamaah dari arah masuk bisa langsung kelokasi tanpa melewati excalator namun yang ingin melempar jumroh dari tingkat 2, 3, dan 4 harus melewati excalator yang tampak dari luar bundaran besar yang menjulang.

Bila jamaah Haji mengambil nafar awal maka saat di Musdhalifah ambil 49 kerikil. Tanggal 10 Dzulhijah 7 kerikil untuk melempar Jumrah Aqobah yang tempat tugunya paling ujung ada tanda big Jamarat atau jamarat kubra. Di tanggal 11 dan 12 Dzulhijah masing 21 kerikil untuk 7 ula 7 wusto dan 7 kubro. Sementara yang sambil nafar tsani dari Musdhzlifah membawa 70 kerikil. 7 kerikil untuk tanggal 10 Ddzulhijah Jumrah Aqobah kemudian tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah masing masing 21 kerikil.

Di sekitaran jamarat telah tersedia ribuan tempat air minum yang siap keluar begitu di tekan. Posisi jamarat sekitar 4 km dari Masjidil Haram meski begitu jam besar depan Madjidil Haram tampak jelas dari kawasan Jamarot. (Lipsus)

29 Agustus 2017

KEUNTUNGAN MAKTAB JAMAAH HAJI ASAL BOJONEGORO

    Selasa, Agustus 29, 2017  
Laporan Khusus Kang Prabu
(Makah - Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com -  Setelah persiapan untuk pelaksanaan Wukuf, Calon jamaah Haji asal Bojonegoro sebagian ada yang bertempat di maktab 27 di kawasan Asyisyiah mahbas jin tepatnya di nomer hotel 301 sesuai nomer dari Panitia penyelenggara Haji Indonesia Arab Saudi di hotel Murjanah Al Azeel. Selasa (29/8/17).

Dari laporan Kang Prabu Bojonegoro, Ada 450 jamaah yang bermaktab disini. Dan disampaikan bahwa Keuntungan bermaktab di kawasan ini meskipun sekitar 3 kilo meter dari Masjidil Haram, para jamaah Haji bisa menikmati taman taman buatan di sekitaran Maktab apalagi dekat dengan terowongan yang ujung jalannya tertutup sehingga udara tidak terlalu panas.

Untuk menuju ke Masjidil Haram jamaah sudah di jemput  armada bis khusus yang memang di persiapkan untuk jamaah Haji dan gratis.

Menurut Ria salah satu jamaah asal Bojonegoro yang bermaktab disana jamaah secara umum keadaan sehat namun ada satu jamaah asal kecamatan balen yang wafat.

"Pelayanan panitia penyelenggara Haji Indonesia di Arab Saudi sangat bagus," Terang Ria.

Sementara itu sebagian jamaah asal Bojonegoro berada di daerah misfalah sekitar 1.5 kilo meter dari Masjidil Haram. Jamaah ada di Maktab 44 nomer Hotel 1.109 atau di hotel Lu'luat Tauhid. Mashari dan Hasan yang bermaktab disini menyatakan merasa puas pelayanan dari panitia penyelenggara Haji indonesia di Arab Saudi.

"Ada 441 jamaah dari kloter 14 dan secara umum kondisi jamaah sehat namun juga ada yang wafat satu. Keuntungan bermaktab disini agak dekat dengan Madjidil harom sehingga jamaah cukup jalan kaki untuk menuju ke masjidil harom," Jelas Mashari.

Meski juga ada bis khusus pengantar jamaah, di maktab ini pula menurut salah satu Jamaah Haji yang juga sebagai Kapolsek kota Bojonegoro Kompol Usman menyatakan kenyamanan atas segala bentuk pelayanan serta panduan yang diberikan panitia.

Memang menurut pantauan di beberapa sektor pelayananan panitia penyelenggara Haji Indonesia di Arab Saudi sangat bagus tahun ini selain ramah juga cepat menangani bila ada permasalahan jamaah .

Sebagai contoh di sektor 5 hotel 503 yang mayoritas dari makasar , saat ada jamaah yang bingung cari hotelnya begitu lapor langsung ditanggapi dan diantar oleh bagian transportasi.

Untuk cuaca jam 14.38 waktu Mekah terpantau 42 derajat celcius cukup panas. (Lipsus)








(Laporan Kang Prabu Bojonegoro dari Arab Saudi) 

28 Agustus 2017

Jamaah Haji Mulai Persiapan Pelaksanaan Wukuf Di Padang Arafah

    Senin, Agustus 28, 2017  
Laporan Khusus : Kang Prabu 
(Dari Makah - Arab Saudi)

suarabojonegoro.com -  Saat ini jamaah Haji seluruh Dunia yang sudah datang di Tanah Suci di Arab Saudi yang diperkirakan seju lah 1.6 juta orang Jamaah Haji,  mulai mempersiapkan pelaksanaan wukuf di Padang Arofah pada 9 Dzulhijah yang rencananya dilaksanakan pada 31 agustus 2017.  

Dari Indonesia ada sebanyak 221 ribu jamaah Haji, sementara dari Bojonegoro sebanyak 1.086 jamaah Haji berada di Maktab 27. Dari data yanh dihimpun,  bahwa setelah tanggal 27 Agustus 2017, sudah tidak diijinkan lagi ada calon jamaah Haji masuk di Arab Saudi.

Sementara 32 kloter calon jamaah haji dari Indonesia sudah memasuki tanah suci dari sebanyak 512 kloter yang Saat ini seluruh calon jamaah Haji sedang mempersiapkan ibadah inti Haji yakni wukuf di Padang Arofah.

Menurut dr. Kristianto yang mengawal jamaah Haji plus di Maktab 96, menerangkan bahwa untuk menjaga kondisi jamaah agar tetap terjaga saat wukuf, jamaah harus banyak istirahat,memperbanyak minum air dan membawa semprotan air saat Wukuf ato membasahi handuk dengan air kemudian dibasuhkan ke tengkok ato wajah agar tidak kdna dehidrasi/tubuh kekurangan air.

"Hal ini disarankan agar dilakukan agar para jamaah Haji tetap Fresh," Katanya.

Sementara itu ustad Syamsul yang mengawal jamaah Haji dalam kuliah subuhnya di Maktab 96 berpesan menjelang wukuf jamaah harus memperbanyak Dzikir kepada Allah serta menata hati bahwa ibadah Haji ini harus karna cinta pada Allah bukan ingin dapat titel haji untuk berbangga diri.

Kegiatan calon jamaah haji sendiri menjelang wukuf pantauan di kawasan Asiyiah sekitar 3 kilo Meter dari Masjidil Haram, mayoritas jamaah mengikuti kegiatan ibadah di masjid terdekat yakni Masjid Jamik Aziz bin Bas.

Pada saat berada di mlMasjid di setiap usai sholat berjamaah di berikan tausiah dengan berbahasa arab tapi yang mengikuti jamaah di Maktab tiap usai jamaah sholat dapat tausiah dengan bahasa Indonesia.

Memang ada juga yang mengikuti jamaah Sholat di Masjdil Haram dengan naik bis yang telah dipersiapkan meskipun berjubel.

Untuk kondisi cuaca saat ini yang terpantau 36 derajat celcius, cuaca yang masih bersahabat meski pernah mencapai cuaca extrim 51 derajat, tetapi saat ini stabil di 36 derajat.

Dilaporkan juga bahwa Kegiatan lain, ada juga di sela sela waktu ibadah jamaah udah mulai memadati tempat tempat belanja untuk membeli oleh oleh.

Menjelang kegiatan Haji puncak jalan yang menuju jalur Jamarat dan Mina sudah mulai di tutup bagi semua kendaraan roda empat kecuali mobil patroli Polisi. (Lipsus/Red)

12 Agustus 2017

Sedekah Bumi, Bagian Bentuk Wujud Syukur, Warga Kedungrejo

    Sabtu, Agustus 12, 2017  
Oleh: Saiful Anam

suarabojonegoro.com -  Pertemuan antara budaya dan religiuita, bukti bahwa Islam adalah agama yang toleran. "Sedekah bumi", ya itulah nama yang sering digelar sebagai simbol syukur pada Tuhan, semoga generasi penuh hegemoni melek teknologi kelak masih melihat tradisi yang begitu indah.

Setiap tahun di hari Jum'at Pon di bulan Selo dalam nanggalan bulan jawa, Warga Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander melakukan tradisi sedekah bumi, sebagai wujud rasa sukur kepada sang pencipta. Jum'at (11/8/17).

Acara tersebut dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan pemuka agama,  hal ini menunjukkan sebuah pertemuan antara tradisi dan juga religiuitas yang masih terjaga. Selain diadakan sukuran makan bersama juga akan ada pagelaran lagen tayub sebagai simbol tradisi jawa yang masih di lestarikan.

"Tradisi ini dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu ini berdasarkan cerita dari sesepuh desa, tujuannya yaitu sebagai bentuk rasa sukur atas hasil bumi terutama pertanian dan yg kedua sebagai tradisi menghormati leluhur," kata Anam tokoh di Dusun setempat. (Pul/Jw).

06 Agustus 2017

Inilah Pemenang Kange Yune 2017

    Minggu, Agustus 06, 2017  
Reporter : Bima Rahmat


suarabojonegoro.com -  Malam Grand final kange dan yune 2017 malam hari ini digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya malam Grand final tahun 2017 ini digelar di sepanjang Jalan Mas Tumampel atau di depan gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan diselenggarakan secara terbuka diperuntukan untuk umum. Di malam Grand final ini ada lima belas finalis yang unjuk gigi dihadapan ribuan penonton. Sabtu (05/08/17).

Meriahnya malam Grand final pemelihan duta wisata tersebut dimeriahkan beberapa kesenian tradisional khas Kabupaten Bojonegoro diantara adalah Tari Kayangan Api sekaligus penyemayaman piala bergilir.

Persaingan pada malam grand final tersebut berlangsung sangat ketat. Dari lima belas finalis diambil 10 besar untuk diseleksi menjadi lima besar dan kemudian diambil juara pertama, Wakil I dan II, serta juara harapan I dan II.

Dalam grand final ini akhirnya Wisnu Aji dinobatkan sebagai Kange Bojonegoro, dan Diah Arinatus Syafifah dinobatkan sbebagai Yune Bojonegoro 2017. Masing-masing berhak memperoleh hadih uang tunai sebesar Rp3.000.000 piala yang diserahkan langsung oleh Bupati Bojonegoro.

Untuk Wakil I Kange- Yune disabet Rahmat Sukron Ardhi Hidayat dan Naomi Tabi Pinilih. Mereka juga mendapatkan piala yang diserahkan oleh Wakil Bupati Setyo Hartono di dampingi istri, Mien Setyo Hartono, uang tunai Rp2.500.000, sejumlah hadiah lainnya dari sponsor.

Wakil II Kange – Yune diraih Aditiya Anggara Kusuma dan Brilianti Gita Karen. Masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai Rp2.250.000 dan sponsor.

Selanjutnya juara harapan I Kange - Yune disabet Moh Dhana Syifullah dan Nur Izatin. Masing-masing mendapat hadiah Rp 2 juta, serta M Fahmi Nur Faizin dan Salma Novia Lailika dinobatkan sebagai juara harapan II mendapat Rp1.500.000. Untuk Kange - Yune Bojonegoro Intelegensia yang disabet Aditiya Anggara Kusuma dan Diah Arinatus Syafifah. Kemudian Kange - Yune Persahabatan diraih M Fahmi Nur Faizin dan Brilianti Gita Karren. Kemudian Best Presentation Kange - Yuni diduduki Wisnu Aji dan Raisha Putri Nugrahani. Kange - Yune Berbakat diraih M Hasan dan Regina Aprillya, dan Kange Yune Favorit adalah Sulton Arsyad dan Naomi Nabita Pinilih.

Dalam pemilihan Duta wisata Kange dan Yune 2017 tersebut melibat lima dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya Ketua Ikatan Raka-Raki Jatim, pemegang hak kekayaan intlektual (Hakki) beberapa batik di Indonesia, Martini swarsa, runner up AFI 2, Niki, dan anggota DPRD Bojonegoro Sally.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Amir Syahid menjelaskan penobatan Kange - Yune tahin 2017 ni berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya malam grand final digelar di ruang tertutup, kali ini dilaksanakan ditempat terbuka.

"Ini kita lakukan agar masyarakat ikut melihat dan menyaksikan penobatan ini karena kegiatan ini gratis," katanya.

Adapun Bupati Bojonegoro Suyoto dalam sambutannya berharap agar duta wisata Kange - Yune  ini mampu berperan maskimal dalam mempromosikan potensi wisata dan budaya kepada masyarakat, baik itu di dalam maupun luar Bojonegoro. (Bim/red).

23 Juni 2017

Meriahnya Festival Oklik Malam "Songo" Mojodeso

    Jumat, Juni 23, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com -  Ribuan Masyarakat Desa Mojodeso Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro hari ini berkumpul di Panggung Sasono Puspo Kencono guna memeriahkan malam "Songo" dengan pagelaran Festival Oklik.

Tidak hanya itu saja pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas yang disediakan Pemerintah Desa (Pemdes) Mojodeso, diantaranya adalah atraksi pegang api, dimana pengunjung dapat menikmati sensasi pegang api dengan hanya membayar Rp5 ribu rupiah dan berselfi di tumpukan Obor yang telah dirangkai dan dihias sedemikian rupa, disini pengunjung bisa berselfi ria dengan hanya membayuar Rp2 ribu rupiah saja. Selain itu di Festival Obor ini pengunjung bisa membeli oleh-oleh makanan khas produk unggulan Mojo
deso. Jumat (23/06/17).

"Senag bisa lihat Festival seperti ini, karena di Desa lain belum tentu ada yang seperti ini", kata Lilik salah satu pengunjung dari Desa Kabunan Kecamatan Balen

Sementara itu Warsiman selaku Kepala Desa Mojodeso menyatakan bahwa kegiatan Festival Obor ini diselenggarakan untuk menyambut Bulan Sembilan atau malam terakhir dalam Ibadah Puasa. Dan ini sekaligus Festival Obor tersebut untuk memnjaga tradisi nenek moyang terdahulu.

Dirinya berharap dengan adanya Festival atau colok-colok obor ini akan mampu mengingatkan kepada masyaraktat Mojodeso khususnya dan sekaligus kepada umat muslim bahwasanya Bulan Suci Ramadhan ini akan segera berakhir.

Sehingga umat muslim mampu mengingat ingat apa yang telah dilakukan selama Bulan Suci Ramadhan ini.

"Kalau adalah salah dan dosa diantara kita semoga di Hari kemenagan atau Hari Raya Idul Fitri ini kita bisa saling maaf memaafkan", katanya.

Adapun kegiatan Festival Oklik ini fimeriahkan sebanyak 15 Peserta atau kelompok dengan merebutkan hadiah jutaan rupiah. (Bim/red).
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9