08 Juni 2018

Tips Menjaga Pola Makanan Saat Berbuka

    Jumat, Juni 08, 2018  
SeputarBojonegoro.com - Buka puasa dengan makanan seimbang penting karena makanan yang mengisi perut saat berbuka akan membantu puasa di hari berikutnya. Ramadan adalah kesempatan untuk menumbuhkan kebiasaan makan yang baik dan sehat yang akan tetap dilakukan setelah bulan puasa berakhir.
Berikut beberapa kiat untuk menjaga pola makan sehat selama Ramadan, terutama ketika berbuka puasa. Sehingga, pola makan sehat terus terbawa meski bulan puasa sudah berakhir.
1. Minum air putih sebelum berbuka
Minumlah banyak cairan seperti air putih, jus segar, atau susu. Hal ini akan mencegah dehidrasi dan menyediakan cairan penting bagi tubuh. Air putih tetap menjadi sumber hidrasi terbaik. Minum satu sampai dua gelas air sebelum makan dan tidak selama makan untuk menghindari gangguan pada proses pencernaan. Waspadai minuman manis saat berbuka puasa karena mengandung banyak gula dan kalori.
2. Awali buka puasa dengan kurma
Kurma dimakan pada sebelum berbuka, karena kurma adalah sumber gula alami yang bergizi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi setelah seharian berpuasa. Jika Anda menderita sakit kepala pada saat puasa, kemungkinan besar disebabkan oleh gula darah rendah, maka awali buka puasa dengan dua kurma untuk menambah kadar gula darah.
3. Makan semangkuk sup
Sup salah satu alternatif hidangan yang sehat untuk berbuka puasa. Air dalam sup membantu mencukupi kadar air dalam tubuh. Banyak pilihan sup yang bergizi, seperti sup ayam, sup tomat, sup bawang, yang bisa dikonsumsi untuk berbuka.
4. Jangan lupa sayur di menu berbuka
Sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan serat dengan begitu banyak nutrisi dan sedikit kalori. Semakin berwarna sayuran yang dimakan, semakin banyak manfaat kesehatan. Sayuran juga memberi rasa kenyang, sehingga lebih sedikit makanan utama yang dikonsumsi.
5. Pilih karbohidrat yang baik
Selain sayuran, makanan berbuka harus mengandung karbohidrat yang bisa diperoleh dari beras merah, gandum atau roti dan kentang. Karbohidrat kompleks memberikan sumber energi yang lebih stabil dan berkelanjutan di samping serat dan mineral.
6. Pilih protein tanpa lemak
Selain karbohidrat, kandungan yang harus ada saat berbuka adalah makanan yang mengandung protein baik yang mudah dicerna dan mengandung semua asam amino esensial. Tubuh membutuhkan protein untuk membangun dan mempertahankan massa otot.
Daging sapi, susu, yogurt, telur, keju, ikan dan jenis unggas lainnya mengandung protein berkualitas tinggi. Sertakan ikan, ayam tanpa kulit atau kalkun dan susu rendah lemak untuk dikonsumsi sebagai makanan untuk berbuka. Bagi vegetarian, bisa dipilih protein nabati seperti kacang-kacangan.
7. Jangan kalap saat berbuka puasa
Jangan terburu-buru saat makan. Setelah berpuasa selama satu hari penuh, terlalu banyak makan sat berbuka bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah lambung lainnya. Meski merasa lapar, usahakan tetap makan sesuai dengan porsi makan biasa. Mengontrol ukuran porsi makan adalah kunci untuk tetap sehat dan mencegah penambahan berat badan.
8. Hindari makanan tinggi lemak, garam dan gula
Jauhi makanan berat untuk berbuka puasa yang mengandung lemak, garam dan gula tambahan yang tidak sehat. Saat memasak, buat resep Ramadan favorit Anda lebih sehat dengan cara memanggang, mengukus, dan merebus. Tambahkan racikan bumbu dan rempah-rempah untuk memberi rasa makanan. Ganti minuman manis dengan gula alami dalam buah-buahan, buah kering dan salad buah.

(tirto.id - dip/dip)

28 Januari 2018

Meneropong Kepala Daerah Idaman 2018 Bojonegoro

    Minggu, Januari 28, 2018  
Oleh: Ahmad Sholikin


suarabojonegoro.com - Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar daripada Pilkada sebelumnya. Sebanyak 171 daerah akan berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah tersebut. Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada di 2018. Dari Pilkada tersebut ada Pemilihan Kepala Daerah Bojonegoro yang menarik perhatian. Pasalnya Bojonegoro kini menjadi primadona Pemerintahan Pusat, sebagai penghasil minyak utama Indonesia. Bojonegoro menjadi incaran setelah ditemukannya lapangan Banyu Urip Blok  Cepu yang merupakan lapangan minyak terbesar di Indonesia saat ini. Sebanyak 2/3 Blok Cepu berada di wilayah Bojonegoro.

Pilkada Bojonegoro 2018 adalah momen yang sangat penting bagi warga Bojonegoro, karena dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) mereka memilih figur yang akan memimpin Bojonegoro. Sebagai bagian dari proses demokrasi, Pilkada juga dituntut untuk menghasilkan pemimpin yang dapat mengemban amanah dan mandat warga Bojonegoro. Pilkada, selain sebagai ritual sirkulasi elite juga harus bisa memberikan kesejahteraan bagi warga Bojonegoro.

Daftar nama-nama Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati yang telah terdaftar di KPU Bojonegoro, diantaranya; Mahfudoh-Kuswiyanto (PAN, Hanura dan NasDem), Muawanah-Budi Irawanto (PDI-P & PKB), Soehadi Moeljono-Mitroatin (Demokrat & Gokar), Basuki-Pudji Dewanto (PPP & Gerindra). Warga Bojonegoro berhak untuk mendapatkan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang mampu mengelola Sumber Daya Alam Minyak dan Gas untuk meningkatkan kesejahteraannya. Penajaman akan ukuran maupun kriteria pemimpin di Bojonegoro adalah bagian untuk memperkuat literasi politik warga, di tengah potensi ancaman penyebaran sentimen sektarianisme maupun kabar fitnah (hoax) yang saat ini menjadi tren yang menghancurkan kehidupan politik. (Kusman : 2017).

Peluang dan Tantangan.

Menjadi Kepala Daerah Bojonegoro setidaknya harus memahami beberapa poin strategis yang harus dikelola dengan terukur, seksama, dan cerdas agar dapat mewujudkan kesejahteraan bagi warga Bojonegoro. Tulisan ini berfokus untuk mendiskusikan persoalan pengelolaan sumber daya alam dan kesejahteraan bagi warga Bojonegoro. Berkaca dari beberapa wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah seharusnya Bojonegoro memiliki pertumbuhan yang cepat, memiliki tingkat kemiskinan yang rendah, dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Namun demikian, Bojonegoro hingga saat ini cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah, tingkat kemiskinan yang lebih tinggi, dan kesejahteraan yang rendah. Fenomena inilah yang disebut sebagai kutukan sumber daya alam (natural resource curse).

Potensi minyak mentah yang ada di Bojonegoro diperkirakan lebih besar dari data yang ada. Blok Cepu mengandung cadangan Migas sebesar 7,7 triliun kaki kubik minyak bumi atau setara 650 juta barel. Hasil penelitian terbaru dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah lapangan Banyu Urip sekitar 520 Juta barel dan ada kemungkinan cadangannya sekitar 729 juta barel (Tirto: 2017). Kabupaten Bojonegoro harus belajar dari Kalimantan Timur dan Riau, dengan cadangan minyak yang sudah menipis tetapi belum bisa memberikan kesejahteraan kepada warganya. Hal ini nampak pada nilai TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) di Kalimantan Timur sebesar 7,95 persen. Sedangkan di Riau secara keseluruhan TPT di perkotaan dan perdesaan sebesar 7,43 persen. TPT di Riau dan Kalimantan Timur jauh lebih tinggi dari rata-rata pengangguran terbuka nasional pada Agustus 2016 sebesar 5,61 persen, dan 5,50 persen pada Agustus 2017. Masih cukup tingginya tingkat pengangguran menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia belum mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Hal ini terkait dengan jumlah lapangan kerja yang terbatas dan adanya kecenderungan penyerapan tenaga kerja dengan keahlian khusus.

Kutukan sumber daya alam adalah suatu kondisi dimana terdapat penurunan kinerja sosial dan ekonomi pada daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Ada tiga bentuk kutukan yang biasanya diidap oleh sebuah wilayah dengan Sumber Daya Alam yang melimpah, diantaranya; Pertama, “Dutch Disease” merupakan booming sumber daya alam akan menghambat pertumbuhan sector manufaktur dikarenakan adanya penguatan nilai tukar dan pergeseran faktor produksi ke sumber daya alam. (Neary dan van Wijnbergen, 1986). Pada tahun 2016 Bojonegoro memiliki APBD sebesar Rp3,6 triliun, yang merupakan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya, mengalahkan Malang, Sidoarjo dan Gresik. Adapun pada tahun 2015, realisasi APBD Bojonegoro mencapai Rp2,8 triliun, dengan rincian dana bagi hasil yang berhubungan terkait migas mencapai Rp842 miliar  atau sebesar 30 persen dari total APBD (Tirto: 2017). Hal ini menunjukkan betapa APBD bojonegoro sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sumber Daya Alam Migasnya, karena hampir 30 % menyumbang dari total APBD. Hal ini jika tidak diimbangi dengan kebijakan untuk mengembangkan sector non-migas bisa menjadi kutukan bagi pemilik sumber daya alam seperti Bojonegoro.

Kedua; adalah rent seeking merupakan dampak negatif sumber daya alam terhadap ekonomi dikarenakan aktifitas ekonomi yang berhubungan dengan sumber daya alam. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya alam membuat aktifitas enterprener bergeser kepada basis sumber daya alam dibandingkan mengoptimalkan output pada sektor manufaktur (Torvik, 2002). Jika dihitung berdasarkan dana transfer pemerintah pusat ke Bojonegoro (termasuk DAU dll) totalnya mencapai  Rp1,958 triliun atau sebesar 65,3 persen. Nampak ketergantungan APBD Bojonegoro pada transfer dana dari pusat dengan kontribusi PAD hanya sebesar R 337 miliar atau 11,23 persen. Melimpahnya anggaran daerah tidak berimbas pada perbaikan ekonomi masyarakat. Pada tahun 2015 angka kemiskinan di Bojonegoro justru naik menjadi 15,71 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar 15,48 persen.

Ketiga; adalah lemahnya institusi pemerintah merupakan kutukan sumber daya alam yang akan terjadi jika institusi pemerintah relative lemah. Mahlum et al (2006) menyatakan bahwa institusi pemerintah yang kuat akan mencegah terjadinya kutukan sumber daya alam, walaupun kekayaan sumber daya alam ini sebenarnya justru yang melemahkan institusi pemerintah. Sebagai contoh untuk melihat lemahnya institusi di Bojonegoro dapat dilihat dari sisi dana pendidikan. Pada tahun 2016 total anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro mencapai Rp 907,8 miliar atau sudah mencapai 25% dari total APBD, melebihi amanat konstitusi sebesar 20%.  Sayangnya, porsi anggaran terbesar di dinas pendidikan Bojonegoro untuk belanja gaji yang mencapai Rp 834 miliar atau sekitar 92 persen dari keseluruhan anggaran. Akibatnya alokasi belanja langsung pendidikan hanya sekitar Rp73,8 miliar. Tentu untuk Kabupaten yang memiliki luas wilayah nomor 4 di Jawa Timur dengan jumlah penduduk 1.249.578 dan siswa pendidikan SD sd SMA yang sederajat sebanyak 234.160 orang, maka anggaran langsung sektor pendidikan sangat minim. Akibatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bojonegoro termasuk rendah dibandingkan rata-rata nasional (Tirto: 2017).

Sumber daya alam yang melimpah akan menjadi berkah ketika pemimpin Bojonegoro nantinya bisa menghindarkan daerahnya dari kutukan sumber daya alam. Bojonegoro bisa terhindar dari kutukan sumber daya alam tersebut, jika pemimpinnya adalah seorang yang memiliki modal politik yang kuat, seorang negosiator ulung, mampu mentransformasikan sebuah kebijakan yang pro rakyat miskin, serta memiliki inisiatif, adil, dan peduli. Disisi lain ia akan menjadi kutukan sumber daya alam, ketika Bojonegoro yang bertumpu pada industri migasnya hanya menjadi bertemunya praktik kolusi dan perilaku predatoris di mana pelakunya bukan hanya berasal dari ranah ekonomi an sich seperti pengusaha namun juga melibatkan  para aktor politik (anggota DPRD, partai politik) dan aparat negara (birokrat) setempat (Aspinall & Klinken: 140). Dengan demikian, pengelolaan atas potensi kekayaan sumber daya alam di Bojonegoro bagaikan pedang bermata dua yang harus dipertimbangkan untuk kemakmuran warga Bojonegoro 5 tahun kedepan.

Kepala Daerah Idaman 2018 untuk Bojonegoro

Berdasar peluang dan tantangan diatas, setidaknya syarat atau kriteria pemimpin idaman 2018 bagi Bojonegoro harus menjadi catatan penting bagi warga Bojonegoro untuk memilih pemimpinnya. Setidaknya ada tiga hal penting yang patut dipertimbangkan warga Bojonegoro dalam menentukan siapa yang akan menjadi kepala daerah di  Kabupaten yang dikenal dengan sebutan Laskar Angkling Darmo pada 2018 sampai lima tahun kedepan.

Pertama, warga Bojonegoro berhak mendapatkan kriteria pemimpin yang memiliki modal politik yang kuat. Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih bisa berasal dari parpol yang tidak menguasai suara mayoritas di DPRD. Akibatnya adalah jika seni leadership dan kemampuan komunikasi politiknya lemah, berpeluang untuk dimain-mainkan bahkan sangat mungkin dicari-cari kesalahan oleh DPRD untuk dijatuhkan kepemimpinanya. Juga, sangat berpeluang terjadi disharmonisasi antara kepala daerah dengan DPRD; yang terjadi bukan bagaimana mengefektifkan penggunaan kekuasaan, tapi adalah bagaimana memperebutkan kekuasaan untuk kepentingan politik sesaat (the politics of opportunities).

Kedua, pemimpin yang berkarakter seorang negosiator yang handal dan ulung. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro 2018 diproyeksikan Rp 3,4 triliun. Jumlah itu lebih banyak dibanding tahun 2017 yang hanya Rp 3 triliun. Perbedaan besaran anggaran tersebut terletak pada nilai dana bagi hasil (DBH) migas. Tahun ini, DBH migas dipasang 100 persen. Sedangkan tahun lalu hanya dipasang 70 persen. Ini artinya tingkat ketergantung Kabupaten Bojonegoro dengan DBH Migas sangat luar biasa, maka dibutuhkan koloborasi figur pemimpin yang mampu menjadi seorang negosiator ulung. Sehingga dalam Pilkada 2018 ini kita membutuhkan nahkoda yang berpengalaman mengelola dan menembus birokrasi untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, dan kita membutuhkan kombinasi yang mampu mengelola potensi Bojonegoro secara revolusiner, efisien dan profesional. Secara eksplisit kita membutuhkan pasangan Birokrat (?) yang bersih & berpengalaman dengan pengusaha.

Ketiga, pemimpin di Bojonegoro juga harus memiliki kemampuan dalam mentransformasikan gagasan dan kebijakannya dalam memberikan kesejahteraan bagi warga Bojonegoro. Menurut Bass dan Avolio (1994) ada empat ciri atau karakter pemimpin transformatif, yakni Idealized influenced adalah sosok yang meletakkan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadinya. Selanjutnya dengan inspirational motivation  yang dimilikinya, ia tampil sebagai inspirator dan motivator yang selalu mengompori rakyatnya menuju tingkat yang lebih tinggi. Dan dengan intellectual stimulation, pemimpin transformatif mendorong rakyat untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mencari cara baru yang lebih efektif dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cermat dan rasional. Serta dengan individualized consideration yang dimilikinya, seorang pemimpin transformatif tampil sebagai penengah yang mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat dan bukan menjadi bagian dari persoalan itu sendiri. (*)

*) Penulis Adalah Lecturer at Politics and Government Programs
Faculty of Social Sciences and Political Sciences
Darul 'Ulum of 
Islamic University

26 Januari 2018

Tegakanya Keadilan Pemilu, Terletak Pada Solidnya Pengawas Pemilu

    Jumat, Januari 26, 2018  
Oleh: Ali Mahmudi

suarabojonegoro.com - Menyongsong pesta demokrasi  yang akan dilaksanak pada 27 juni 2018, yakni pemilihan  Gubernur/wakil gubernur  dan pemilihan kepala daerah.Khususnya kepala daerah  kota minyak. Banyak persiapan yang disiapkan  oleh Badan Pengawasan Pemilu Kabupaten (Bawaslukab).
Antara lain rekrutmen Pengawasan Pemilihan Kecamatan(Panwascam). Sementara itu banwaslukab juga menekanakan panwascam agar melaksanakan tugasnya  yang  sesuai dengan  UU No 15 tahun 2011 dan peraturan bawaslu No 10 Tahun 2012: tentang pembentukan Pengawas Pemilihan Llapangan(PPL).  Hinga ahirnya panwascam  membuat  elemen pengawasan  di  ranah desa.

Pengawas Pemilih Lapangan(PPL).
Dalam pelaksana rekrutmen  dari 28 delapan kecamatan di kota minyak .  salah satunya Kecamatan Sumberrejo, yang diikuti  81 peserta  dari 26 desa. proses seliksi yang cukup memnguras tenaga dan fikiran , mereka saling beradu kemampuan . Mulai dari kempuan pribadi dan pengalaman hingga kemampuan masing masinh peserta Jumat (12/01/2018).

Tak berhenti disitu   setelah  semua peserta dinyatakan lulus administrasi mereka juga harus melakukan tes wawancara. Dimana mereka  harus menunjukan  pegetahuan meraka terkait undang undang pemilihan  yang ada di indonesia.

"komisioner yang di ujung selatan itu lho yang  cukum garang, eh maklum  gelarnya S hum (pak. Arif abdullah )," pungkas salah seorang peserta.

mendengar celotehan  pemuda   yang  ikut serta dalam  tes wawancara, memang geli sekaligus menegangkan. Sebab dalam tes wawancara  kali ini banyak sekali peserta yang mendaftar namun hanya 26 pengawas  saja yang dibutuhkan.

‘’Pemilihan umum datang lagi. Perdamaian universal dikumandangkan, dan rubah (anjing utan) menunjukkan satu minat yang tulus untuk memperpanjang hidup unggas (yang menjadi santapannya)’’ ~George Eliot, novelis Inggris,
Mungin perkatana novelis inggris diatas  memang perumpamaan tepat . kenapa lembaga pengawasan pemilu seperti Bawaslu pusat hingga Panwascam sangatlah berhati hati dalam menrekrut pengawas di tataran pedesaan. Sebab pengawasan di tataran desa adalah  ujung tombak dari  pengawasan  keadailan pemilu.

Setelah  berjam jam proses tes wawancara. ahirya  hanya 26 peserta   yang dinyatakan lolos untuk megisi tenaga pengawas pemilih lapangan di masing masing dese se kecamatan sumberrejo.

Sementara itu dari 26 peserta yang lolos. Mayoritas dari golongan tenaga pengajar di instansi pendidikan Di Desa masin  masing, seperti  pengawas dari desa kedungrejo. Sebut saja  khanif anssori. pria yang berpenampilan cepak dan berbadan dempal tersebut  dinyatakan lolos oleh komisioner panwascam.

Terlihat senyum bahagia di raut wajah  yang di bilang  pas pasan. karna melihat namanya lolos sebagai ppl.selang beberapa waktu nama nama yang  ada di papan pengumuman  mulai merapatkan barisan mengenal satu sama lain.

Terlihat keakrapan mulai terjalin diantara mereka saat saling berkumpul. Mulai nampak dalam permukaan, pembahsan diluar  profesi sebahai pegawas juga tanggungjawab sebagai PPL.
Tak berhenti disitu keakrapan semain terjalin saat mereka sudah dilantik  oleh Bawaslukab Bojonegoro. Banyak canda tawa  juga  saling mendiskusiskan  permasalahan  yang ada di desa meraka masing masing.

 Dan yang paling menggelitik lagi saat mereka di haruskan untuk  melampirkan surat ketarangan  tidak gila/waras sebagai pelengkap persyaratan administrasi, sematara itu untuk meendapatkan surat tersebut  mereka  harus melalui tes kerohanian . yang disepakati oleh  meraka dilakukan di jawa tengah.tepatnya di RSUD SOEPRATO, cepu.

Dalam pelaksanaan tes tersebut cukup memakan fikiran sebab meraka harus  mengeluarkan  biaya   untuk melaksanakan tes tersebut. Dan biayatersebut  juga bisa dibilang cukup mahal melihat kasta mereka yang sebagian besar ayoritas guru honorer
“ pak gimana  sudah dapat pinjeman atau belum “ pungkas  salah seorang pengawas yang menyapa teman temannya yang sedang asyik mengalihkan kebingungan mereka dengan  menikmati secankir kopi dan seglinting daun surga.

Senin 22/01/18, seluruh peserta PPL dari kecamatan Sumberejo berkumpul didepan sekertariat Panwascam. Untuk segera berangkat, untuk melaksanakan tes kerohanian tepat pada pukul 11.00 wit mereka selesai melaksanakan  tes tersebut.

"Ini dapat gaji berapa  kok sudah mengeluarkan segitu banyaknya”.gumam salah satu ppl dari desa Ngampal.

 Sehari setelah tes dilaksanakan  ahirnya kabar gembira terdengar oleh seluruh  ppl se kecamatan sumberjo  bahwa  mereka dinyatakan lolos semua . sontak seketika grup whats up yang dibuat oleh panwasca ramai  dengan celotehan  para Ppl.
‘’bapak ketua harus klarifikasi,” celoteh maskur  karna ada  salah satu rekannya yang dinyatakan  adaganguan jiwa yang nyata.

 Ada pulah rekan  lain yang menjawab komen dari  pak maskur yang menggeletik telinga dan otak anggota ppl  yang lain.

"Sudah lama apa kumat lagi, atau salah minum obatnya “ guraunya pada mas agus ppl  dari desa wotan.

Melihat pesan  grup yang dibuat  oleh panwascam . mungkin  tertawa hingga terpingkal pingkal karna celotean dari anggota PPL nya.  Dan  khususnya p. Rosyadi karna belia selalu inten dalam  memantau anggotanya.

Tetapi dengan terjalinya kemistri yang semakin  erat semoga ini jadi pijakan kesolitan ppl yan ada di kecmatan sumberrejo, dalam mengawal keadilan  pemilu. Sesuai  tag line dari bawaslu pusat.

"Bersama rakyat  awasi pemilu bersama bawaslu tegakkan keadilan pemilu.”

Semoga jargon tersebut menjadi nyata dengan kerja bersam saling kordinasi dan saling memberi pengarah pada teman teman yang lain. Selain itu penting juga kita ingat.

“ jangan lupa ngopi, karna secangkir kopi satukan  kesadaran pengawas.” Celetu mas eko ppl dari karngdinoyo. (*)

19 Januari 2018

Semakin Canggihnya Alat Komunikasi

    Jumat, Januari 19, 2018  
Oleh : Hartati


suarabojonegoro.com - Berbicara tentang alat komunikasi memang tidak akan pernah ada habisnya. Alat komunikasi dari tahun ke tahun akan selalu mengalami peningkatan. Masih teringat pada zaman dahulu alat komunikasi yang sering digunakan ialah alat-alat tradisional, salah satunya adalah kentongan. Kentongan adalah alat komunikasi yang terbuat dari bambu, penggunaan kentongan dengan cara dipukul.

Kentongan merupakan alat komunikasi yang terbuat dari bambu yang bisa membuat warga menjadi guyub rukun. Karena apabila ketika kentongan tersebut dibunyikan, maka dengan otomatis warga langsung berbondong-bondong menuju ke arah sumber suara, biasanya kentongan diletakkan di pos ronda atau tempat pos penjagaan. Namun sekarang kentongan banyak yang sudah tidak digunakan, mungkin masih digunakan di daerah-daerah pedesaan atau daerah-daerah yang jauh dari kota. Hal ini karena saat ini terdapat alat komunikasi yang lebih canggih, yaitu gadget atau hp. Gadget adalah suatu piranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya. Namun sebelum gadget ada yang namanya telepon genggam yang berfungsi untuk telepon dan sms. Berbeda dengan gadget, gadget ini lebih luas lagi kegunaannya.

Dengan adanya gadget, orang-orang dalam berinteraksi lebih mudah, cepat, praktis, dan lebih rahasia. Masyarakat tidak perlu tatap muka satu sama lain untuk membicarakan sesuatu. Namun dampak yang ditimbulkan tidak selalu positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh alat komunikasi yang lebih canggih ini, salah satunya adalah mengurangi kemampuan interaksi sosial masyarakat, menimbulkan rasa malas untuk bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Bagaimanapun juga, segala bentuk dampak yang ditimbulkan oleh alat komunikasi yang canggih ini positif atau negatifnya tergantung pada bagaimana kita dapat menyaring segala informasi yang kita peroleh dari alat komunikasi tersebut. Dampak yang ditimbulkan setelah penggunaan alat komunikasi, yaitu berasal dari kita si pengguna alat komunikasi tersebut. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswi IKIP PGRI Bojonegoro

Kids Zaman Now

    Jumat, Januari 19, 2018  
Oleh : Ika Vya Diani

suarabojonegoro.com - Dari segi bahasa kids dan now merupakan kaa yang berasal dari bahasa Inggris. Kids artinya anak-anak , dan now  artinya sekarang. Yang menjadi aneh kedua kata tersebut justru di gabung kedalam satu kalimat  dengan kata ‘zaman’ yang berasal dari bahasa Indonesia.Tapi inilah yang membuatnya menjadi lucu. Kids  Zaman Now makdsudnya anak-anak zaman sekarang .

Anak jaman sekarang atau akhir-akhir ini di sebut kids  zaman now yang sedang viral ini awalnya diunggah oleh akun palsu dengan nama Seto Muliyadi. Kita ketahui Seto Muliyadi adalah pemerhati dan psikolog anak.

Lalu apakah benar banyak mengkonsumsi micin itu bikin kita bodoh?. Paradigma muncul dimasyarakat teryata salah. Micin mengandung zat yang disebut dengan Glutamat. Glutamat merupkn asam Amino yang dibutuhkan oleh tubuh yang berperan penting membentuk protein.

Kemudian apabila kids zaman now mengkonsumsi micin apakah tidak boleh diperbolehkan menurut World Health Organization (WHO) micin akan aman dikonsumsi jika tidak melebihi 6 gram perhari.

Mungkin penyebab anak-anak terlihat bodoh terutama kids zaman now yang sering dikaitkan dengan generasi micin yaitu rusaknya pergaulan kemudian mereka bergaul sudah keluar dari frame pergaulan yang sebenarnya. Usia tidak menjadi penghalang untuk bergaul  bagi mereka, tidak mempunyai etika dll yang sedang marak sekarang ini bersumber dari pergaulan bebas dan kurangnya peran orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak-anaknya.

Di zaman now jadi remaja serba susah persepsi buruk masyarakat menempatkan remaja sebagai penghancur dunia. Padahal remaja itu masa pencarian jati diri, makanya sering sekali mencoba-coba. Rasa ingin tahu semuanya berjalan benar. Adakalanya berujung pada pemberitaan banyaknya remaja yang suka tawuran, narkoba, pencurian pacran yang melewati batas.

Ada apa dengan generasi kids zaman now ? apakah mereka mencari perhatian lebih melalui media sosial atau ingin terkenal menjadi bintang sosmed. Tentunya kita diciptakan untuk meraih sebuah tujuan mulia dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah  kepadaku. (Adz Dzariyat:56).

*) Penulis adalah Mahasiswi IKIP PGRI Bojonegoro
Foto Ilustrasi: bforbel.com

13 Januari 2018

Bahaya Merokok di Kalangan Remaja

    Sabtu, Januari 13, 2018  
Oleh: Yupita


suarabojonegoro.com - Latar belakang dari permasalahan rokok yaitu semakin meningkatnya perokok di usia remaja yang berdampak negative bagi kesehatan remaja. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Di tinjau dari segi kesehatan merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin.

Bagi remaja pria, mereka menganggap bahwa merokok merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka yang tidak merokok malah justru diejek. Di Indonesia kegiatan merokok seringkali dilakukan individu dimulai di sekolah menengah pertama, bahkan mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan atau tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” anak-anak tingkat sekolah menengah banyak siswa yang merokok. Bahkan menurut mereka merokok merupakan hal yang harus bahkan wajib dilakukan setiap hari. Tidak peduli bagiamana sulitnya mencari uang untuk membeli sebungkus rokok, bahkan mereka tidak segan-segan untuk menyisihkan uang jajan yang diberikan orang tuanya.

Bagi remaja yang masih dibawah umur atau masih berada di sekolah menengah biasanya mereka melakukannya di kamar mandi sekolah atau bahkan di kantin sekolah. Mereka tidak menghiraukan peraturan yang ada, seringkali guru BK memberi peringatan bahkan memanggil orang tua meraka ke sekolah. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat mereka jera dengan hukuman tersebut bahkan masih saja ada siswa yang mengulanginya lagi.

Alasan siswa tersebut merokok adalah karena faktor lingkungan dan pergaulan. Apabila dalam suatu kelompok siswa telah melakukan kegiatan merokok maka siswa yang lain merasa harus mengikuti kegiatan merokok. Karena jika mereka tidak mengikuti kegiatan merokok meraka akan dianggap sebagai orang asing.
Menurut saya, penting untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kalangan  remaja, karena meroko bisa merusak organ tubuh dan juga peningkatan pengetahuan remaja mengenai bahaya rokok sehingga mampu mendorong remaja Indonesia untuk hidup bebas rokok dan dapat menbantu Indonesia untuk berhenti merokok. (*)


*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan semester 1

09 Januari 2018

Pendidikan Yang Kurang Merata di Indonesia Memunculkan Banyak Masalah

    Selasa, Januari 09, 2018  
Oleh: Radicha Dwi Nur Fadillah

suarabojonegoro.com- "Pendidikan yang kurang merata di Indonesia memunculkan banyak masalah "
Saat ini di Indonesia masih banyak permasalahan sosial dimasyarakat yang tidak kunjung memiliki titik terang untuk menyelesaikan masalah yang ada. Apalagi dari dulu Indonesia telah di akui sebagai negara yang kaya (gemah, ripah dan lohjinawe) namun hal itu berbanding terbalik dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih banyak kemiskinan dan kejahatan. Bahkan pelaku kejahatan tidak segan-segannya menciderai pemiliknya bahkan nyawa dapat menjadi taruhannya.

Pada dasarnya saat ini sudah banyak tindakan yang telah diambil oleh aparat pemerintah dan penegak hukum, namun masalah tersebut juga belum dapat terselesaikan. Mengapa demikian?? Hal ini dikarenakan belum ditemukannya akar masalah dari itu semua, jadi sulit bagi kita semua dapat memecahkan masalah tersebut.

Sesungguhnya akar masalah dari semua itu adalah masalah pendidikan yang ada di Indonesia sangat rendah. Karena pendidikan itu sangat penting bagi kita semua, karena pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia yang dapat merubah pola pikir manusia ke arah yang lebih baik lagi selain itu juga dapat membentuk kepribadian manusia yang beradab dan bermoral. Namun kenyataannya hal itu berbanding terbalik di Indonesia karena pendidikan saat ini masih belum sepenuhnya merata dan menyentuh masyarakat.

UNESCO telah menemukan bahwa indeks pengembangan manusia di indonesia pada tiap tahunnya mengalami penurunan, survei tersebut membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia cukup rendah dan bahkan Indonesia memiliki daya saing yang terbilang agak rendah dari negara lain. Hal ini lah yang membuat banyak permasalahan timbul dalam lingkungan sosial.

Akibat dari semua itu dapat kita rasakan sampai saat ini, namun banyak orang yang tidak mengetahui nya salah satunya maraknya pencurian, perampokan dan masih banyak lagi kejahatan yang lain. Rendahnya pendidikan mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang kurang baik yang dapat merugikan banyak orang. Jika saja pendidikan diindonesi dapat berlangsung dengan baik dan dapat menyentuh semua masyarakat yang ada dimanapun dan merata pasti mereka tidak akan melakukan perbuatan yang keji yang dapat merugikan orang banyak. Mereka akan lebih bijak dan lebih menggunakan pemikiran terlebih dahulu sebelum bertindak, memiliki kemampuan yang baik dan juga memiliki kepribadian yang bermoral yang semua itu mereka dapatkan dari sebuah proses pendidikan yang mereka jalani.

Dapat kita simpul kan dari itu semua yaitu mengenai pendidikan yang rendah dan kurang merata lah yang dapat menimbulkan banyak masalah,  oleh karena itu kita sebagai mahasiswa dan generasi muda penerus bangsa inilah saatnya kita membantu pemerintah untuk membangun, memperbaiki dan meningkatkan mutu kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan pendidikan juga kita dapat menopang dan meningkatkan SDM menjadi lebih baik lagi, memiliki kemampuan yang memadai dan dapat bersaing lebih tinggi lagi dengan negara lain. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa Program Studi PPKN-1 IKIP PGRI Bojonegoro 


16 Desember 2017

TRIO BAGUS

    Sabtu, Desember 16, 2017  
Oleh : M ABID AMRULLAH 

     
suarabojonegoro.com- Nampak dari kejauhan datang tiga pria aneh namun ganteng dan menawan. Ketika itu ketiga pria yang sedang memarkirkan motornya tepat di parkiran timur area kampus. Pakso ,Mblek dan Kace sebut saja mereka seperti itu. Pakso yang saat itu datang dengan si manisnya kuning menawan, motornya yang sangat ia sayangi melebihi pacarnya ,walaupun dia sekarang lagi jomblo sih..senyuman lebar dengan gigi terpampang sempurna kala itu sambutan selamat datang dari pakso melihat ke dua temannya yang sama-sama baru datang bersamanya. Mblek dan Kace kedua teman pakso yang senantiasa menemani pakso di saat ia susah maupun senang, di saat pakso kenyang maupun lapar. Mblek adalah teman pakso yang sangat perhatian denganya. buktinya di kala pakso sakit bahkan tidak masuk kuliah,mblek lah yang paling cemas dan khawatir memikirkan keadaan pakso. Walaupun sebenarnya pakso di rumah hanya malas ketika ia hendak berangkat kuliah. Kace temanya yang jarang Nampak disaat-saat biasa,mungkin hanya datang di saat jam kuliah dan pulang setelah jam kuliah telah usai. Keakraban ketiga pria  yang notabenya kurang kasih sayang dari lain jenis. Akhirnya membuat mereka bertiga bertingkah laku seakan-akan ketiga orang tadi memiliki hubungan khusus. Mereka Nampak mesra di saat ketiganya berkumpul. Banyak orang melihatnya mungkin aneh bahkan risih dengan lelucon-lelucon ketiga pria itu. Tapi berbanding terbalik dengan orang-orang yang sudah lama mengenal ketiga pria tadi. Orang-orang merasa senang dan juga bahagia di saat melihat tingkah laku dan kekonyolan ketiga pria tadi. Seringkali  pakso mblek dan dandi menghabiskan waktu-waktunya dengan bersenda gurau di warung mbah kandar depan kampus. obrolan yang serius namun lucu mereka tampilkan, mengundang banyak orang yang berada di warung itu ketawa dengan lepas. Hal seperti inilah yang membuat banyak teman-temanya bnyak yang suka dengan ketiga priia ganteng itu.
           
Pada waktu itu, ketiga pria ganteng itu keluar kelas ketika proses perkuliahan telah usai. Mereka bergegas datang kekantor bem di mana menjadi markas dari padanya.  ‘’ hallo makDE…’’ sambutan pakso kepada temanya yang ada di kantor bem. Senyum lepasnya yang menawan membuat banyak orang di bem tertawa dengan terpingkal-pingkal. Melepas tas merahnya dan di taruhnya di samping tembok. Kala itu mblek yung hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku temanya yang aneh. Di keluarkanlah dari saku mblek, rokok LA BOLD yang menjadi idaman pakso. Tanpa pikir panjang paksopun ricuh mencari korek yang bisa di bilang barang mahal di bem,sebab korek kerap kali hilang entah kemana dan tak tau siapa dalang di balik pencurian korek.
         
Adzan berkumandang kala itu di saat mereka dengan asyiknya sedang bercanda. Bergegaslah mereka ke lantai bawah seraya berwudu,nakal aneh bahkan nyleneh tingkah laku mereka namun mereka pria sholeh yang tak lupa dengan kewajibanya sebagai umat muslim yang tat akan perintah Allah.  Saat mereka sholatpun masih dengan cirikhas mereka. Bercanda  sebelum sholat, tetapi didalam sholat mereka tetap khusu’ dan konsentrasi penuh. Tiap kali sholat, mblek lah yang selalu menjadi imam, dengan kedewasaanya dan jiwa kepemimpinan yang dimilikinya.
           
Realita kehidupan anak-anak alay namun pembrani dengan berjiwa agamis , membuat jercak kagum pada kebanyakan orang. Mereka yang selalu menampakkan raut wajah bahagia walau sebenarnya sayatan luka hati tertutupi oleh kemanisannya di saat ia tersenyum. Luar biasa orang bilang padanya , pakso, mblek dan kace lah sekelompok pemuda yang menybut dirinya sebgai sebuah  kelompok pemuda jaman sekarang dengan sebutan ‘’TRIO BAGUS’’ yang berarrti tiga anak laki-laki bagus atau istimewa. Walau realitanya nama tidak sesuai dengan kenyataan. Namun tak masalah mereka menganggapnya, nama yang mereka pakai adalah sebuah doa agar suatu saat nanti doa tersebut bisa terwujud dan menjadi hasil dari setiap doanya itu.
         
TRIO BAGUS lahir tanpa di bentuk, dengan tidakdengan tidak sengaja kelompok itu terbentuk dengan sendirinya. Kelahiranya yang misterius itu acapkali di kaitkan dengan bermunculanya ajarn-ajaran atau paham-paham radikal baru. Gerakan pertama mereka adalah ‘’ the power of mak,em De ’’ yang berarti kekuatan para makDe, sebutan mereka kepada sesama.  Gerakan ini sontak membangkitkan semangat juang para mahsiswa kini. Dengan kekuatan bersama membela tanah air, agama ,nusa dan bangsa ini tanpa meninggalkan hak manusia sebagai mahluk sosial dengan segala kebutuhannan. Kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Walapun mereka hanya melihat kesosialan terletak pada ketika kita’’ NGOPI’’ nggolek inspirasi mereka mengartikanya.
         
Aktivitas mereka yang aneh dan juga nyleneh , apalgi di saat mereka melangkahkan kakinya ke depan pintu gerbang kampus seraya menikmati secangkir minuman hitam panas. Ngopi bukan skedar ngopi mereka mengatakanya, dengan ngopi inspirasi akan muncul, dang tak lupa rokok sebagai pelengkap dalam prosesi itu. Rokok yang banyak orang atau golonggan menganggapnya haram atau musry, mereka hanya tersenyum acapakali ada orang mengatakan begitu. Sebab mereka selalu ikut dan selalu tawadlu’ dengan dawuh-dawuh para alim ulama’. Rokok adalah p[erintah dariAlmaghfurlah Al Alim Al alamah KH Syaikhona Kholil Bangkalan. Pada saat itu beliau memerintahkan kepada muritnya yaitu KH Hasyim As’ari untuk berjualan tembakau, yaitu adalah tembakau Madura asli, yang sekaranmg terdapat pada rokok dji sam sou. Kemasanya pun terlihat ada Sembilan bintang yang melambangkan Sembilan Wali SONGO. Adalagi tulisan dua tiga empat yang di artikan sebagai dua rokaat pada sholat subuh,tiga rokaat pada sholat maghrib, dan empat rokaat pada sholat dluhur, ashar dan isya’. Paksalima tulisan di bawah dua tiga empat yang tertera pada kover bungku rokok dji sam soe yang di artikan sebagai, lima pancasila, lima jari tiap tangan maupun kaki, empat kiblat lima pancer.
       
Mereka selalu membuat situasi dan kondisi di saat ngopi menjadi lebih kondusif, dalam artian gaduh, rame, ricuh tak masalah asalkan pembahasan dalam diskusi itu menghasilkan suatu prodak pemikiran yang luar biasa. Pakso yang dilihat lebih menonjol dalam setiap argumentasinya, dengan argmunnya yang logis dan juga dapat ditrima oleh akal fikiran.
         
Kace yang terlihat jarang berkumpul dan jarang bersama dengan mereka sebab aktivitas dan juga kesibukan kace yang luar biasa. Ia pun di rumah sebagai guru ngaji dan juga sebagai olahragwan yang handal. Kesibukanya itu lantas tak membuat ia ingin lepas bahkan menghianati teman seperjuanganya dalam TRIO BAGUS. Teman-temanya pun saling menyadari bahwa setiap kesibukan dan urasan orang itu berbeda-beda. Makanya disinilah managemen waktu yang sangat kita perlukan agar kesibukan tidak menjadi alasan bagi kita untuk berorganisasi dan memperluas kadar kaeilmuan kita. Saling membantu itulah hakikat kita sebagai kaum berorganisasi, wlaupun kita bukan sedarah daging namun persahabatan dan persaudaraan kita melebihi layaknya saudara kandung. Disaat yang tak disangka-sangka mereka selalu memunculkan ide-ide kreatif sebagai wujud dari hasil dari impian-impian mereka. Walau sungguh berapa kali mereka bermimpi tanpa adanaya bilangan jumlah. Keinginan dari pakso mblek dan kace yang selama ini hanya masih menjadi harapan belom samapai dalam kerealisasian adalah terciptanya Mahasiswa Islam Indonesia yang selalu aktif kreatif inovatif dan berjiwa agamis dalam menyikapi segala sesuatu. Mereka meyakini apabila kaum mahasiswa islam Indinesia ini telah bergerak dengan pergerakanya nanti, pasti Indonesia akan lebih baik dari sebelumnya. Mereka masih bisa berharap dan berharap, kapan semua akan terwujud. Harapan mereka yang selalu teriring doa setiap saat semoga pada suatu hari nanti akan terwujud bukan hanya sekedar angan-angan tanpa adanya perwujudan yang nyata. Mereka selalu menanamkan kepada dirinya sendiri kepercayaan diri yang tinggi dan selalu menjadi diri sendiri, karena merek paham, kita ingin menjadi seperti orang lain, padahal diluaran sana banyak orang lain yang ingin menjadi di posisi kita saat sekarang ini. Selalu bersyukur atas segala nikmat dari Allah. Sekecil apapun nik mat dariNya apa bila kita mnesyukuri maka akan di tambah dengan tambahan yang luar biasa oleh Allah SWT.
         
Keadilan yang haqiqi adalah keadilan dari Allah SWT. Pemimpin di dunia hanya manis di bibir pahit akan kinerja dan realitanya. Banyak opsi namun sedikit solusi. Hanya komisi yang mereka cari. Itulah anggapan dari trio bagus kepada pemimpin-pemipin jaman now.

*) Penulis adalah mahasiswa stai Attanwir Bojonegoro 

11 Desember 2017

Antara Seleksi, Kompetisi dan Politisasi

    Senin, Desember 11, 2017  
Oleh : Muh. Nastain

suarabojonegoro.com- Akhir Oktober  yang lalu di Bojonegoro telah digelar even akbar seleksi ujian tulis perangkat desa  serentak se-kabupaten.

Dinamika seputar hasil koreksi dengan scanning dan  pelaksanaan seleksi  mengiringi even tersebut. Hingga  berdampak pada beberapa penafsiran dan asumsi negatif dan positif.

Namun begitu  polemik lambat laun mereda seolah tak menjadi bahan perbincangan di tengah kerumunan masyarakat.

Dinamika pelaksanaan seleksi ujian tulis perangkat desa di Kabupaten Bojonegoro pun mengundang beberapa oknum pejabat desa  yang dilaporkan kepada pihak berwajib karena dugaan penipuan yang sebelumnya dijanjikan  lolos menjadi perangkat desa. Bahkan peserta pun meggugat terkait proses pelaksanaan seleksi.

Tapi berbeda lagi dan sangat mustahil jika seandainya terdapat yang lolos 'dengan cara yang sama" dab apakah juga melaporkan kepada pihak penegak hukum?

Semua bergantung pada moral masing-masing individu. Dan apakah sejauh ini sudah sukses "Revolusi Mental" di negara ini?

Hal yang menarik adalah apakah ada kaitannya Seleksi Ujiah Tulis Perangkat Desa  yang bersifat Kompetisi itu dengan kata politisasi?

Terlebih duku mencobs mengulas makna dari kata Seleksi, kompetisi dan politisasi.


Seleksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pertama adalah pemilihan (untuk mendapatkan yg terbaik); penyaringan. Kedua,
metode dan prosedur yang dipakai oleh bagian personalia (kantor pemerintah, perusahaan dan lainnya) waktu memilih orang untuk mengisi lowongan pekerjaan.

Di samping itu, seleksi (selection) menurut Mathis dan Jackson (2006,h.261) adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah organisasi. Seleksi merupakan proses serangkaian kegiatan yang di susun sedemikian rupa.  Sehingga prosesnya selancar mungkin.  Dan yang memberikan kesan bahwa si calon tidak sedang di test.

Mereka tidak di seleksi karena mereka mempunyai ragam pendidikan atau pengalaman yang tidak perlu, atau mereka tidak mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi, atau mereka termasuk orang yang tidak di sukai.

Namun proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang nantinya di anggap bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan. Mereka di anggap dapat memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para pimpinan organisasi.(Agus Sunyoto, 2008,h.48).

Sementara itu, menurut Veithzal Rivai (2008, h 170), seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang di lakukan setelah proses rekrutmen seleksi dilaksanakan.

Ha lini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan.
Proses pemilihan ini yang dinamakan seleksi.

Proes seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam penentuan dan pelamar mana yang akan diterima.

Prosesnya di mulai ketika melamar kerja dan akhirnya dengan keputusan penerimaan. Berdasarkan itu maka kegiatan seleksi itu mempunyai arti yang sangat strategis dan penting bagi perusahaan.

Apabila dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen SDM secara wajar, maka proses seleksi akan dapat menghasilkan pilihan karyawan yang dapat diharapkan kelak memberikan kontribusi yang positif dan baik.

Oleh karena itu, perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelamar sehingga masing-masing akan mendapat kepuasan.

Sedangkan bila seleksi dilaksanakan secara tidak terbaik, maka perusahaan akan memperoleh dampak negatif, keluhan pelanggan atau publik yang tidak puas, produk yang dihasilkan berkurang dan tidak berkualitas yang akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.

Karena itu, seleksi merupakan kegiatan yang benar-benar harus disiapkan secara baik melalui proses yang panjang dan karyawan itu dapat bekerja dengan motivasi yang tinggi serta berkarya secara maksimal.

Meskipun keputusan penerimaan akhir dilakuakan oleh manajer, departemen SDM mengevaluasi para pelamar mengenai kesesuaian potensi mereka melalui penggunaan prosedur-prosedur yang valid, atau dapat pula dilakukan bahwa proses seleksi merupakan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskanvapakah pelamar di terima atau tidak.

Sedangkan makna kompetisi menurut KBBI adalah pertama,  persaingan:di antara para siswa harus diciptakan suasana -- yang sehat dalam belajar. Kedua, pertandingan untuk merebut kejuaraan dalam gabungan perkumpulan olahraga (sepak boladan sebagainya). Dan ketiga adalah  sistem pertandingan olahraga yang mengharuskan semua pihak saling bertanding (berhadapan).
.
Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman ( 1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari strukturreward dalam suatu situasi

Nsmun apakah kaitannya antara seleksi, kompetisi dengan politisasi?

Politisasi megacu pada KBBI  adalah hal membuat keadaan (perbuatan, gagasan, dan sebagainya) bersifat politis.
Politisasi:dalam kamus politik adalah hal membuat sesuatu atau kejadian menjadi bersifat politik.

Contohnya.  kedatangan calon Bupati dalam kegiatan bakti sosial dipolitisasi seolah ingin mencari dukungan dari masyarakat.

Kata politisasi memang umum dipakai dalam arti negatif. Kata itu lazim diteriakkan ketika pejabat dan orang partai dianggap tidak tulus, berusaha mengukuhkan kekuasaan politik diri dengan mengorbankan orang banyak atau menyelewengkan makna sejati suatu situasi yang sebetulnya tidak bernilai politis.

Tentu saja si penuduh juga tak luput dari tuduhan balik bahwa mereka sendiri melakukan politisasi dengan cara menuduh orang lain berpolitisasi.

Politisasi di ambil persis dengan makna konotatifnya dari kata Inggris politicization. Politisir dari Belanda sudah di apkir.

Arti denotatif to politicize adalah menjadikan sadar politik atau menjadikan bersifat politik. Jadi tidak dengan sendirinya buruk negatif, tapi dalam pemakaian umum hampir selalu.

Lalu adakah kemungkinan  seleksi ujian tulis perangkat desa di Bojonegoro  yang bersifat kompetisi itu di politisasi?

Terlepas antara ada dan tidaknya kemungkinan politisasi itu, saya berharap serangkaian kegiatan yang telah usai itu nenghasilkan SDM yang benar-benar mumpuni dan handal di bidang formasinya. Dsn hasil dari kompetisi itu adil dan murni tanpa ada canpur tangan dam keberpihakkan. (*)

29 November 2017

UNTUKMU PARA PENGEMUDI UGAL

    Rabu, November 29, 2017  
Oleh : Moh. Septa Herlambang


suarabojonegoro.com - Jalan raya adalah salah satu sarana penghubung semua orang pemakainya untuk beraktivitas dan untuk perjalanan menuju tempat tujuan yang ditujunya serta semakin indan nan cantik dengan adanya rambu-rambu lalu lintas yang ada di pepinggiran. Jalan raya juga menjadi salah satu tempat mencari nafkah para tulang punggung keluarga seperti halnya : tukang becak, tukang ojek, supir bis dan sebagainya. Maklum jika bising selalu terdengar.

Namun dari semua itu yang paling menakutkan dan memprihatinkan adalah nyawa menjadi taruhan akibat kecelakaan. Kecelakaan yang semakin sering terjadi, semua ini todak terlepas dari para pengemudi yang ilegal, ( dalam artian tidak memiliki surat-surat yang lengkap ) para pengemudi yang tidak bertanggung jawab, ugal-ugalan, kebut-kebutan, rambu-rambu yang tidak di patuhi, di tambah dengan adanya para kids zaman now ( anak-anak zaman sekarang) yang belum selayaknya berwira-wiri di jalan raya dengan motor bondol-brondol.

Sangat ironis jika hal-hal seperti ini tidak di tindak lanjuti oleh pihak yang berwenang, akibatnya selain meresahkan para pengendara yang taat peraturan dan berhati-hati, kerugianpun akan dirasakan keluarga yang ditinggalkan dan tentunya dirinya sendiri.

Selain tindak lanjut dari yang bertugas, kita sebagai orang dewasa haruslah bersikap dewasa dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak yang sejatinya memang masih polos dan perlu pengarahan, dan juga para remaja yang berpendidikan, janganlah sungkn untuk menegur kepada yang lebih tua sekalipun. Semua ini demi kebaikan bersama, jika hal-hal salah ini tidak di usut tuntas, para remaja terdidikpun hanya diam maka akan banyak nyawa yang melayang di jalanan akibat rusuh para orang tak bertanggung jawab.

Dengan adanya teguran dan kekangan yang tegas mungkin akan menumbuhkan sikap dewasa para pengemudi utamanya di jalanan, tercipta rasa malu di diri sendiri dan mulai mematuhi peraturan lalulintas sehingga kecelakaan akan sedikit berkurang. (*)

*) Penulis adalah mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro tingkat lima. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia beralamatkan di Desa Temayang.



23 November 2017

MAHASISWA ZAMAN NOW

    Kamis, November 23, 2017  
Oleh: Dona Prahesti 

suarabojonegoro.com - Gelegar akan bumingnya kids zaman now membahana di udara nusantara akhir – akhir ini . Bersamaan dengan pesatnya laju pertumbuhan ilmu pengetahuan serta tekhnologi yang serba canggih dan  instan , jiwa – jiwa muda hanyut  dan tumpah ruah dalam arus zaman now yang semakin menggila . Usia muda semburat berlomba dalam “ ajang ekspresikan diri “ saling mempertahankan  eksistensinya masing – masing.

Gelombang zaman now yang merasuki rohani putra – putri Indonesia untuk  menyempurnakan kemampuan diri dalam berkehidupan nyata. Angkatan muda membuktikan diri bahwasanya sebagai “ alteri “ masa depan bangsa.  Perkembangan Bahasa yang muncul beriringan dengan istilah – istilah “ nyleneh “ dan menggelitik oleh pemuda yang “ tercyduk “ ingin menjadi pusat perhatian.  bahkan yang receh  seperti meme  juga sudah jadi hiburan tersendiri , dimana disambut dengan sorak yang membahana dari ruang publik generasi muda atau anak – anak zetizen.

Kini kids zaman now atau generasi Z  juga menyerang dunia pendidikan khususnya kalangan Mahasiswa disegala penjuru perguruan tinggi negeri maupun swasta, dunia sedang bergerak sangat cepat menyeret generasi yang sejak ia bisa berjalan dan berbicara , sudah akrab dengan internet .Generasi ini berbeda dengan Generasi Milenial yang sempat merasakan dunia tanpa internet, karena Generasi Z ini sangat lah jauh lebih muda . Inovasi dan kreasi berbasis internet mampu meluncur dan dengan mudah menerjang bagai banjir bandang yang merasuki seluruh teritori kehidupan . Berkembangnya tekhnologi informatika serta ilmu pengetahuan mesti dipahami sebagai “ papan selancar “ atau “ batu loncatan “ generasi milenial guna mendewasakan diri. Sempat dihebohkan dengan virus WannaCry yang menyerang Microsoft Windows beberapa waktu yang lalu tampak begitu dramatis dan menyisakan kenangan pahit. Banyak sekali berita yang mengabarkan bahwa virus WannaCry telah mendeteksi ratusan komputer dari luar maupun dalam negeri dalam hitungan sekejab dapat raib terinfeksi .

Kehidupan kampus yang dibanjiri Mahasiswa zaman now ini terlihat semakin nge-hitz  dan mulai menggeser kebiasaan lama mahasiswa  muda , dunia dihebohkan dengan para hacker  komputer  sampai maraknya page – page meme yang terus tumbuh dan menjamur dikalangan jiwa  muda , Walaupun  terkadang Nir – Faedah  dan  terlalu  fulgar  . Mahasiswa zaman now juga mewarnai serangan pada akun – akun sosial media , diantara semua jenis figur yang sering di akses sebagai wajah mengekspresikan diri adalah “ Memelord “ bagi kids zaman now. Darah muda yang beranjak menatap ruang dan waktu dibuat terpacu sekaligus tertantang “ merakit “  data atau hal – hal berbau IT demi menunjukkan serta membuktikan kecerdasan generasi milenial.

Hal yang terjadi di Media sosial sekarang  adalah saya lihat banyak sekali orang , yang khususnya mahasiswa itu sendiri tengah menghina , mencibir , atau menyindir sesama mahasiswa atau  golongan  tertentu dengan berbagai macam alasan.   Ada banyak akun yang mengklaim tentang dirinya , yang tidak jarang pula menimbulkan konflik dan harus berurusan dengan hukum  , terkesan “ Lebay atau alay “ ,  Ada  banyak foto yang diedit , bahkan dengan kata – kata kotor yang mana meresahkan lembaga atau individu terkait  sampai menyebarkan isu- isu kebencian yang mengundang perpecahan . Generasi tua lah yang pantas membimbing serta mengarahkan betapa pentingnya sikap bijak dalam bersosial media serta kritis dalam bertindak. Dan mungkin , inilah yang terlihat di aksi – aksi mahasiswa zaman now.

Literatur telah menggoreskan kembali hadirnya periodesasi  generasi mahasiswa zaman now : Waktu  peristiwa pergerakan mahasiswa pada peristiwa Tritura tahun 1966 ,pada masa pemerintahan Presiden Soeharto merupakan ajang yang mengantar generasi Y , muncullah Orde Baru yang menjadi puncak riuhnya antusias mahasiswa dalam menyuarakan gerakan mereka yang kritis akan pemerintahan Negara atas tuntutan agar Presiden Soeharto dapat dilengserkan dari kursi penguasa , tak sedikit pula yang harus meregang nyawa demi tegaknya keadilan serta kebenaran yang diusung mahasiswa , yang kemudian terkenal dengan Tragedi Tri Sakti  yang membuktikan semangat juang mahasiswa . Kemudian adapun Generasi Z  yang mana beratribut dan dikenal i-generation , generasi net  yang keluar dari rahim generasi X dan Y pada era sebelumnya . Kini zaman sedang mengandung generasi alpha beriringan dengan bonus demografi yang di dapat oleh bangsa Indonesia pada tahun ini , 2011 - 2025.

Menyadari bahwa generasi milenial terutama mahasiswa merupakan ujung tombak atau penggenggam berjejaring multitasking dengan banyak pilihan terutama mahasiswa yang dianggap lebih pandai dan mumpuni dalam hal ilmu tekhnologi yang selalu up to date tidak mau ketinggalan. Generasi yang serba gadget dengan penguasaan beragam vitur canggih serta akses informasi yang kian tak tak terbatas .

Tekhnologi net menjadi tiang kehidupan serta menjadi kebutuhan tersendiri yang vital dan wajib , begitu juga bagi mahasiswa yang selalu bergantung dan tercandu akan sajian lengkat internet dimana harus terpenuhi demi keberlangsungan hidup yang menyimbak dunia dengan amat berbeda dengan tata kehidupan pada era generasi X dan Y .Mempersiapkan diri guna hadirnya jiwa kritis generasi milenial yang memiliki pengetahuan supremasi digital yang mana turut akan hadirnya generasi alpha pada era selanjutnya yang unggul dalam setiap lingkup ruang hidup .

Tugas  orang tua Indonesia adalah membekali generasi milenial umumnya , serta puta – putrinya yang masuk dalam kalangan mahasiswa yang dapat dibilang sebagai master atau  “ King “ dari setiap jengkal tekhnologi informatika ini dengan jiwa kritis dan selektif dalam menggunakan tekhnologi informatika ataupun ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesatnya. Nilai – nilai dasar Pancasila serta menunjukkan adap dan moralitas harus terwujud dalam laju generasi milenial  : Manusia yang beriman , adil , dan beradab , persatuan , berkerakyatan penuh hikmah , serta keadilan sosial. Inilah generasi yang berwawasan global , tetapi tetap berpijak pada kebenaran , kritis pada dasar nasional .

Sebagai mahasiswa dari bagian demam generasi zaman now inilah yang akan memainkan skenario dengan berbagai macam karakter serta perannya pada Indonesia dimasa mendatang . Pada usia Produktif yang memuncak dengan tingkat kebimbangan yang ada pada posisi atas harus diberi semangat untuk memacu jiwa kritis seorang mahasiswa zaman now agar sehaluan dengan hakikat kebenaran serta  tujuan luhur bangsa Indonesia.

Terhadap hal ini saya  teringat sikap Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina,  Tsamara Amany yang berani menyanggah dan Tegas mengkritik pernyataan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Fahri Hamzah lewat berbagai macam media sosialnya . Meskipun diremehkan karna dianggap masih kecil , Tsamara lantas menulis tulisan berjudul “ Anak bau kencur , Fahri Hamzah , dan KPK “ di salah satu situs online. Walaupun masih muda , ia menunjukkan jiwa kepedulian terhadap bangsa . Bahkan bercita – cita untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada masa yang akan datang .

Gelorakan sikap kritis dan berani dalam sanubari generasi milenial. Sosok yang bisa memilih dan memilah informasi yang meneguhkan kepentingan nasional , dan mengerti arti Bhineka Tunggal Ika sebagai nilai kodrati bernegara. Mari kita persiapkan hadirnya Mahasiswa generasi milenial yang bebas dari gelombang viralnya nafsu main kuasa , sok jagoan , mengabaikan kebenaran dan keadilan . Mahasiswa zaman now harus terpanggil untuk memperkukuh NKRI dengan harkat , martabat , dan kehormataan . (*)


*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro prodi Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan tingkat I

14 November 2017

BEM INSUD Lamongan Gelar Pelatihan Jurnalistik

    Selasa, November 14, 2017  
Oleh: Mochamad Fajar Purnomo

suarabojonegoro.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD), menggelar Pelatihan Jurnalistik Kamis (02/11/17) di Gedung Lab. Insud, Lamongan.

Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan setiap kelas dari masing-masing jurusan dan dilaksanakan selama dua hari 2-3 November, mulai pukul 09.30-16.30 WIB. Dengan isi kegiatan, penyampaian materi jurnalistik dilanjutkan dengan praktik serta pelatihan tentang bagaimana metode memperoleh informasi, menulis berita, opini, dan pembuatan mini majalah.

Diharapkan setelah diadakannya pelatihan jurnalistik ini, peserta dapat menambah wawasan jurnalistik serta dapat menyalurkan ilmunya melalui Lembaga Pers Mahasiswa Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD). Ujar Silvia Faiqptul Wachidah Menteri Informasi dan Komunikasi BEM Insud.

Kang Akhyar selaku pemateri mengungkapkan, “Menjadi seorang jurnalis atau penulis memang tidak mudah, perlu usaha dan kebiasaan. Namun dengan itu semua, kita akan memperoleh wawasan yang luas. Dengan jam terbang yang tinggi menjadi penulis yang handal itu mudah.”

Tak kalah pentingnya, “Mahasiswa Insud diharapkan dapat berkontribusi dalam bidang jurnalistik terutama membangun kembali Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Insud yang selama ini sempat vakum. Dengan harapan LPM Insud dapat menjadi pusat informasi minimal di kalangan Insud itu sendiri,” pungkas Kang Nastain yang juga salah satu pemateri jurnalistik. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa Institut Sunan Drajat (INSUD) lamongan.

DENGAN, LEBEL MAHASISWA

    Selasa, November 14, 2017  
Oleh: Siti Zumarotun Isnaini


suarabojonegoro.com- Kampus adalah tempat belajar banyak hal, miniatur masyrakat yang sesungguhnya. Bertemu dan saling mengenal melalui orang-orang sekitar, aktivitas,organisasi dan amanah yang diletakkan pada pundaknya. Dengan tugas yang bukan hanyabdalam konteks jurusan yang ditekuni.

Saya adalah mahasiswa, dengan sosok mahasiswa baru yang selalu bertanya tentang apa yang harus dilakukan dengan lebel mahasiswa! Namun dengan berjalannya waktu pertanyaan pun mendapat jawabannya. Berpikir tentang masa depan , kuliah adalah masa perjuangan yang tidak begitu berat,selama niat menjadi poros utama. Mahasiswa harus yakin bahwa tujuan itu dicapai dengan do’a dan kerja keras serta usaha-usaha yang penuh kebijakan.

Mahasiswa, kuliah bukanlah ujung utama untuk mencari pekerjaan. Sebab,kita bisa menjadi apapun. Dengan peran, mahasiswa adalah gelar istimewa. Bermuatan amanah, tanggung jawab, pertemanan, tawa, lelah, dan pengorbanan. Bukan hanya dengan berpangku tangan kepada orang tua. Pulang pergi selesai kuliah. Melainkan mampu memerankan sebagai wadah inspirasi bagi dirinya sendiri atau pun untuk orang lain.

Mahasiswa harus mampu berbisnis, usaha kecil-kecilan dan lain-lain. karena masa ini adalah saatnya seseorang yang duduk dibangku kuliah mengasah beragam keahlian. Selain dalam hal akademik tetapi skill untuk betahan hidup.

Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan, maka kamu tidak akan mendapatkannya. Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya adalah tidak. Dan jika kamu tidak melangkah maju,kamu akan tetap berada di tempat yang sama. ( Nora Roberts).

Banggalah menjadi mahasiswa!
Pengetahuan ditingkatkan dengan belajar,
Kepercayaan ditingkatkan dengan perdebatan, dan keahlian ditingkatkan dengan latihan. Semoga bermanfaat (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro. 

13 November 2017

Maraknya Kasus Bullying di Dunia Pendidikan

    Senin, November 13, 2017  
Oleh: Dwi Putra Yekti Jadmiko


suarabojonegoro.com - Bullying merupakan suatu tindakan yang menyakiti orang lain baik dilakukan secara verbal ataupun secara fisik. Dalam bentuk fisik biasanya dapat berupa memukul, menendang, mendorong, dan sebagainya. Dalam bentu verbal, pelaku bullying dapat menghina, membentak, berkata kasar, dan mencemooh. Sehingga hal tersebut dapat melemahkan mental seseorang yang menjadi korban bullying
Bullying bisa terjadi kapanpun dimanapun dan terhadap siapapun selagi terdapat proses interaksi selagi terdapat proses interaksi interaksi sosial antar manusia khususnya di masa anak-anak yang notabennya belum mengerti tata pemilihan dalam bersikap. Terlebih lagi, kasus bullying sering terjadi di lingkungan sekolah yang pada dasarnya merupakan tempat untuk menimba ilmu bagi begitu banyak siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar yang nyaman dan aman bagi setiap anak seringkali menjadi suatu hal yang menakutkan karena hadirnya fenomena bullying ini.

Bullying dalam dunia pendidikan ini biasanya sering terjadi pada masa orientasi siswa baru, ospek atau pendidikan dan pelatihan yang dilakukan institusi pendidikan. Pada umumnya pelaku itu sendiri berasal dari senior dan korbannya adalah adik kelas mereka. Alih-alih melatih mental “anak baru” justru seringkali tindakan mereka dapat membahayakan korbannya hingga dapat merenggut nyawa seseorang.

Salah satu kasus bullying yang pernah terjadi pada dunia pendidikan salah satunya kasus yang terjadi pada awal 2017 yang lalu, kasus yang terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta Utara. Korbannya adalah Amirullah Adityas Putra, mahasiswa baru yang tewas karena pukulan disekitar ulu hati yang dilakukan salah satu seniornya. Sistem senioritas ditengarai menjadi salah satu faktornya. Bukan tanpa alasan, biasanya mereka merencanakan penganiayaan mulai dari mengumpulkan korban.

Kasus lainnya yang kini masih viral di masyarakat Indonesia adalah kasus pembullyan salah satu mahasiswa di Universitas Gunadarma. Sebut saja MF, adalah mahasiswa Jurusan Sistem Informatika Fakultas Ilmu Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Angkatan 2016. MF tidak pernah menceritakan perlakuan teman-temannya di kampus.

Namun, setelah video bullying terhadapnya viral di media sosial, MF baru mau mengaku atas pembullyan selama ini yang ia alami. Orang tua MF pun mengetahui kasus Pembullyan anaknya dari video tersebut. Perlu diketahui, MF adalah bukan anak berkebutuhan khusus, dikarenakan MF masuk Universitas Gunadarma melalui tes seperti anak-anak lainnya. Akhinya, pihak kampus memberi sanksi kepada pelaku bullying serta mahasiswa yang terlibat di dalam video meledek MF berupa skorsing selama 6 bulan.

Orangtua MF pun awalnya tidak mau memaafkan dan ingin membawa ke jalur kepolisian, namun akhirnya orangtua MF mau memaafkan setelah pihak Kampus memberikan sanksi. Kasus ini memberikan inspirasi bagi para pelaku bullying di sekolah-sekolah lainnya akibat tindakan pihak sekolah yang tidak tegas sehingga pembullyan akan selalu terus terjadi tiap angkatan. Seharusanya pihak Kampus memberikan sebuah hukuman tegas berupa dikeluarkannya pelaku bullying tersebut dari kampus sehingga hal tersebut akan membuat jera pelaku bullying yang lainnya.

Peran orang tua disini juga sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya sehingga tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan dan menyebabkan anak yang menjadi korban bullying tersebut mengalami trauma yang berlebihan pada psikisnya.

Lebih mirisnya, setiap fenomena bullying yang terjadi didunia pendidikan ini masih belum dianggap serius oleh kebanyakan orangtua maupun tenaga pendidik. Perilaku mengolok masih sering dianggap hal yang wajar. Padahal, dari peristiwa pelecehan kepribadian yang sederhana inilah yang kelak akan terakumulasi menjadi konflik fisik atau akan sangat mengguncang psikis anak.

Tentu hal ini sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan yang ingin menciptakan insan yang berbudi luhur yangbermanfaat bagi bangsa. Alih-alih dirasa suatu hal yang sepele, secara perlahan tapi pasti bullying akan terus menggerogoti kualitas pendidikan. Diperlukan komitmen bersama untuk memutus rantai kekerasan ini guna meningkatkan kualitas pendidikan dan digalakannya pemahaman tentang budaya bangsa kita sebagai bangsa yang ramah, rukun, dan toleran sejak dini.

*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro

Perilaku Remaja Sekarang ini

    Senin, November 13, 2017  
Oleh: Gik Arofan


suarabojonegoro.com - Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif, tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini. Di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja. Ini menjadi dampak yang sangat besar, yang berpengaruh terhadap aspek budaya indonesia. Dan dengan ini sedikit demi sedikit budaya indonesia menjadi terlupakan.

Namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketergantungan dengan pergaulan yang ada. Seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain. Menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur adukkan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.

Akan tetapi setiap pergaulan bisa di hindari, jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya. Agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia. Tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.

Namun tidak semua remaja seperti itu, jika remaja itu sendiri bisa mengontrol dirinya agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang dapat merusak adat istiadat. Mereka yang perkiran positif melakukan kegiatan-kegiatan yang bermoral, agar tidak mudah terjerumus akan hal-hal yang seperti itu.

Saya sendiri selaku remaja, yang mungkin bisa dikatakan masih dalam masa ikut-ikutan. Mencoba untuk menjauhi pikiran negatif yang selalu muncul di pikiran saya. Sebaiknya kita menghindari diri kita sendiri dulu, dari pada untuk menjauhkan orang lain dari hal negatif tersebut. (*)

*) Penulis Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

12 November 2017

Indonesia Berbenah Dalam Sektor Pendidikan

    Minggu, November 12, 2017  
Oleh: Fredy Fajar Kusuma 

suarabojonegoro.com - Pendidikan, saat kita bahas masalah ini  akan banyak faktor-faktor yang mesti diperbaiki bagi pendidikan di Indonesia. Menurut saya, dari sekian banyak faktor penghambat  tersebut, permasalahan  pendidikan adalah salah satu  faktor  utama menghambat satu negara berkembang seperti Indonesia  menjadi Negara Maju.
Pendidikan memang tidak ada habisnya untuk dinahas, masalah pendidikan  menjadi hal yang menarik untuk selalu diperbincangkan. Pendidikan merupakan gerbang utama dan pertama yang harus di lewati suatu Negara untuk menuju Negara Maju.

Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu Negara tersebut maju atau berkembang, apa bila Pendidikan itu bagus maka calon – calon Pemimpin Bangsa juga akan Cemerlang seperti yang kita harapkan, karena sejatinya tugas pendidikan adalah untuk menciptakan kader – kader bagi  Bangsa Indonesia untuk hal pembangunan akan tetapi seiring perkembangan yang terjadi beberapa tahun belakang pendidikan di Indonesiamulai berkembang kearah positif seperti yang di cita – citakan oleh para pendiri bangsa. Bahkan 20 Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga dialokasikan pada Dunia Pendidikan . Perhatian pemerintah dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di realisasikan dalam bentuk :

1. Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah
Tidak lengkapnya sarana dan prasarana pasti menjadi masalah utama sekolah di indonesia dikarenakan sarana dan prasara merupakan penunjang proses pembelajaran yang mempunyai pengaruh besar terhadap output pembelajaran pada siswa. Perbaikan sarana dan prasarana di daerah yang terpencil / desa sehingga menjadi menyerupai kota-kota besar Kasus inilah yang akan merubah kesenjangan Mutu Pendidikan. Selain itu fasilitas – fasilitas  sekolah yang terpenuhi sesuai standard layak pakai. Sehingga para siswa-siswi di daerah terpencil pun mampu mengembangkan minat dan bakatnya hal inilahyang akan menimbulkan  efek  positif pada siswa. Bakat dan minat siswa akan tersalurkan secara penuh.

2.  Kartu Indonesia Pintar ( K IP )
Tepat pada tanggal 3 November 2014 Persiden Joko Widodo meluncurkan program ini. KIP adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan renta miskin yang secara gratis. Pada bulan November – Desember  2014 ada 157.943 anak yang mendapat KIP yang tersebar di 19 Kabupaten. Program ini menunjukan bahwa bangsa ini sedang berbenah  untuk mensukseskan  wajib pendidikan 12 tahun serta meminimalisir angka putus sekolah yang ada di Indonesia.

3. Bantuan Oprasional Sekolah (BOS )
Menurut Peraturan Mendiknas no. 69 Tahun 2009, BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya ialah untuk  menyediakan pendanaan biaya oprasional non personal  bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajin belajar. Menurut pendapat saya tujuan BOS adalah membebaskn bagian pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT  terhadap biaya oprasional  sekolah. Dengan adanya BOS Pemerintah berusaha mewujutkan cita – cita bangsa ini.
Dengan banyaknya program yang digalakan pemerintah didalam dunia pendidikan diharapkan semakin baiknya kualitas SDM masyarakat kita, karena kita harus memahami bahwa Bangsa ini adalah bangsa yang besar serta penuh potensi di dalamnya untuk menjadi sebuah Negara Maju. Pendidikan yang baguslah yang akan mencetak generasi – generasi muda kita akan menjadi motor penggerak Bangsa di masa depan. (*)

*) Penulis adalah mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro dari program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia semester 3

PEMBUNUHAN KARAKTER UNTUK GENERASI BANGSA

    Minggu, November 12, 2017  
Oleh: Muhammad Hasyim

suarabojonegoro.com - Pembunuhan karakter atau perusakan reputasi adalah usaha-usaha untuk mencoreng reputasi seseorang. Tindakan ini dapat meliputi pernyataan yang melebih-lebihkan atau manipulasi fakta untuk memberikan citra yang tidak benar tentang orang yang dituju. Pembunuhan karakter merupakan suatu bentuk pencemaran nama baik dan dapat berupa argumen ad hominem.
Istilah ini sering digunakan pada peristiwa saat massa atau media massa melakukan pengadilan massa atau pengadilan media massa di mana seseorang diberitakan telah melakukan kejahatan atau pelanggaran norma sosial tanpa melakukan konfirmasi dan bersifat tendensius untuk memojokkan orang itu.

Akibatnya Pembunuhan karakter dapat mengakibatkan reputasi orang tersebut menjadi rusak di depan publik, terhambat kariernya serta akibat yang lebih besar di mana orang tersebut dipecat dari pekerjaannya, berarti secara tidak langsung merusak seseorang yang dituju.

Pengadilan massa dan pengadilan media massa adalah bentuk kekerasan terhadap orang lain, walaupun secara tidak langsung memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan diera sekarang ini.

Makna Pembunuhan Karakter sendiri meliputi perusakan kepribadian generasi yang akan datang dan secara tidak langsung akan menjadi pemimpin dimassa yang akan datang. Di Indonesia akhir-akhir ini kata-kata ini sering digunakan untuk menunjuk pada usaha melecehkan atau menjelek-jelekkan nama baik. Entah tuduhan orang itu benar atau tidak, dia bisa menuduh balik dengan mengatakan musuh yang menuduhnya mengatakan bahwa dia telah melakukan pembunuhan karakter. Misalnya jika seseorang mengatakan kepada orang lain mengenai bahwa dia melakukan korupsi, maka dia disebut melakukan pembunuhan karakter.

Pembunuhan karakter bukankah pembunuhan yang sebenarnya. Pada sejatinya tidak ada nyawa seseorang yang diambil dengan suatu usaha tertentu. Namun demikian ada sesuatu yang di bunuh di sini. Suatu pembunuhan dengan menggunakan fitnah, membuat seseorang memiliki nama buruk di masyarakat. Dengan demikian melakukan suatu yang bersifat menyakiti orang tersebut.

Tapi apakah itu karakter. Di dalam game kita sering menggunakan karakter, dalam menulis kita menggunakan karakter. Karakter jelas berbeda dengan tubuh seseorang. Di mana tubuh seseorang adalah sesuatu yang nyata-nyata ada dan begitu jelas disakiti. Tapi karakter adalah simbol. Sesuatu yang maya. Tidak nyata.

Karakter adalah suatu Avatar dari seseorang. Seseorang bisa saja memiliki beberapa Avatar dalam sebuah forum diskusi di internet. Seseorang bisa menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan dirinya di alam nyata. Bagaimanapun karakter masih saja terikat dengan kedirian seseorang. Menyakiti simbol dan avatar yang ada bisa menyakiti hati orang memiliki simbol atau Avatar itu. Itu karena karakter itu perwakilan dari diri.
Dengan demikian maka karakter bisa disakiti. Ketika karakter disakiti maka seseorang bisa merasa tersakiti. Karakter bisa jadi persona, suatu kepemilikan yang sangat dekat dengan diri seseorang. Dengan melakukan fitnah, dan lain sebagainya suatu karakter seseorang bisa dihancurkan. Pandangannya bisa menjadi buruk di mata umum.

pembunuhan karakter dalam dunia kerja seringkali disalah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atau bahkan mengabaikan kepentingan orang disekelilingnya tidak melihat kearah yang lebih luas lagi bahwa masih ada langit diatas langit itu sendiri.

Kelihatannya agak serem yang judulnya, membunuh, apa sih yang yang dibunuh, ternyata yang dibunuh bukanlah manusia tetapi adalah Karakter, dan menurut saya membunuh karakter ini lebihlah kejam daripada  membunuh dalam arti sesungguhnya. Dengan membunuh satu karakter, secara tidak lansung kita membunuh karakter-karakter lainnya, bahkan bisa menyebabkan si-empunya karakter menderita lahir bathin, kelaparan, malu, tersiksa, rasa bersalah dan lain sebagainya.

Kita dari tadi bicara melulu tentang Karakter, tanpa mengetahui apa sih yang disebut karakter itu. Karakter atau Karakteristik atau dalam bahasa Inggris Characteristic adalah suatu sifat orang atau bisa juga benda, atau kalau di bidang seni peran karakter bisa juga diartikan sebagai Tokoh yang akan diperankan oleh si aktor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah tabiat atau sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.

Jadi, jika Karakter kita simpulkan sebagai eksistensi manusia dalam realita kehidupannya sebagai makluk sosial. Pembunuhan karakter atau  Character Killing, biasa terjadi didalam kehidupan berpolitik atau didalam dunia kerja, hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat, dengan tujuan untuk melemahkan kreatifitas seseorang atau sekelompok demi memenangkan persaingan tersebut, atau bisa juga karena adanya sentiment pribadi atau kelompok. Dalam dunia politik pembunuhan karakter ini biasa disebut dengan istilah black campaign, yaitu kampanye negatif dalam upaya menjatuhkan lawan melalui isu-isu negatif, terkadang tidak benar atau cenderung fitnah.

Jika dalam dunia kerja upaya menjatuhkan pesaing yaitu dengan melontarkan isu -isu negatif dan cenderung fitnah kepada Bos, dengan tujuan agar si bos hilang kepercayaannya terhadap pesaingnya tersebut, dan bisa-bisa si bos cepat menyingkirkannya alias memecatnya atau bisa juga dengan melontarkan isu-isu negatif tersebut kepada rekan-rekan kerjanya, sengaja dibuat seperti ini agar rekan-rekan kerja tidak simpati dan membuat target tidak nyaman bekerja. Fakta di lapangan, orang baru masuk kerja pertama kali biasanya cenderung dinilai negatif oleh rekan-rekan kerja lainnya, orang baru biasanya selalu menjadi pusat perhatian, dikhawatirkan akan merebut jatah atau pekerjaan yang biasa dipercayakan kepadanya.

Bagaimana sih solusinya untuk menghindari pembunuhan karakter di dunia kerja ini, mungkin ini perlu saya paparkan dan jelaskan lebih dalam lagi. Pengalaman saya selama ini sering menerima pembunuhan karakter dari rekan kerja saya yang kebetulan telah kenal saya sebelumnya, dia mengetahui latar belakang , pendidikan, track record kerja saya, tetapi kenapa dia selalu meng-underestimate saya. Setelah saya mencari informasi dan introsfeksi ternyata saya lebih memmiliki peluang untuk maju di perusahaan itu .

Tetapi salah satu yang tidak saya miliki yaitu saya tidak biasa membeli Lidah sapi di pasar alias saya tidak bisa menjilat atasan. Nah mungkin karena itulah , perkataan-perkatan orang itu selalu menjadi referensi si Bos tersebut.
Jangan mudah putus asa menghadapi hal seperti tunjukkan dengan prestasi kerja, bukan dibalas dengan intrik atau omongan-omongan yang tidak bermanfaat. Jika dia menampar pipi kiri kita, berikan dia pipi kanan kita, dia melempari dia dengan kotoran, balas lempari dia dengan senyuman atau batangan emas, Jika mereka menjelek-jelekkan kiat, balas dengan bagus-baguskan dia, Teruslah bekerja hingga si Bos termakan omongan orang tersebut , hingga si Bos memecat kita.

Atau ikuti permainan orang tersebut dalam bekerja hingga ke akar-akarnya, ketahui dengan seksama semua rahasia, bukan berarti untuk menjatuhkannya, tetapi supaya kita bisa survive atau langgeng di perusahaan itu. Dalam sejarah, umumnya pemegang screet suatu perusahaan jarang akan tergusur. Serta yang paling penting kuasai semua bidang pekerjaan di perusahaan tersebut karena itu penting sebagai bekal pengalaman kita untuk bekerja di perusahaan lainnya.

Yang jelas Pembunuhan karakter  Character Killling, tidaklah baik, karena akan mengakibat orang patah semangat, putus asa, sulit berkembang atau kehilangan daya kreasi bahkan dapat menyebabkan kematian jika si korban tidak kuat menghadapinya, dan bagi keluarganya tentu akan menimbulkan kelaparan, karena tulang punggungnya yang memberi nafkah tidak bekerja, secara tidak langsung dapurnya juga tidak akan ngebul. (*)

*) Pengirim Tulisan adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9