13 Agustus 2019

Tari Thengul Meriahkan HUT RI di Istana Negara

    Selasa, Agustus 13, 2019  

SeputarBojonegoro.com – Tari Thengul awalnya hanya tarian tradisional yang terinspirasi dari Wayang Thengul asal Bojonegoro dari hari kehari kini semakin terngiang gaungnya

Tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari secara berkelompok dengan gerakan, ekspresi dan kostum yang menyerupai wayang thengul, pelan tapi pasti, tari thengul menjadi ikon kesenian asli Bojonegoro yang semakin dikenal oleh masyarakat luas. 

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini tengah berupaya menggebrak dan menggencarkan kembali thengul menjadi salah satu ikon daerah. Upaya tersebut membuahkan hasil yang membanggakan bagi masyarakat Bojonegoro. 

Di hari Kemerdekaan Negara Repuplik Indonesia yang ke-74, thengul Bojonegoro akan berangkat ke Ibukota untuk tampil dalam upacara kenegaraan di Istana Negara. Sebanyak 246 penari yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA dan Mahasiswa ini akan menyapa dengan hangat Presiden RI, dan seluruh tamu undangan yang hadir.

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengaku sangat bangga dan mengapresiasi atas proses dan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah bersama masyarakat Bojonegoro. 

"Mengidupkan kembali kesenian yang hampir terlupakan ini tidaklah mudah, apalagi untuk dijadikan sebagai icon atau identitas sebuah daerah," ungkap Bupati. 

Kesempatan untuk tampil di Istana Negara pada acara peringatan kemerdekaan Indonesia memang jadi kabar baik bagi pariwisata Bojonegoro. Dengan ini, kesenian tradisional asli Bojonegoro bisa dikenalkan secara lebih luas lagi. [red/sbc]

06 Oktober 2017

Warga Sekitar Banyuurip Bangga Ada PIK

    Jumat, Oktober 06, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi


suarabojonegoro.com - Keberadaan Pusat Informasi Kesehatan (PIK) yang diinisiasi oleh operator Lapangan Migas Banyuurip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan bermitra dengan Kampus Ungu, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada (STIKes ICsada) Bojonegoro, dirasakan manfaatnya oleh warga. PIK ini merupakan bagian dari Program “Aku Sehat”.

Sejak dibuka pada Agustus 2017 di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, PIK telah dimanfaatkan warga sekitar. Pusat interaksi warga dengan petugas kesehatan ini memiliki beberapa fasilitas, seperti Kantin Medis dan meja konseling kesehatan. Selain itu, di sana petugas bersama kader dari 4 Desa Mitra, yaitu Desa Gayam, Brabowan, Mojodelik dan Bonorejo semingu sekali melakukan senam dan ngobrol sehat. Di tempat yang sama juga dilakukan pemenuhan 14 kebutuhan dasar anak melalui bimbingan pelajaran sekolah dan perilaku sosial.

“Kegiatan bimbingan pelajaran sekolah dan perilaku sosial di ikuti oleh kurang lebih 48 anak dari Desa Mojodelik dan Bonorejo. Kegiatan dibagi sesuai kelas dan dilakukan setiap hari kecuali Sabtu malam,” kata tenaga ahli Program Aku Sehat, Nurul Jariyatin.

Nurul menjelaskan, PIK juga mempermudah warga yang membutuhkan bantuan dari tenaga medis. Warga bisa langsung ke kantor PIK untuk berkonsultasi terkait kesehatan atau mendapat pertolongan pertama dari petugas.

“Sejak keberadaan Tim EMCL melalui Program Aku Sehat yang diselenggarakan bersama Kampus Ungu STIKes ICsada, warga merasa sangat terbantu. Karena Tim dianggap sangat peduli pada warga, hal ini sebagaimana diungkapkan banyak kader dari 4 desa,” tegasnya.

Perempuan yang juga Ketua Yayasan Dharma Cendekia itu menambahkan, kalau Tim Program Aku Sehat bisa terus membawa banyak manfaat pada warga, hadir sebagai saudara dengan penuh cinta. “Sesuai logo Program Aku Sehat, yaitu terus semangat untuk tebar manfaat,” katanya.

Sementara itu, keberadaan PIK juga mendapat apresiasi tinggi dari kader 4 desa mitra. Seperti disampaikan Kader Desa Bonorejo, Dian. Menurutnya, sejak ada Program Aku Sehat yang di dalamnya terdapat PIK, masyarakat semakin semangat untuk menjaga dan sekaligus memperhatikan kesehatan.

“Adanya PIK bisa memperkuat layanan kesehatan di tingkat desa. Kami bersyukur, karena saat ini untuk sharing tentang kesehatan lebih dekat karena PIK,” jelas Dian

Dian menambahkan, pengobatan yang digelar telah membantu masyarakat yang kurang mampu. Tidak hanya itu, warga juga bertambah percaya pada model pengobatan gratis yang awalnya dulu kurang diminati. “Sekarang warga sangat terbantu,” cetusnya.

Senada dijelaskan Kader Desa Mojodelik, Patrem. Bagi dia keberadaan PIK sungguh membantu warga. Apalagi Tim EMCL yang terjun ke masyarakat sangat baik pelayanannya. “PIK sangat matoh,” pungkasnya. (Wan/Lis)

04 Desember 2016

Pasca Banjir Pecinta Alam 'Argopala' Adakan Baksos di Balen

    Minggu, Desember 04, 2016  
Reporter : Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Kepedulian Organisasi Pecinta Alam (Argopala) Kampus Universitas Bojonegoro (Unigoro) terhadap warga yang terdampak banjir yang dialami beberapa hari yang lalu, pagi tadi, Minggu (4/12/2016) melakukan aksi peduli kemanusiaan di wilyah Kecamatan Balen.

Puluhan pengurus organisasi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang mayoritas masih berusia muda tersebut menyambangi rumah warga yang menjadi korban luapan air bengawan solo di dua desa, yakni Desa Kedungdowo dan Sarirejo Kecamatan Balen Bojonegoro.

Ketua Argopala Riris mengatakan, Warga masyarakat pasca korban banjir sangat membutuhkan bahan pokok makanan. Sehingga kepedulian ini sangat penting.

"Semoga bantuan tersebut bisa meringankan beban warga sekitar," kata Mahasiswa jurusan teknik sipil itu.

"Warga setempat sangat berterimakasih ats bantuannya karena sampai saat ini masih tergenang air,"Kata Yuyus, Kepala Desa Kedungdowo.(Wan/Red).

05 April 2015

Karang Taruna Dalemkidul Bedah Rumah Warga Kurang Mampu

    Minggu, April 05, 2015  
SuaraBojonegoro - Sub Karang Taruna Dalemkidul, desa Ngumpakdalem, kecamatan Dander, kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali melanjutkan bedah rumah di lingkungan setempat. Kali ini, rumah yang dibedah milik almarhum Maskur, RT 12, RW 03.

Rumah almarhum Maskur berukuran 4 x 8 meter itu sekarang ini ditempati istrinya, Siti Hartinah (58), dan dua anaknya.

Sebagian atap rumah tersebut telah lapuk karena rangka atapnya terbuat dari bambu. Jika tak segera dilakukan perbaikan dikhawatirkan atapnya bisa ambruk. Dari latar belang itulah kemudian para pemuda berinisiatif melakukan pemugaran.

Ada beberapa perbaikan yang dilakukan. Di antaranya mengganti rangka atap, dinding, pembuatan kusen dan lantai. Semua pekerjaan dilakukan secara gotong royong oleh pemuda dan warga dari empat RT yakni RT09, RT10, RT 11 dan RT12.

"Total anggarannya sekitar Rp5 juta. Namun semua biaya itu dilakukan secara swadaya. Dari iuran pemuda dan sebagaian warga yang mampu," kata Ketua Sub Karang Taruna, Sulaiman.

Bedah rumah milik almarhum Maskur ini merupakan yang ke sembilan kalinya dilakukan pemuda dan warga lingkungan Dalemkidul. Sebelumnya, rumah Bambang di RT10/RW03 juga dibedah pada Desember 2014 lalu.

"Diharapkan dengan kegiatan seperti ini akan menumbuhkan kepekaan sosial dikalangan pemuda untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, khususnya warga tak mampu," Lanjut Sekretaris Sub Karang Taruna Dalemkidul, Samsul Arifin. Bagi Siti Hartinah, untuk dapat memperbaiki rumahnya selama ini hanyalah sebuah mimpi.

Karena penghasilannya sebagai pembantu rumah tanggga dan anaknya yang bekerja serabutan tak cukup untuk memugar rumahnya.

"Kami sangat berterima kasih sekali kepada pemuda dan warga yang sudah mau memperbaiki rumah ini. Tanpa bantuan ini saya tak mungkin bisa memperbaikinya," pungkas Tinah. (Red)

14 November 2014

Wartawan Dihajar polisi, Alasan Perintah Atasan

    Jumat, November 14, 2014  
SuaraMakasar - Puluhan wartawan dari berbagai media yang meliput bentrokan antara polisi dengan mahasiswa di depan kampus Universitas Negeri Makassar di Jalan Pettarani, Makassar, ikut menjadi korban keganasan aparat. Situasi memanas, saat salah seorang wartawan dari media nasional dipukuli oleh aparat menggunakan helm hingga mukanya mengalami pendarahan hebat, Kamis (13/11/2014).

Tak terima rekannya dipukuli puluhan wartawan mendatangi polisi dan terjadilah keributan antara aparat dengan wartawan. Beberapa wartawan dipukuli dan ditendang oleh aparat, kamera video dan foto mereka pun ada yang dirusak.

Wartawan dari televisi nasional yang sedang live, juga dipukuli oleh aparat yang sudah tidak terkontrol. Ikbal, fotografer koran nasional, mengaku, selain dipukuli dan ditendang, memori kameranya dirampas oleh aparat. "Mereka marah karena saat mereka menangkapi mahasiswa kami foto, jadi mereka rampas," ujarnya kesal. Serupa dialami Asep, juru foto dari koran lokal.

Dia mengalami luka pada bagian betisnya karena ditendang dengan sepatu polisi, "Saya sudah menunjukkan Id Card, tapi malah kamera saya mau diambil," katanya. Sampai berita ini diturunkan puluhan wartawan masih berkumpul di depan kampus UNM menunggu penjelasan dari pihak Kepolisian dan meminta pertanggungjawaban insiden tersebut.

 Sementara itu, Pascajatuhnya korban kalangan jurnalis saat meliput aksi demonstrasi anarkis mahasiswa UNM, beberapa oknum polisi yang turut serta dalam pengamanan Kamis 13 November siang tadi mengeluarkan pengakukan mengejutkan. Mereka mengaku menjadikan wartawan sebagai pelampiasan lantaran perintah atasannya. “Apa yang kalian alami hari ini perintah atasan kami.

Kami hanya menjalankan tugas,” ujar oknum tersebut melalui pesan Blackberry Massangger dan meminta identitasnya tak dipublikasikan.

Saat ditanyai identitas atasannya, oknum tersebut enggan menyebutkan. Dia hanya menjelaskan. atasannya memerintahkan untuk tidak membiarkan wartawan mengabadikan gambar melalui kamera saat aparat menangkap demonstran anarkis. “Ada salah satu media yang terbit pada hari minggu mengangkat foto oknum polisi menyeret mahasiswa.

Makanya kenapa aparat represif juga kepada wartawan. Semuanya perintah atasan dinda,” ceplos oknum yang bertugas di wilayah hukum Polrestabes Makassar itu Sebelumnya diberitakan, tiga insan pers menjadi korban kekerasan aparat masing-masing Waldy wartawan Metro TV yang mendapatkan luka bekas hantaman tameng aparat, Iqbal Lubis, fotografer Koran Tempo yang dirampas memory card kameranya, dan Asep, fotografer Harian Rakyat Sulsel yang dikeroyok petugas. (Kem/SAS)

Sumber; http://m.okezone.com/read/2014/11/13/340/1065116/puluhan-wartawan-babak-belur-dipukuli-polisi
Sumber: http://fajar.co.id/2014/11/13/ini-alasan-polisi-pukuli-wartawan-di-unm.html
Foto: Sindo
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9